icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
ISTRIKU YANG MENGGAIRAHKAN(IYM)

ISTRIKU YANG MENGGAIRAHKAN(IYM)

Dewa Amour

5.0
Komentar
49.4K
Penayangan
65
Bab

Warning (21+) Isabell Fernandez, dia adalah seorang Nona Muda dari keluarga yang berkasta tinggi di Meksiko. Bukan hanya itu, dia juga seorang model terkenal dan istri seorang CEO tampan kaya raya bernama Damian Devardo de Castijo. Namun semua itu hancur karena ketamakan dan kelicikan sang ibu mertua. Isabell harus mengalami nasib yang sangat buruk. Dia dilecehkan lalu dibuang ke jurang atas perintah sang ibu mertua. Dan saat dirinya tersadar, dia bukan lagi wanita terhormat dan istri dari CEO tampan kaya raya, melainkan seorang penari erotis di sebuah bar kasino di kota New York, Amerika Serikat. Karena mengalami amnesia, Isabell tetap menjalani hidupnya sebagai seorang penari erotis yang harus menari dengan busana minim di hadapan banyak pria. Lantas, bagaimana dengan sang suami? Apakah Damian tidak mencarinya? Tentu saja dia mencarinya dan terus mencarinya. "Bos, penari erotis itu sangat mirip dengan istri Anda, Nyonya Isabell Fernandes." "Apa?" Bagaimanakah kisah selanjutnya? Apakah Isabell bisa mengingat Damian dan cinta mereka? Dan bagaimana tanggapan Damian setelah mengetahui jika Isabell kini adalah seorang penari erotis di sebuah bar?

Bab 1 DEVARDO HOUSE

Negara Meksiko Serikat atau Meksiko (bahasa Spanyol : Estados Unidos Mexiconos atau Mexico) adalah sebuah negara yang terletak di Amerika Utara dan perbatasan dengan Amerika Serikat, Guatamala dan Belize di sebelah tenggara, Samudra Pasifik di barat Teluk Meksiko dan laut Karibia di sebelah timur.

Ia merupakan negara terbesar di Amerika Latin dan juga negara yang paling banyak berbahasa Spanyol. Nama negara ini di ambil dari nama ibu kotanya yang berasal dari nama ibu kota kuno Aztec yaitu Mexico.

***

Pagi yang cerah di musim panas. Tercium wangi roti tortela yang sedang di panggang dengan olesan margarin yang meleleh. Sepertinya seseorang sedang membuat taco dengan isian daging sapi pagi ini.

Aroma lezat itu tercium dari salah satu mansion mewah yang berada di kawasan pemukiman elit, yang hanya di huni oleh para kaum Jetset saja. Hunian mewah itu bernama Lavender Recidence.

Mobil BMW keluaran terbaru yang dikeluarkan musim panas tahun ini dengan edisi terbatas tampak menepi di pelataran mansion dengan bangunan menyerupai bungalow mewah. Tak lama kemudian terlihat dua orang yang keluar dari mobil itu dengan penampilan mereka yang tampak glamour.

"Ayo, Sayang," ucapan hangat lengkap dengan senyuman manisnya menyambut tangan seorang gadis yang baru saja keluar dari mobil tersebut.

Dia Damian Devardo de Castijo, CEO sukses yang baru saja tiba di rumahnya. Tangannya terulur menyambut tangan Isabell Fernandes, model cantik yang baru saja ia nikahi dua hari yang lalu.

"Terima kasih," sambut Isabell sambil tersenyum manis. Selanjutnya ia menggamit lengan Damian untuk berjalan menuju pintu. Keduanya berjalan bergandengan mesra layaknya sepasang pengantin baru.

Damian dan Isabell telah menjalin hubungan asmara sejak tiga tahun lamanya, saat keduanya masih berkuliah di Malinalco ( Mexico State ) namun di universitas yang berbeda. Damian menekuni fakultas bisnis sedangkan Isabell memilih modeling.

Keduanya tampak sangat bahagia atas pernikahan mereka, terlebih saat Damian memboyong Isabell untuk tinggal bersamanya di Devardo Hause, begitu mereka menyebut mansion mewah itu.

Langkah anggun Isabell menjadi pusat perhatian pagi itu bagi semua orang yang menyambut mereka, dari beberapa anggota keluarga Damian sampai para pelayan yang juga tampak berbaris rapi menyambut keduanya. Isabell sangat senang, dia merasa disambut begitu hormat bak seorang puteri raja di rumah suaminya itu.

Dia memang pantas mendapatkan perlakuan seperti itu. Pasalnya, Isabell Fernandes adalah puteri tunggal Alfredo Fernandes de Arta Milano, seorang pembisnis terkenal yang memiliki kekayaan sampai puluhan milyar peso di Meksiko.

Tak ada kejanggalan di sini. Mereka sungguh pasangan yang sangat serasi, dari segi fisik maupun financial.

Sepasang manik kebiruan Isabell memindai ruangan luas dimana sepasang tungkainya berdiri saat ini. Di sana tampak tiga orang yang sedang berdiri menyambutnya. Mereka adalah Liana, Pedra dan Berto. Ketiganya memusatkan manik matanya pada gadis dengan balutan gaun pres body warna merah marun itu.

Rambutnya tergerai rapi seperti baru saja melakukan perawatan di salon, wajahnya sangat cantik dan tirus bak maneken di mall, dan aroma parfumnya mulai menyeruak indera penciuman mereka.

