Pesona Istri Simpanan
dihan di mata wanita ini sehingga ia l
rhadapmu, apakah kau masih ragu? Aku akan melakukan a
ku tahu kau sangat mencintai aku, aku tahu kau akan selalu melindungiku. Issa inilah
ka. Di depan telah berdiri beberapa orang. Seketika Lily m
asih on, jadi masih sempat menangkap moment mesra di dalam
ngat tidak senang jika privasinya diumbar ke publik. Dia menggeram dan siap menangkap kamera
dulu, "Izz, biarkan saja. Mereka juga perlu berita agar dapat bertahan sebagai wartawan. Mereka juga perlu makan. Jadi, jika mereka mengambil beberapa gambar kita
rsenyum manis dan berkata, "Kamu boleh memposting foto yang kamu ambil tadi, tetapi kedepannya mohon hargai privasi kami. Bagaimana pun, bukankah dila
k dengan cepat, dia berucap dengan
keramahan yang sama, "Tid
cap reporter itu
asih marah karena perkara wartawan berita tadi?" ta
a!" jawab
ja, "Izz, jangan marah, ok? Maafkan aku. Aku hanya tidak ingin memutuskan rezeki orang lain. Kita tidak
s, aku sangat tidak suka difoto atau nama dan fotoku terpajang di media. Aku hanya ingin hidup tenang saja seperti manusia layaknya. Jika p
ka dia bertemu dengan istrinya ini, barulah cerita hid
menyesal karena menikahiku. Kau tahu jelas, aku seorang publik figur, t
ng... Maafkan aku. Maafkan aku tidak memikirkan dirimu. Aku yang
aku yang terlalu memaksamu. Oh, ya, kita belum pesan makanan, kenapa sejak
hon maaf karena menunggu, Tuan dan Nyonya silakan dilihat-lihat menunya," ucap peremp
ya menatap sosok yang paling tidak ingin ia temu
yang melotot, kini wajahnya berbuah menjadi sangat
ubahan gerak-gerik dari keduanya. Wani
igemari pengunjung di sini," ucap Lily denga
g
embali ke kenyataan. Perlahan ia mengontrol pera
cara lagi, "Nona ini, bukankah nona yang mau
oleh pesonanya. Suaranya begitu lembut seperti embusan angin di musim semi, lembut dan halus beralun ke telinga. Apalag
l menundukkan kepala. Sungguh ia tidak ingin
' seperti Issa, takdir malah mempermainkannya
terlihat buru-buru. Tetapi aku masih tidak mengerti, sudah buru-
h!
a diberikan Kaire! Pertanyaan i
ahli percakapan, "Sayang, tidak
a dengan kaku, "Tolong antar saja makanan yang menjadi menu favorit di res