MANDUL
hum Bapak. Ini sudah saya bagi-bagi untuk kita ber- delapan. Sesuai kesepakatan, dan sudah disetujui ibu. Saya selaku
wa yang artinya sauda
membahas pembagian harta. Lebih tepatnya pembagian s
ini. Ragil sebagai anak bungsu, dapet rumah ini, sebidang tanah di perkebunan dan sepetak sawah. Juga tanah
i itu tanah dijual buat hal-hal yang tidak penting . Toh gak ngingoni (menafkahi) anak kan? Jadi,
anto tidak tau mau menjawab apa. Toh ia juga bingung buat apa sih mem
n atas nama kamu kok. Makanya istrimu suruh hamil. Gak bosen kah kemana-mana berdua t
am. Malas berdeba
un tebu itu sertifikatnya masih di bank. Ibu gadaikan buat resepsi perni
ita ini. Pembagiannya kok gak merata?" Mbak Nana
n detail setiap jatah-jatah kalian. Kamu juga dapat jatah di kebun tebu.
ada anak. Beda lagi sama Yanto. Jadi, maaf yaa, To. Kamu harus be
menerima apa adanya), hanya mematung ta
amu sudah punya anak. Kalau istrimu gak bisa hamil. Nikah lagi saja lah. Ngapain nemenin istri yang tidak subur. Sudah jelas-jelas
ting tulang kalau gak punya anak it
ran, uang, dan rugi waktu," lanjut Mas Bambang,
us, gak ada berhentinya. Terus buat apa? Anak aja gak punya. Makanya aku se
Ami itu hanya
emua sini setor KTP. Buat pengurusan
dapat rumah. Aku aja rumah masih ngontrak. Mas
a warung di situ, Din. Nanti di warung kan bisa sambil buat tempat istirahat kalau siang. B
itu saja meninggalkan saudara-saudaranya yang sedang berdebat perihal tanah. Tak ia hiraukan Bu Ami yang juga beranja
mana?" teria
anpa berpamitan kepad
el di dalam dadanya. Bukan karena ia tak mendapatkan warisan tanah. Tapi karena omongan-omongan perihal anak yang terus mengganggu pikirannya. Rugi
tu bukan hal besar. Toh, Yanto tidak tertarik dengan sawah, kebun tebu atau harta lainnya. Kalaupun jatah Y
masih sedikit hangat kepada adik-adiknya. Namun, setelah menikah dengan Mbak Sri, Mas Bambang menjadi banyak bertingkah. Mbak Sri selalu memegang kendali terkait urusan harta. Mbak Sri dari dulu selalu meminta banyak sekali kekaya
mbang. Entah karena anak tertua atau apa. Bu Ami selalu memberikan apa yang Mas Bambang minta. Yanto masih ingat ketika Mas Bambang meminta Bu Ami menggadaikan s
lah kata Bu Ami jika disuruh mengingatkan
tak memiliki anak, Mas Bambang b
Rupanya Yanto mengendarai motor dengan sembarangan. Tidak ia sadari mot
au ya!" teriak supir
dan mengatur ritme degup jantungnya. Berkali-kali ia m
l sejauh ini, Izza selalu berusaha menjadi ipar yang baik. Bagaimana Yanto akan menghadap Izza dan bercerita perihal warisan dan ucapan-ucapan Mas Bambang? B
tetaplah mereka, dengan keegoisan dan sifat keras kep