KETUA OSIS
olah karena dimu
ng podium seorang diri. Ia menunduk dalam tak kuasa
nya pula seluruh siswa yang menghadiri upacara Senin pagi ini mendemo pihak guru bagian pe
menyampaikan beberapa hal. Semua yang telah beliau sampaikan sangatlah masuk akal, tap
alah telak dalam argumen. Akhirnya dengan terpaksa men
ihat tenang. Bola mata coklat terang yang indah itu melirik seki
i akan mensukseskan sekolah bersama. Tak lup
dikit mendongak untuk menatap wajah ganteng lawan bicaranya
Gue yang dikenal cewek pemalu dan gak pandai bergau
ah memburu apa. Eva yang kurang bisa bergaul hanya punya empat orang teman semasa hidupnya.
k berkulit putih bersih kemerah-merahan bernama lengkap Brian Adam Girikan itu
am yang berat ak
justru putih bersih. Eva yang sedikit pesek sedangkan cowok itu dikaruniai hidung mancung. Alis dan bulu mata tebal berwarna hitam. Indah sekali dipadukan dengan kulitnya yang seput
kemudian menghembuskannya perlahan. Masih mengusahakan diri untuk teta
ara totalitas buat mensukseskan sekol
"Bisa kalo kita k
ya? Profesional yang Adam maksud ialah tidak menyangkutpautkan uru
na suatu alasan yang jelas. Kelemahannya yang kurang bisa bergaul sering kali membuat Eva kagok sendiri ketika menjalin hubun
emua. Tak mau mengacaukan project ini dengan mi
?" Eva bertanya p
ulit putih bersih itu mengendikkan bah
skan. "Yang selama ini digadang-gadangkan sebagai ketos kan lo. T
jah datarnya. "Mending lo pikirin nasib lo sendiri ke depannya. Gue rasa hati l
ircle-nya satu sekolahan," lanjutnya lagi. Tapi kali ini
eberadaannya. Siapa yang tak tahu? Eva anak beasiswa. Ia yatim. Ibunya bekerja sebagai penjual kue di pasar
asaan si gadis miskin itu. Bahkan kompak untuk menjadi murid pe
eh bu Rani hingga seluruh siswa kalah telak kehabisan argumen untuk
"Bangga lo dibe
atap tajam lawan bicaranya. Melawan Adam yang m
ka yang koar-koar di lapangan demi gagalnya pelantikan gue sebagai ketos akhirnya bungkam
Eva tak punya banyak teman selain karena ia tak pandai bergaul, gadis itu juga tak bisa mengerem mulutnya untuk menjaga keramah-tamahan pada sesama. Lihatlah bibir peach-nya t
Ia pantang tersentil meski sedikit saja. Mereka membangga-bangga
yang lebih
*
n model khasnya yakni melilit leher kemudian terikat rapih di bagian belakang sedang
Hampir seluruh ruangan SMA TB memang didesai
ya perlahan hingga timbulkan decitan. Suara yang sukses menarik atensi hingga suasana kelas yan
wi berbandana maroon yang kebetulan duduk pali
i dahinya menyahut. Tangannya menepuk sok asik bahu cew
megang-meg
amat. P
urusa
ra menyaksikan drama tersebut. Ia mengedar pandan
Eva. Belum sempat gadis itu menoleh ke belakang, tubuhnya sudah lebih dul
a di bawah kendali cowok tadi. Namanya Artanabil Hibrizi. Ketua geng Kompeni, sang legendaris yang telah berdiri sejak setengah abad silam. Sel
lah internasional, tetapi prestasinya harum semerbak sampai ke seluruh dunia. Tak jarang dalam ajang pe
ke dalam kelas ini benar-benar
ramasta, cowok yang kerap dipanggil Yoyon itu menyuarakan tanya de
lami peran, setelah berkata demikian Yoyon langsung berjoget
ngkap Reza Pahlevi yang saat ini berdiri di sebelah Yoyon langsu