MANDUL
erus-menerus hidup dalam kesepian. Kami mohon, jangan biarkan kami hilang harapan. Ya Robb, j
pantas. Baik dari tetangga, kerabat dekat atau saudara-saudaranya. Namun, siapa yang t
apa perlakuan dan ucapan orang-orang yan
ritakan semua kesedihan dan sakit hati ya
-Mu yang gagal menjadi pribadi sabar. Ampunilah hamba yang sering dzolim kepada mereka. Apakah itu
nnya, terekam begitu saja. Seakan-akan semua kejadian itu berputar ulang.
**
t bulan. Mbak Ina, menantu ke
ku? Ayo lomba ngasih cucu cewek buat ibu. Ayo lomba hamil. Oh ya cucu ibu kan lima belas cowok semua. Ay
ku segera menyusul," sahut Izza dengan sant
Ina? Kamu sih, kerja terooos, nyari uang terooos. Jadinya gak hamil-ha
ergi dari hadapan mereka. Kala itu
***
Yayuk, beberapa
sekilo, ya." Izza berbic
" jawab M
Hey Zaah, coba sin
mil," celetuk Pak Hasan yang tiba-tiba muncul dar
a memerah
gomong begitu." Spontan M
tau gak tau gaya-gaya kawin yang manjur. Sini aku ajarin. Suruh suamimu minum jamu. Dan kamu juga harus
gaya-gaya bercinta. Izza awalnya diam saja. Ia ca
Aku kasih sumbangan sperm** gratis. Ku-kasih patungan sperm* mil
Matanya menatap taja
ewaktu-waktu ajal datang. Gak baik kan kalau sampean sakarotul maut dalam keadaan nawarin tetangga nunggi***g dan promosi sperm* basi khas aki-aki. Nanti gimana kalau sama malaikat dicabut nyawanya keti
ehan Pak Hasan. Dikira ini lucu. A
gitu saja, dan Izza terdiam ser
**
belanja sayur ke warung l
h kilo. Total berapa?" Seperti biasa, setelah
ibu, Non," ja
anak. Kakakmu satunya sudah punya satu anak. Bahkan keponakanmu, anak masmu juga sudah beranak. Padahal ponak
lam-dalam dan ia tersenyum. L
a itu anak angkat sampean. Cuma selama ini saya masa bodoh entah Mbak Amina ini anak angkatmu, anak tirimu, atau anak apalah. Terserah situ. Bagi saya gak penting ba
**
arung Mbak Amina lagi. Suatu hari
ndang tiga kota
g. Itu kantong plastiknya di gantungan," kata Bu
engambil beberapa kotak p
Kan kamu gak punya anak thoo?"
kalau beli banyak, B
k hamil-hamil sih? Ini sudah sekian tahun lho. Mandul ya? Hati-hati suamimu menikah lagi, lh
l dudukan. Bulek sakit?" Izza bertanya perihal Bulek Marsiti karena dia menjaga warung
Sama agak pusing kepalaku, soalnya
julid ke saya yang katanya mandul nih? Banyakin ibadah aja lah, Bulek. Kurang-kurangin nyinyir. Toh saya meskipun kata situ mandul, saya ndak per
***
dadanya. Hanya di dalam doanya Izza bebas mengeluarkan isi hatinya. Izza menangis, mengadu, dan mengeluh. Dia se
n raut wajah yang sangat lelah. Izza mengusap wajah suaminya. Ada rasa sedih, kasihan dan merasa bersalah, kar
i sempurna ini, ya," bisiknya lagi. Perkataan itu ada