Genderang Perang Manusia Elektrokinesis
ata kemejanya banyak hilang dan memberikan tuduhan ke Gian. Hati Gi
arlen sedang
ena mencuci baju kami?" Suara Melinda berpadu dengan bunyi tongkat dih
gannya sudah rusak! "Lihat! Kau tak hanya merusak baju, kau juga merusakkan tongkat ini
dah berakhir. "Sayang sekali Hanz tidak melihat mama sedang m
tongkat pramuka adiknya yang sudah terburai b
akkan sebuah tongkat bambu yang tidak
berkata, "Cher, maaf, tongkatmu jadi begini
sikap cuek tanpa
agi, Gian masih merenungi kek
adi padanya adalah dia menjadi lebih kuat dan tid
n yang sangat dia butuhkan, mengingat dia mer
ingkan kepala saat teringat akan keluh-kesah dia pada
*
papun. Dia hanya perlu berpura-pura kesakitan agar para
dupnya bisa menjadi lebih d
mendadak saja energi listrik itu keluar tanpa Gian in
ran dan berkata, "Gi
rus kembali ke bangkunya untuk
at akan diserahkan ke guru. Tatapan kesal gur
ri. Sontak saja guru marah dan merenggut kertas dari tangan Gi
us membungkuk sebagai keseriusan d
tin untuk makan. Dia khawatir akan mengeluarkan listri
iswa lain yang biasa meminta uang ke
anya lima ribu, maaf." Gian berkata juj
alih-alih memukul, mereka malah tersengat arus listri
an lalu pingsan di lantai. Takut disalahkan, Gian berlari meni
*
lah sembari membungkus tangan kan
bisa diredam dengan kain. Dia bisa memegang lemari es tanpa
tangan bekas dulu dia mengiku
ian, banyak teman sekelasnya
-apaan sarung
edang cari
au pikir kau Michae
da seperti itu? Kau terlihat aneh! Dasar
ya. Seperti biasa, Alici
ai aksesori apa ke sekolah, kan? Yang penting tidak mengganggu pel
g dan lega karena kekuatan listrikny
tubuh super saja yang berguna baginya.
*
mengerjakan tugas sekolah di kamarnya yang dia ku
a ti
menandakan tikus tersebut berada di dalam kamarnya! Gian m
am lemari, dia menggenggam tongkat i
li terdengar, tapi sep
anya. Seekor tikus putih! Lekas saja dia pukulkan tongka
Melinda memukul sekal
Gian menyadar
alui lubang antah-berantah, Gian pergi ke kasur dan rebahkan t
m beberapa menit, dia merasa
Atau
a
ka melihat tikus putih tadi sudah berada di atas dadanya,
memekik sakin
saja, tikus putih itu berbicara. Ya, berbicar
il bangun dari rebahnya sehingga tikus pu
embali terdengar, sepertinya sang ibu sedang menonton tel
ia bermimpi? "Aku ... aku pasti berhalusinasi!" bisiknya sambil
Gian. Bahkan dia berdiri dengan dua kaki belakang sambil dua kaki depannya bertindak ala ke
oror ke tikus