Mon Amour
kamarnya hanya bisa terisak sambil menekuk lututnya dan membenamkan kepalanya di antaranya. Ia tahu ji
cukupkah aku yang selalu menahan cemburu saat kau menggoda wanita yang lain. Lalu, apakah
t
ama sekali tak akan
apa bangganya kedua orang tuaku na
kesunyian meski ia tahu ta
dalam-dalam karena hanya adikmu l
nggal tentang hal itu. Ia masih merasa jika hatinya sama sekali belum terbuka untuk orang yang menjadi tunangannya sa
tinggi materi dan martabat keluarganya. Ia akui juga dulu ia menerima pernyataan c
imana tidak? Di usia muda ia telah mendapat jabatan CEO sebuah perusahaan besar -meski pada kenyataannya ia mendapatkannya karena terpak
agi ka
jak usia belia, pergaulan yang luas, dan sekarang ditambah den
ia iri pad
mana
bukan sebuah hal yang patut untuk dibanggakan. Mereka hanya memandang biasa akan hal itu. Menganggap bahwa hal itu adalah hal yang seharusnya ia lakukan. Ia tak
malah memilih menja
n mengabaikan permintaan orang tuanya yang memintanya untuk memasuki jurusan bisnis seperti kakaknya. Hal itu telak menjadi pukulan berat un
. Hal itu mendapatkan perhatian besar dan sebuah penerimaan yang besar dari mereka. Setidaknya, kehadiran Avan menjadi hal yang membuat orang tuanya memandangnya kembali. Ia tahu, orang tuanya tidak bermaksud kejam
ia menjadi mahasiswa baru di universitas itu. Sayangnya, Avan tidak berani mendekatinya karena ia tak yakin akan waktunya karena kesibukannya yang seakan di kejar waktu untuk belajar mengenai bisnis dari
kang mereka. Avan yang memiliki kuncir panjang, dan adik kembaranya yang hanya memilih model undercut. Ia juga tahu jika adik Avan sama sepertinya, sama-sama bukan
tapi, s
aja hal i
lah saatnya
rus menahan kesal akibat perlakuan pria itu. Ia tak tahu maksud Avan seperti apa. Namun, seringkali ia mendengar dari mulut pemuda itu jika ia hanya ingin menguji kesetiaannya pada sosok Avan. Hell, jika saja orang
ang
h sesuatu yang terlalu mewah u
ang buruk di matanya. Ia mendapat pandangan baik selama ia mengenal pemuda itu. Ia tahu jika Vian bukan pemuda yang suka mengobral omongan manis kepada setiap wanita. Ia bahk
pat kepercayaan dari ibunya, ia tahu jika Vian tak pernah menganggap remeh akan hal yang ada di hadapannya. Tak ayal, hal itu menjadi sebuah ni
untuk menyiapkan sarapan kita. Pastikan kulkasmu
e
telah berakhir. Ia juga tahu jika ia harus menata ulang lagi apa yang harus ia lakukan untuk kedepannya. Ia merasa jika hatinya saat ini lebih m
jika harus sederhana, karena ku harap setelah ini aku tak tertekan akan bayang-bayang tuntutan orang tu
na
aminya tahu bagaimana cara menghargainya. Ia memang belum mengenal Vian lebih jauh. Namun, dalam pandangannya, Vian bukanlah pria keras pada
an baik, meski tak memiliki kemewahan yang kakaknya miliki. Ia ingin hidup sederhana dengan pri yang menyayanginya dan menghargainy