Pesona Istri Simpanan
ketika Issa masih terjaga karena cahaya lampu yan
anpa sesekali melihat ke belakang. Sialnya, ketika dia hampir be
nya mas
e ke atas sofa dan menin
n pemberon
ik Issa, ia memegang kedua tangan Kaire yang selalu
h penting dariku, apakah hidup bersamaku hingga tua
l yang mencakup hidupmu?" Issa menaikkan volume suaranya, seper
presdi
akan seluruh perkataannya,
. Instingnya mengatakan b
sa terk
rti monster tanpa hati, ia sama sekali tidak memedulikan pemberontakan Kaire, sebaliknya,
i, untuk menghentikan jeri
kasar dan dalam. Tidak a
ut dan brutal, mencerita
n dan k
ini, Kaire tidak ada bedanya seperti sed
, Issa berpindah mencium kedua 'buah kemb
ali-kali karena ulah Issa.
rlakukan s
dengan sangat memohon. "Jangan seperti ini. Lihatlah, lampu suda
eminta pembebasan, namun Issa seakan m
ukan daging' kenyal bulat
ta
um terlalu banyak dengan kadar yang tinggi, membuatnya berpikir bahwa wanita ya
an pernah! Cukup selama ini aku yang mendengarka
dan mengecupnya. Perbuatannya semakin lancang dan menggila. Issa terus mengeksplo
sebanding dengan pria besar seperti Issa. Hingga akhirnya Kaire melemah dalam kungkungan Issa. Karena meskipun otaknya menolak semua perbuatan Issa, namun entah mun
g tidak terkira tatkala pria itu 'mendoro
t Kaire memekik hingga m
n rasa sakit itu membuat air matanya ke
" Ronta Kaire
nnya, membuat Issa
ang ada di bawahnya, memerhatar. Issa menarik dirinya dari Kaire, tapi h
u dapat merasakan bagaimana sakitnya ak
atakan itu, Issa kemba
pasrah, karena memberontak pun, sudah dia lakukan namun hanya sia-sia. Semakin dia memberontak, Issa semakin menggila dalam aksinya, semakin d
an segalanya di dalam rahim Kaire dan te
t sejak tadi, belum lagi
ng ia dapatkan dari pelelangan. Ia berharap bisa menghabiskan anggur yang di
habiskan anggur itu denga
enjadi
sinasi berat, seorang petugas kebersihan di perusahaannya pun
bagian kedua pahanya. Lupakan tentang kesakitan, yang paling sakit di sini adalah, di bagian hteman dukanya, silih berga
elah menodainya itu. Seketika pikirannya menggelap begitu melihat botol
ra
aca yang berserakan di lantai. Sementara
t saja mengenai kulit, sudah past
elayangkan tangannya yang memegang botol itu, ke arah kepala Issa, rupanyaang di tangannya ke sudut ruanga
a bisa pergi dengan membawa kesakitannya. Dia tidak akan pernah bek
empat ini sudah menja