Yuliang, seorang gadis yang baru berusia 17 tahun. Namun, keahliannya dalam belajar diri tak diragukan lagi. Dia terpaksa menjadi anak buah bos mafia yang kejam bernama Alex. Demi bisa menyelamatkan Ibu dan adiknya yang disandra oleh Alex. Sampai suatu hari, Yuliang bertemu dengan seorang pemuda bisu yang siap membantunya menyelamatkan Ibu dan Adiknya. Bagaimana kisah selanjutnya?
Di sebuah bangunan mewah, sedang diadakan sebuah pelelangan barang-barang antik. Disudut gedung, seorang gadis cantik berumur tujuh belas tahun sedang mengamati keadaan di dalam bangunan itu.
Gadis itu bernama Yuliang. Gadis cantik yang di juluki bloody rose. Bukan tanpa alasan dia mendapat julukan seperti itu. Kemampuan bela diri Yuliang sangat hebat bahkan bisa mengalahkan puluhan orang bertubuh kekar.
Yuliang tidak pernah gagal dalam menjalankan misi. Serumit apapun misinya, Yuliang mampu menyelesaikannya dengan baik dan tidak memiliki cela sedikitpun.
Meski Yuliang masih terbilang remaja, namun kemampuannya dalam bela diri dan caranya bertindak tak diragukan lagi.
Saat sedang asyik mengawasi barang barang yang akan dilelang malam itu, tiba-tiba ponselnya berbunyi.
"Cih! Siapa yang meneleponku disaat begini!" Yuliang terlihat kesal.
Yuliang mengambil ponselnya lalu melihat siapa yang menelponnya.
'Kanglin? Untuk apa dia meneleponku?' gumam Yuliang dalam hati.
Yuliang mengangkat telpon dari Kanglin dan menyambungkan ke headset bluetooth nya.
"Ada apa?" tanya Yuliang dengan nada dingin.
"Yul, apa kau sudah melihat barang-barang yang di lelang malam ini?" Kanglin melihat sekeliling.
"Iya aku sedang melihatnya. Memang ada apa?" Yuliang menatap seluruh ruangan.
"Apa kau sudah melihat segel hantu yang ada didalam pelelangan itu?" tanya Kanglin.
"Segel hantu? Seperti apa bentuknya?" Yuliang kembali melihat barang lelang.
"Apa kau pernah melihat Qilin?" Kanglin kembali bertanya untuk memperjelas maksudnya.
Qilin adalah salah satu makhluk mitologi yang sangat terkenal di daratan asia. Qilin di gambarkan dengan bentuk kura bersisik dengan kepala singa dan tanduk rusa.
"Iya, aku pernah melihatnya. Lalu apa hubungannya dengan segel hantu?" Yuliang masih tak mengerti maksud Kanglin.
"Perhatikan pelayan nomer tiga di belakang, dia membawa benda berwarna hijau dengan bentuk Qilin,"ujar Kanglin.
Yuliang mengamati benda lelang yang baru masuk.
"Jadi itu segel hantu?!" Yuliang langsung mengerti.
"Kau sudah melihatnya?" Kanglin ikut melihat deretan barang yang baru datang.
"Iya, aku sudah melihatnya." Yuliang menjawabnya dengan tenang.
"Dapatkan itu! Bos menginginkan benda itu!" pinta Kanglin.
"Baiklah, serahkan saja padaku. Aku pasti bisa mendapatkannya." senyum penuh arti nampak di wajah cantik Yuliang.
Selesai menelpon, Yuliang terus memperhatikan sekeliling. Sejak awal, misi Yuliang adalah untuk mencuri salah satu barang yang di lelang disini.
Mata indahnya menatap seluruh tempat itu. Yuliang sedang menghitung jumlah penjaga dalam pelelangan ini. Dan mengamati siapa saja yang hadir.
'Satu, dua, tiga ... Tujuh, delapan. Hm, jadi ada banyak juga penjaganya. Sepertinya ini akan semakin menarik.' gumam Yuliang dalam hati.
Setelah semua barang barang pelelangan masuk, acara pun dimulai. Seorang pelayan wanita masuk kedalam ruang pelelangan.
"Mohon perhatiannya! Acara pelelangan hari ini akan segera kami buka!" ujar pembaca acara.
Semua tamu undangan yang hadir mulai bersiap-siap untuk menawar barang yang mereka inginkan.
"Mari kita mulai pelelangan hari ini. Untuk barang pertama yang akan di lelang hari ini, silakan perlihatkan pada para tamu yang hadir!"
Seorang pelayan pria membuka tirai yang menutup lemari kaca kecil. Para tamu terkesima melihat barang pertama yang akan dilelang.
"Bagus!"
"Ini barang bagus! Aku harus mendapatkannya."
