Perihnya Jalan Taubatku
s perawatnya bilang apa? Eni
a tak bercerita banyak pada siapapu
g kamu sering kelelahan aj
nar
angnya kenapa? Takut amat?" Enin kembal
ngan bilang siapa-siapa soal Bram. Bram ini kan artis, ya. Jadi h
anyak-banyak istigfar. Enin teh sayang ke Ujang. Masa Enin
Neneknya dan berusaha menga
jang Cuma kel
ram yang baru saja merasa te
ma gak mau, Ujang teh keperosok ke dunia yang aneh-a
i takut nenek yang sangat dia sayang
mungkin kegoda yang
godaannya cewek cantik doang," kekeh
unan dari bapak
u sudah tur
salah, kamu ya janga
capan neneknya
lah, jauhkan Ujang ganteng ini dari yang jelek-jelek. Enin teh cuma punya Bram sekarang, jadi sing jauh
tatapan nanar ke arah sang
minta ampunan dan perlindungan dari Allah Subhana
kah keluar untuk memberikan waktu pada Bram yang a
jalan menuju kamar mandi untuk membilas pe
tu melihat pantulan wajahnya yang pucat, wajah seorang pecandu narkoba. "Aku harus sem
keluar dari semua ujian hidupnya ini, tapi semakin dia berpi
ai," bisik Bram lalu meraih rambutnya dan menjambaknya lagi. "Aku ini bodoh. Seharusnya hari i
oa terdalamnya di kam
r
r
r
nggedor pintu kamar mandi. "Ke
napa den
Keluar,
am lirih sambil men
a pintuny
egas. Dia segera membasuh sisa sabun di
dengan wajah bingung sambil berharap tak ada hal
Bram yang rambu
namanya Kholil, kan?" tanya E
mangnya
as lantai rumahnya. "Astagfirullah hal adzim," bisiknya lalu
, ada
dengan tatapan kosong berharap kabar y
emas saja lalu meraih bahu sang nene
ang namanya Kholil ditangkap polisi dengan baran
l
cat saja mendengar apa yang baru
rup band D'Klok pake barang d
mata yang sudah tak bisa lagi
im. Jang, kenapa kamu
r dulu
gi sekarang. Cuma kamu, Jang. Kalau
bisa diatu
Polisi dalam perjalanan kema
nuh rasa bersalah, dia terus menangis memohon
jangan sampai Enin lihat kamu naik m
ng hari ini, Nin. Pasti Bram
l
ampar keras wajah Bram membuat c
bur dari tanggung jawab? Nggak, Jang. Enin gak mau
pi.
k salah kamu tetap harus ke kantor p
ng sudah berlinang di waja
reka datang nyusul Ujang. Gak ada, Jang. Enin gak akan biarkan mau
ada banyak orang yang berjanji akan menolong
gu di sini!" seru Bram lalu meraih ponselnya dan mulai meng
us Bram lalu menghubu
pa, J
at panggilan telep
akan ada orang yang mau membantumu. Sud
sti ada yang mau bantu, paling tidak biar Br
u tak pikirkan ini se
perintah manajer Bram, jadi Bram
kenapa kalau kamu ke kantor
kalau sampai mereka lihat Bram di
ah,
perti anak kecil yang tak dapat bagian permen, di
an berbisik, "Percaya sama Enin. Di saat seperti ini, hanya Alla
ereka k
aja dirimu, agar saat kau disusul po
meyakinkan kalau dia tak akan lari seperti
ia kemudian menungg
o
o
o
rmi
k pernah siap di susul polisi dengan kondisinya saat ini. "Aku kabur aja," bisik