Perihnya Jalan Taubatku
Araya yang merupakan gitaris handal dengan
am dengan nada
rus lih
ntuk konser terakhirnya di tur 7 kotanya kali i
rsiapkan acara 3
engar permintaan istrinya itu. "K
us merayakan kehamilanku ini
a
menggelengkan kepalanya. "Kenapa u
ita tak boleh tak men
u pasti
sakral untuk ayahku, jadi kamu har
I
intaan ayahku. Aku sudah hamil 3 bulan, in
embekap mulut Widi dengan tangannya yang kasar kemudian mendekatka
. Jangan apa ya
E
epanku dan kau taukan apa jadinya," ancam B
al Widi dengan mulut yang masih
pai kita tak punya masa d
in erat menyumbat mulutnya dan saat Bram melonggarkan ta
ab atas anak ini. Aku cuma ta
pis membuat Widi percaya k
ri, kau juga tau apa yang
elebarkan kem
ba dan kau tau apa yang bisa dilakukan ayahku sel
e
tak menyangka jika wanita yang dinikahi secara s
enganku?" tanya Widi membuat Br
an fansku," bisik Bram lagi. "Pokoknya ijinkan dulu aku menghabiskan kontrak kerja dengan prom
er dan aku tunggu semua janjimu ata
ari hadapannya dan sesaat kemudian pria tampan ini pun me
yaanya dan tentunya Widi, putri yang merupakan putri tunggal pemi
yang membuatnya mendapatkan kesempatan konser di banyak kota di Indonesia dengan pe
ni sehingga meminta dengan sangat pada
emen yang bisa menjaga performanya dan satu-satunya suplemen yang paling pas untuk me
holil, manager band yang sudah
seru Bram s
an riuh penonton
memainkan gitarnya dengan ciamik hingga teriakan para group
semua teriakan itu membuat
beristirahat di backstage. Dengan langkah gontai Bram me
memberi kode pada gitaris
i pintu toilet yang berjarak bebe
elang yang sudah siap mencari bukti akan ketergantungannya pada ben
r
lastik kecil berisi sabu sudah siap di wastafel kamar mand
ahat itu. Tubuhnya yang tadi lelah perlahan terasa sangat ringan. "Fly
tu karena gitaris ini tak juga keluar dari kamar m
annya dan bangkit. "Ah, aku terlalu terlama di si
tanya kru yang
raih gitar yang diletakkan di atas kursinya kemudian menghadap ke ce
kru backstage sambil menepuk
tak usah
sekali lagi kemudian menuntun langkah Bram yang masih
penonton mengelu-elukan namanya membuat tak ada lagi orang
ng, dia terlalu lelah dengan hingar bingar p
nya supir yang membawa
ke rumah n
e ruma
u butuh tempat yang t
mobil ke sudut Kota Bandung tempat rumah nenek Bram berada. "Tar ka
kekeh Bram sambil bersandar ke jok mobil yang sud
langit masih gelap saat Bram turun dari mobil dan me
baya yang merawatnya pasca perceraian kedua orang tua
gilan anak laki-lak
dan Enin segera membukakan pintu rumah sederh
l di rumah mewah yang disewa perusahaan rekaman untuknya karena di rumah ini dia menemuk
lang ke
," jelas Bram sambil melangkah masuk ke dalam ru
Jang?" tanya En
udah tak tahan lagi deng
inta apa-apa. Ujang mau sh
membaringkan tubuhnya yang lelah di atas tempat tidurny
an tangannya tinggi kemudian berdoa. "Bismillah hirohman nirohim. Ya Allah jaga selalu cucuku. Aku yang salah mend
lu
n matanya segera membaca
ung jawab dirahimku. Ok kau tak pulang sekara
uk hal yang menyebalkan itu!" kesal Bram lalu mematikan ponselnya
pemilik perusahaan rekaman di tekannya aku terus," tambah Bram s
lalu melangkah mendekati pintu kamar cucunya yang terbuka
atian, tapi sungguh Enin tak berani bertanya
," gerutu Enin sambil terus memperhatikan cucu satu-satun
it kepala, mood swing dan yang paling parah dia selalu tidur dalam waktu yang l
anpa sepengetahuan Bram untuk menanyakan pada pe
an multivitamin pada wanita paruh baya itu untu
ian kembali ke rumahnya untuk ber
yang sudah tidur hingga jam 12 siang. "Ujang udah
lalu membuka matanya perlah
multivitamin dari puskesmas. Kata
Enin pergi ke puskesmas? " Bram
kenapa kalau En
, Nin!
pa?" Enin meras