Pesona Istri Simpanan
di, pria itu memegang kantongan kertas cokelat mini, dan sa
ungkin saja 'melakukan' itu dengan sangat kasa
us
nnya sudah mau pergi, tetapi ken
ire maupun Issa, tidak ada yang berani buka su
suara. "Ini ... Hanya sebuah salep, apaka
malah melanjutkan bualannya, "Kalau kamu tidak mengerti c
idak percaya. O
a, Issa pun berniat meluruskan perkataannya, "Eh,
sih ada urusan lainnya. Anda juga bukannya seharusnya saat
an mengganggumu lagi, tapi
okelat itu dari tangan Issa. Issa
, "Baiklah, aku sudah menerim
pergi dengan tenang setelah
n kasar. Issa tidak tahu bagaimana kondisi gadis itu, tetapi jika dilihat dari video yang dia putar, dia memang sedikit terlalu gegabah dan terkesan kasar
elalu saja menoleh pada ponselnya, tetapi bukan karena sedang menunggu telepon ataupun n
sebenarnya dalam hati Issa paling jelas, dia sangat merasa bersalah. Dia dibersarkan dengan didikan rasa
, gadis kecil itu malah sudah menolaknya, lantas apalagi yang bisa ia berikan? Bahkan saat
ingin membuka peluang yang semakin banyak menaruh kecurigaan
selku padanya? Lantas kenapa dia masih belum menghubungi aku? Apakah dia serius dengan uca
suk. Issa dengan cepat melihat pada layar persegi panjang yang menyala itu. Bukan sebuah nomor yang tidak dik
enghubungi istrinya sama sekali. Seketika hatinya dipenuhi rasa bersal
kabarmu sama sekali sejak hari itu?} Lily yang le
oke?" Issa menyadari sikapnya yang keterlaluan karena bisa-bis
kabar yang baik untukku. Oh, ya, aku sekarang dalam perjalanan ke bandar
etika berbinar mendengar kabar itu. Di
amu tidak menghara
yang lebih jelas bagaim
ekarang. Kamu harus menjemputku di bandar
ang sangat senang, seketika dia melupakan masalah yang
sung, hanya saja Issa dengan sigap melindungi istrinya dari gangguan para wartawan, "Mohon maaf semuanya, istri saya baru saja tiba di tanah air, izinkan dia untuk beristirahat sebe
nkan sudah didapat, yaitu mengenai keharmonisan rumah tangga pasangan suami-istri tersebut. Jud
mu, kalau tidak mungkin sampai sekarang aku masih harus menjawab setiap perta
api ia tidak memberikan tanggapan apa pun, hanya s
lapar. Tadi aku tidak sempat makan karena in
. Bisa makan siang berdua dengan istri
akah aneh kalau aku mengajakmu ma
k, jadi waktunya tidak pas." Issa terlalu menjaga hati istrinya sehingga tidak akan secara langsung mengatakan hal-hal yang dapa
mbar di wajahnya, "Izz, maafkan aku. Akhir-a
n? Aku sudah menunggumu begitu lama baru bisa mendapatkanmu, lalu apakah aku akan ragu untuk menu
terdengar