Isabell memang sangat cantik seperti para paparazi bicarakan. Dia seorang model yang sedang bersinar sepanjang musim panas ini.

"Selamat datang sayangku, Isabell. Kau sangat cantik pagi ini," sambut Liana alias Nyonya Devardo, ibu tiri Damian.

"Terima kasih, Ibu." Isabell membalas lalu tersenyum pada Damian yang berdiri di sampingnya.

Nyonya Devardo ikut tersenyum dan memperhatikan Isabell dengan intens. Gadis di depannya itu sungguh sangat anggun. Pilihan Damian patut di acungi jempol. Namun tiba-tiba sepasang maniknya terkesiap pada kalung berlian yang tergantung pada leher jenjang Isabell.

"Waw, berlianmu sangat cantik, Isabell. Aku tebak, ini pasti koleksi Istambul yang tersohor itu, kan?" Nyonya Devardo menatap Isabell dengan wajah sumbringahnya.

Pedra ikut terpengarah dan meliarkan matanya pada leher Isabell. Benar, kalung berlian itu tampak sangat indah dan bernilai tinggi.

"Kau benar, Ibu. Berlian Isabell sangatlah indah," timpal Pedra kemudian sambil tersenyum tipis.

Isabell dan Damian saling pandang sambil tersenyum.

"Bukan, ini bukan koleksi Istambul. Tapi kalung ini pemberian Ibuku. Ini adalah berlian turun temurun keluarga kami," ucap Isabell meluruskan sangkaan ibu mertua dan kakak iparnya itu.

Nyonya Devardo dan Pedra saling pandang lalu tertawa kecil.

"Astaga, ternyata tebakkanku salah. Baiklah, aku tahu kau dan mendiang Ibumu sangat hapal tentang berlian. Dan selera kalian sangatlah bagus," ucap Nyonya Devardo tanpa memadamkan senyumnya.

Pedra hanya tersenyum menimpali.

"Baiklah, ayo kita makan dahulu. Silvester sudah menyiapkan semuanya pagi ini. Terutama untuk menyambut menantu bungsu di rumah ini," lanjut Nyonya Devardo yang segera menggiring semua orang menuju meja makan.

Berto yang berjalan paling belakang tampak tersenyum misterius memandangi Damian dan Isabell yang sudah berjalan berdampingan dengan Nyonya Devardo dan Pedra.

Mereka menghentikan langkahnya di depan meja makan panjang nan besar yang terbuat dari kristal asli. Di atasnya tampak banyak hidangan lezat yang tersaji dengan aroma yang menggugah selera.

Isabell dan Damian duduk di bangku yang bersisian sedangkan Pedra dan Berto pun demikian, dan mereka berempat duduk saling berhadapan. Hanya Nyonya Devardo yang duduk sendiri pada kursi khususnya yang berada di ujung meja, menengahi semua orang di sana.

"Ayo makanlah," ucap Nyonya Devardo sambil mengibarkan senyum manisnya untuk Isabell. Gadis itu membalas senyum dan mulai menikmati hidangan di meja.

Damian tampak menunjukan perhatiannya pada Isabell, menyuapi istrinya makan di depan anggota keluarganya. Pedra dan Berto tampak jengah melihatnya. Sedangkan Nyonya Devardo hanya tersenyum sunyi melihat kemesraan mereka.

Usai makan Damian dan Isabell berpamitan untuk beristirahat di kamar mereka yang ada di lantai tiga mansion itu.

Isabell tak banyak melakukan pendekatan dengan keluarga barunya, terlebih dirinya memang bukan tipikal orang yang mudah akrab dengan orang lain.

Baginya yang terpenting adalah Damian. Terserah dengan ibu mertuanya yang misterius itu atau kakak iparnya yang tampak matrealistis. Isabell memang sangat pandai menilai orang lain tanpa tahu kebenarannya.

"Hubby, apakah kita akan selamanya tinggal di rumah ini?" tanya Isabell yang sedang duduk di depan meja riasnya sambil menepuk kedua pipinya dengan serum safron Kasmir.

Damian yang sedang sibuk dengan layar laptopnya sambil bersandar pada kepala ranjang langsung menoleh padanya.

"Benar, lagi pula mansion ini adalah rumahku dan rumahmu juga, Sayang," ucapnya lalu tersenyum tipis dan kembali pada layar laptopnya.

Isabell menghela napas mendengar ucapannya itu. Dia pun memutar tubuhnya, merubah posisi duduknya menghadap pada Damian yang tampak sibuk dengan laptopnya.

"Apakah Ibu dan Kak Pedra juga akan tetap tinggal bersama kita?" tanyanya.

Damian menghentikan aktivitasnya sejenak, kemudian menoleh pada Isabell dengan wajah datarnya.

"Ya. Kau tak keberatan kan, jika mereka tinggal bersama kita di sini?" ucapnya kemudian.

Isabell memutar bola mata kebiruannya jengah. Apa-apaan ini? Jadi dia harus tinggal dengan Ibu mertua dan Kakak iparnya itu?

Astaga, akan serumit apa bahtera pernikahannya nanti? Isabell tak bisa membayangkanya. Mungkin rumah tangganya akan dipenuhi drama layaknya serial telenovela.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Buku lain oleh Dewa Amour

Selebihnya
Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku