/0/22562/coverorgin.jpg?v=79ad4da2ee8b4c1948bdf5f78f4c2217&imageMogr2/format/webp)
Alice selalu percaya bahwa kejahatan terbesar yang pernah ada di dunia ini bukanlah pembunuhan, tetapi pengkhianatan. Karena dari pengkhianatan, seseorang bisa kehilangan dirinya sendiri, bahkan kehancuran yang lebih buruk dari sekadar kematian.
Dan itulah yang ia lakukan.
Tangannya tidak berlumuran darah, tetapi hatinya penuh dengan racun. Sejak awal, pernikahan ini adalah bagian dari misinya, bukan kisah cinta seperti yang dipercayai Aaron. Ia adalah alat untuk mendapatkan jawaban, dan Aaron adalah kuncinya.
Namun, semakin lama ia berada di dalamnya, semakin sulit baginya untuk tetap berpegang pada misinya. Tatapan Aaron yang selalu lembut meski wajahnya dingin, cara pria itu menyentuhnya seolah ia adalah sesuatu yang berharga, dan bagaimana Aaron selalu pulang dengan membawa bunga kesukaannya. Hal-hal kecil seperti itu perlahan-lahan mengikis tembok yang selama ini Alice bangun.
Tapi tidak. Ia tidak boleh lengah.
Dari kaca jendela apartemen mereka yang terletak di lantai dua puluh, Alice menatap hamparan kota yang bercahaya. Cahaya lampu jalanan dan lalu lintas yang sibuk menciptakan pemandangan yang indah, namun itu tak mampu menenangkan pikirannya. Di tangannya, ada segelas anggur merah yang belum ia sentuh. Dini hari selalu menjadi waktu di mana pikirannya berputar terlalu cepat, mengingatkan dirinya pada alasan mengapa ia ada di sini.
Ponselnya bergetar di atas meja. Alice meraihnya dengan cepat, matanya menyipit membaca pesan yang muncul di layar:
Angel! Setahun terakhir dia tak meninggalkan jejak.
Mungkin pria itu benar-benar berhenti dari Black Organization.
Tapi tetap fokus pada misimu, Phonix punya banyak hal tak terduga.
Begitu ia selesai membaca, pesan itu langsung terhapus otomatis, meninggalkan layar kosong seolah tak pernah ada apa pun di sana. Alice terdiam, jemarinya mengetik balasan singkat sebelum pesan itu juga lenyap dari layar:
Pesan telah diterima. Kode 4.
Ia menutup ponselnya dan meletakkannya di atas meja dengan perlahan. Namun, pikirannya tetap melayang, jauh dari ruangan ini. Ada sesuatu yang mengganggu perasaannya-bukan hanya tentang misinya, tetapi juga tentang Aaron. Sesuatu yang belum bisa ia tentukan, tetapi semakin lama semakin mengikatnya.
Langkah kaki terdengar di belakangnya. Ia tak perlu menoleh untuk tahu siapa itu.
"Sayang, kau belum tidur?" Suara Aaron terdengar serak karena kantuk, tetapi penuh perhatian.
Alice berbalik, mendapati pria itu berdiri di ambang pintu kamar mereka, hanya mengenakan celana tidur dan kaus putih yang sedikit kusut. Rambutnya berantakan, menambah kesan kasual yang jarang terlihat darinya. Aaron selalu tampak sempurna, rapi, dan terkendali-kecuali saat seperti ini, ketika ia baru bangun tidur dan masih setengah sadar.
"Aku tidak mengantuk," jawab Alice dengan senyum tipis.
Aaron mendekat, kedua tangannya bertumpu di pinggang Alice, menariknya ke dalam dekapan hangatnya. "Kau terlalu sering begadang. Apa yang kau pikirkan?"
Alice bisa saja mengatakan yang sebenarnya-tentang misinya, tentang kebohongan yang selama ini ia sembunyikan, tentang alasan ia berada di sini. Tapi ia tidak bisa. Tidak sekarang. Atau aaron akan membunuhnya detik ini juga.
"Hanya memikirkan pekerjaanku," dustanya dengan mudah. "Beberapa laporan belum selesai."
Aaron menatapnya sejenak sebelum menghela napas. "Jangan terlalu keras pada dirimu sendiri. Aku tidak ingin kau sakit."
Alice hanya mengangguk. Ia hampir merasa bersalah dengan betapa tulusnya perhatian Aaron. Jika saja ia bukan bagian dari Greenice Group. Jika saja ia bukan pria yang pernah menarik pelatuk yang membunuh kedua orang tuanya.
"Lagipula, kau tak perlu bekerja jika itu membuatmu stres,"
Alice tersenyum mendengar perkataan Aaron, "Aku menikmati pekerjaanku, aku yang akan stres jika aku terus di rumah, kau tahu itu," gumamnya.
Aaron mencium bahu wanita itu dengan lembut, "Oke, lakukan apapun, asalkan kau menikmatinya, dan jangan terlalu keras pada dirimu,"
"Baiklah," ucap Alice kemudian berbalik untuk menatap wajah suaminya.
/0/23413/coverorgin.jpg?v=5190964017fc939c26879349e4d4144f&imageMogr2/format/webp)
/0/3471/coverorgin.jpg?v=7b785d19b6e8d642748149bf3f75d4bd&imageMogr2/format/webp)
/0/4750/coverorgin.jpg?v=66d78ad22d10e5156759acce474f2083&imageMogr2/format/webp)
/0/5846/coverorgin.jpg?v=ee93400c18f5254cb87eeea4c47fc3d0&imageMogr2/format/webp)
/0/2667/coverorgin.jpg?v=4b4be19258c78133b27e536eca4f09be&imageMogr2/format/webp)
/0/7714/coverorgin.jpg?v=abfa39172a66c8f77a357e0be611862a&imageMogr2/format/webp)
/0/7718/coverorgin.jpg?v=820a72f63219ac83ae0a669e5b1cfec9&imageMogr2/format/webp)
/0/15107/coverorgin.jpg?v=208c28207300472730dfbcb512e16406&imageMogr2/format/webp)