Pesona Istri Simpanan
tahu bagaimana harus bertindak setelah
gaimana cara gadis itu menjalani hidup s
irannya benar-benar kacau balau, seperti se
uskan resign dari perusahaan ini karena
anya menduga-duga di sini. Dia harus men
sa memanggil asisten pribadinya
segera muncul
ri perintah, "Cari tahu tentang karyawan wa
h!
ertanya, "Apakah terj
melainkan tatapan tajam Issa, yang
Presdir, akan saya bawakan resume-nya ke sini." DiBian datang dengan amp
minta tadi." Dia meletakkan
lu mengangkat tangannya, memi
itu. Hal yang pertama kali dia lihat adalah, pas foto
memang sedang m
an mulai membaca isiael Palalo
" Issa semakin tidak karuan, dia dipenuhi rasa bersalah. Matanya juga men
il kunci mobilnya, da
at Bian, "Presdir,
ian melanjutkan, "Aku ada urusan mendada
api...." Bian m
an panggilan tersebu
ark Con
at sederhana, sehingga tidak memerlukan card atau chip access untuk memasuki lift-nya. Han
Namun, setelah sampai di tempat itu, Issa malah bingung
t dingin mulai mengisi kening Issa, bahkan tangannya
iliki nyali untuk menghadapi gadis itu, hingga sampai terdengar suara tanda
pan rumah Kaire, karena ketepatan kedua rumah yang ada di depan rumah Kaire tutup, jad
a, "Kaire, apa kau yakin, kau baik-baik saja? Tapi
khawatir, aku b
ak tadi saja kau kebanyakan diam. Aku tanya, kau hanya jawab,
rmu sejak tadi sudah menelepon? Sekarang, te
Bukankah kau butuh pekerjaan untuk biaya kuliahmu
nyaanmu. Sudah, sudah, ingat pacarmu sudah menungg
iku jika terjadi sesuatu. Kaire, jika ada hal yang sulit, percayalah,
itahan oleh Kaire. Mereka baru kenal di universitas satu tahun yang lalu, tapi keduanya sudah sangat de
jika waktunya sudah tepat. Tetapi tidak sekaran
p, aku mengerti. Ja
sebelum akhirnya Mikha m
kan ditutup, Issa de
adapannya sekarang ini. Matanya melotot tidak percaya. Kakinya ter
nmu." Itulah ucapan per
jutannya, sebelum akhirnya Issa meneruskan ucapannya,
!!" Kaire histeris ketakutan. A
rus menahan pintu ketika meliha
tanggung jawab atas perbuatan
sa dengan sinis, "Bertanggung jawab? Ha ha ha... A
k-baik di sana. Aku hanya minta, kamu
pintu dan berjalan ke sofa kecil. Karena meras
amun ketika dihadapi dengan hal ini, tidak ada bedanya seperti pemuda yang masih baru beranjak remaja.
juga tidak tahan harus duduk berhadap-hadapan dengan pria yang kemarin mal
ang pertama kali kel
pan apa pun, ia bertingkah la