icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Perihnya Jalan Taubatku

Bab 4 Kejutan Yang Indah

Jumlah Kata:1207    |    Dirilis Pada: 24/03/2023

minta rekanya membawa masuk kembali Bram da

itu terdengar, mereka terus menyalakan lampu blitz kamera untuk mend

am masuk ke dalam ruangan dimana dia dan keemp

ejam sembari membayangkan masa depannya yang k

ini kita tak akan pernah kuat menghadapi konser

rir musiknya yang memang begitu padat sehingga unt

!” seru Swarna memasuki r

ecepat

kita pergi hari ini juga, kalian tak u

ap untuk pergi seperti per

il ambulan rumah sakit lewat jalan belakang a

udian Bram dan teman-temannya kemudian dinya

n rumah satu-satunya yang ada di hati Bram hanyalah

depan rumah wanita paruh baya ini lalu mencari posisi p

memang tak mengatakan te

i Ujang,” tutur Enin lalu membuka

ngat yakin akan mendapatkan sambuta

ng langsung memeluk Bram seperti ap

ucap Bram berkali

Enin terus mengucap syukur Alhamdulillah atas kembalinya Bram, dia terus berhara

ng kalau Ujang p

kej

u yang sudah berbulan-bulan tak dijumpainya. “Keju

ngkahnya lalu menoleh ke arah

emarinya,” jawab Swarna sambil menyalakan kembali mesin mobilny

sia

Nin. Nanti Ujang c

ita berdaster melintas di depan rumah Enin kemudian b

nin dengan nada sinis. “Kok p

t?” ketus Enin samb

” tunjuk tetangga

tu, dia ini ujang

ia gak akan masuk penjara, Nin,” lede

kemari kalau Cuma m

kayak gitu kok dibilang ujang sho

ngak ganggu kamu

e Pak RT mau lapor biar itu peng

aba dadanya yang tak menyangka tetangganya bisa

menyangka jika kembalinya dia di rumah neneknya akan disambut

gan Bram menuju tamunya sederhananya. “Nin belum masak si

ari tempat ini. Bram takut mere

lisi yang kemarin kemari, yang nyusul kamu. Dia diminta kasih En

Pak RT

yang sinis selama k

SK

n Enin supaya mereka ga

pergi mereka sesin

an betapa dia telah bertahan tinggal di rumahnya yang

ng tinggal kita yang sama-sama menguatka

ram minta orang untuk pinda

orang-orang itu. Pokoknya Ujang yang kuat iman, ya

ya air mata yang menggambarkan betap

ari ibunya ini masih tegar berdiri di sampingnya hingga Bram kembali mendapatkan kep

jang?” tanya Enin dengan sua

tah

s semangat. Ujang kan punya Widi,

itu lagi, Nin. Ayahnya ya

Jang, apa benar ayah mert

mang sudah bilang padaku kalau dia tau soal in

, ta

i. Karirku sudah hancur karena dia,

gi cucunya, tapi nasi sudah menjadi bubur namun

kamu lanjutk

a kuliah lagi?” Bram mengge

tinggal skripsi aja. Bisa lah nan

kata-kata neneknya itu hanya sebu

kir Enin ngak bera

yum karena bukan itu

us a

ana raut wajahnya kelak jika kembali ke ka

encoba membuat cucu

m ma

Biar Bram jadi sarjana. Berat memang, tapi k

butuh waktu biar Bram berani

m

ia lalu memeluk wajah Bram yang masih saja tak bersemanga

rdoa dengan tulus, Allah akan kuatkan hati ujang sholehnya Enin,” tutur Enin dengan b

t. Tapi Bram yakin, Enin

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka