/0/15094/coverorgin.jpg?v=e47e40b3c69070a2e7c84429b1b2df6d&imageMogr2/format/webp)
Suara alunan gitar terpetik dengan merdu di balik sayup-sayup redup pagi di atas rooftop gedung asrama Mahasiswa Trisakti.
Kisah ini adalah akhir dari kisah cinta si Ghifa padanya. Sebuah akhir yang tragis, namun nyata di depan mata
Ia hanya bisa merenungi hari-haru sepi dan ia pun lantas berkata dalam hati....
Hari ini, adalah hari pertama aku mulai meratapi hari-hari dengan kesendirian.
Kesendirian yang membelenggu ini.
Membelenggu hati ini, meratapi hari-hari kelam ini.
Tanpa adanya seorang kekasih yang menemani atau menyayangi.
Wahai, Amanda Manurung tak segampang itu, melupakan
Terdiam dan tak bisa berkata. Hanya tangisan yang mengiringi lantunan gitar yang terpetik indah.
Nada-nada sendu diiringi embun pagi, semakin menguatkan rasa kelabu di hati.
Masih terasa dan berbekas selalu di dalam relung hati seorang Ghifa akan rasa sakit hatiku ini kepada seorang gadis yang telah mencampakkannya, terlebih tanpa alasan yang jelas. Bahkan meninggalkan luka yang tak mungkin untuk dilupakan seumur hidupnya.
Yang ada di pikirannya yaitu...
Luka yang kau torehkan ini tak mudah, untukku sembuhkan, bahkan untuk selamanya di hidupku?
I love you!
I love you!
Never, never, never....
I love you so much!
But, this is faded and shameless..
Ia berkutat dengan hatinya, dan seraya berkata.
"Apakah kau mengingat nya kembali, masa-masa kita bersama dulu?
Berpegang tangan bersama?
Bernyanyi bersama?"
"Makan malam berdua dibawah sang rembulan bersama?
Atau saat kita berciuman?
Kini, semuanya hancur?
Telah hancur menjadi berkeping-keping?"
"Semua harapanku telah terhempas oleh angin lalu?
Kita harus berpisah tanpa alasan yang jelas?
Itu sangatlah menyakitkan!
Bahkan, setelah 3 tahun kita berpacaran?
Apakah ia tak mengingatnya?
Masa-masa indah kita?
Semua kenangan manis kita?
Dan apakah, ia melupakan semua kenangan kita dahulu?"
Jujur, satu kata yang ingin Ghifa luapkan padanya yaitu....
"Benci
I hate you!
I hate you!
Never, never, never....
I hate you so much! In my heart and in my life"
Namun semua itu, kini terasa tertampar dalam di pipinya.
Yaitu kata Mengapa?
"Mengapa ia tak bisa melupakannya?
Mengapa, ia terlalu susah untuk membenci nya?
Dan mengapa, aku terlalu susah untuk mengatakan tidak, dan hidup jauh dari jerat cintanya?"
/0/18268/coverorgin.jpg?v=297ee742711dcff1106f60cd69012e81&imageMogr2/format/webp)
/0/14257/coverorgin.jpg?v=6739d2b6e8d165ef97c017ae7d35c9ce&imageMogr2/format/webp)
/0/2900/coverorgin.jpg?v=41cd78c0c8bb9aff9a0541a13ce63e1b&imageMogr2/format/webp)
/0/7267/coverorgin.jpg?v=678d7d4e9c4dcfc24edd5139bf06dd3a&imageMogr2/format/webp)
/0/17785/coverorgin.jpg?v=86dde25f3ab3d9f218ff50cc775f2d06&imageMogr2/format/webp)
/0/16253/coverorgin.jpg?v=b07eac91bdcf93e5e5c8aae30b2b5b3c&imageMogr2/format/webp)
/0/5470/coverorgin.jpg?v=cbdf88d81c2addfd83ee09b879732ab1&imageMogr2/format/webp)
/0/3445/coverorgin.jpg?v=65301042cde472e4db046a33b8ddc99d&imageMogr2/format/webp)
/0/3495/coverorgin.jpg?v=432c15f4c9da0a4d8f1c72fe80874691&imageMogr2/format/webp)
/0/12844/coverorgin.jpg?v=20250122183621&imageMogr2/format/webp)
/0/20365/coverorgin.jpg?v=9ea048a156a07abc0a8d4e99c56abc47&imageMogr2/format/webp)
/0/7146/coverorgin.jpg?v=cfc7e3b77fde65377f0a642b218879f9&imageMogr2/format/webp)
/0/18319/coverorgin.jpg?v=8658d886ce623d3b85471d091e38e670&imageMogr2/format/webp)
/0/2920/coverorgin.jpg?v=98acc4a30862b06bcde37c55161ec75e&imageMogr2/format/webp)
/0/6471/coverorgin.jpg?v=7846692f7733b66aea51974cc3881a33&imageMogr2/format/webp)
/0/5151/coverorgin.jpg?v=20250121173735&imageMogr2/format/webp)
/0/3794/coverorgin.jpg?v=29b08152631e5a776cf22312e410b9a2&imageMogr2/format/webp)
/0/6657/coverorgin.jpg?v=de649b1a1ee57a9b54074c1e3f1503c9&imageMogr2/format/webp)
/0/10868/coverorgin.jpg?v=a4dd3d464d42cf7ac36d8b555a995d88&imageMogr2/format/webp)
/0/17653/coverorgin.jpg?v=3bd50c0b069926fc1baf600374fce3aa&imageMogr2/format/webp)