Beberapa tamu mulai berbisik-bisik mengenai barang yang yang di lelang.
"Baiklah semua. Saya perkenalkan barang yang akan di lelang. Ini adalah batu giok dari dinasti Tang. Kita mulai membuka harganya dari 100¥."
"150"
"200"
"300"
Suasana didalam pelelangan sangat ramai. Yuliang terus mendengarkan para kalangan elit menawar harga.
"Cih! Mereka benar-benar bodoh. Menghabiskan banyak uang hanya untuk barang murahan seperti itu," gumam pelan Yuliang.
Kanglin terus memperhatikan Yuliang dari kejauhan. Dia mulai merasa kesal karena Yuliang tidak juga bertindak.
Saat sedang memperhatikan Yuliang, ponsel Kanglin bergetar. Dengan cepat, Kanglin mengangkat panggilan itu.
"Ada apa?" tanya Kanglin pada penelpon.
" ..."
"Baiklah. Kami akan segera bergerak. Siapkan semuanya!" Kanglin menutup telponnya.
Lalu beralih menghubungi Yuliang untuk memberitahu situasinya sekarang. Semua anggota organisasi sudah bersiap untuk bergerak.
Yuliang yang sedang fokus mendengarkan tawaran para tamu, sedikit terusik dengan getaran ponselnya.
"Siapa lagi menggangguku lagi?!" Yuliang sangat kesal.
Dia melihat ponselnya, tertera nama Kanglin di layar ponselnya. Yuliang langsung melirik kearah Kanglin yang ekspresi kesal.
"Ada apa?" suara terdengar kesal.
"Apa yang kau lakukan? Kenapa kau tidak bergerak?" nada bicara Kanglin penuh penekanan.
"Aku hanya menunggu waktu yang tepat saja." Yuliang menjawabnya dengan seenaknya.
"Cepat bergerak! Semua sudah menunggu!" pinta Kanglin.
"Iya, bawel!" suara Yuliang terdengar sangat kesal.
Yuliang menutup telponnya, lalu menatap sekeliling. Kembali mata indahnya, memperhatikan para penjaga.
Sebuah senyum penuh arti nampak di wajah imutnya. Yuliang akan segera menjalankan aksinya. Dia mengambil sesuatu di kaki kanannya. Sebuah remote kecil.
Yuliang menekan tombol di remote kecil itu, lalu tiba-tiba terdengar suara ledakan dari arah belakang gadis pembawa acara itu.
Duuuarrrr!
"Aaaahhhhhhh!"
Sebuah bom dengan daya ledak rendah yang sudah Yuliang siapkan sebelum acara pelelangan itu di mulai.
Semua orang terkejut dan menjadi panik karena tiba-tiba terjadi ledakan. Semua orang berlarian ke sana kemari.
Disaat semua panik karena ledakan, Yuliang tak melewatkan kesempatan ini. Dengan manfaatkan keadaan yang kacau, dia bergerak bebas mengambil segel hantu itu.
Kanglin tidak tau tentang rencana Yuliang ini, dia ikut panik. Matanya menatap sekeliling mencari Yuliang.
"Bodoh! Dimana bocah itu?!" gumam Kanglin dalam hati.
Ekspresi di wajah Kanglin terlihat kesal dan juga khawatir. Kanglin mencoba menghubungi Yuliang, tapi tak ada jawaban.
Kanglin semakin mengkhawatirkan Yuliang. Suara alarm berbunyi, membuat Kanglin mengalihkan perhatiannya pada barang barang lelang.
"Yuliang?" Kanglin melihat Yuliang yang sedang memasukkan segel hantu kedalam tas.
Yuliang langsung mengambil segel hantu itu dan memasukkannya kedalam tas tanpa memperdulikan alarm yang berbunyi.
"Ada pencuri! Cepat tangkap dia!" teriak gadis pembawa acara itu.
Yuliang segera pergi dari sana. Namun sayang, dia keburu di hadang oleh beberapa penjaga.
"Wah! Wah! Menarik sekali. Majulah!" tantang Yuliang.
"Kau pencuri kecil! Berani-beraninya kau datang kemari! Cepat hajar dia!"
Yuliang sama sekali tidak tahu. Dia malah menyeringai penuh arti. Terjadilah perkelahian antara Yuliang dan para penjaga.
Hyaaa.
Meski Yuliang masih remaja, tapi kemampuan bela dirinya tak diragukan lagi.
Dia berhasil menjatuhkan lima orang pria bertubuh kekar penjaga pelelangan. Yuliang tersenyum penuh kemenangan.
Tanpa Yuliang sadari, di belakangnya berdiri seorang pria dengan membawa tongkat bersiap untuk menyerang Yuliang.
Kanglin yang melihat Yuliang dalam bahaya, segera berteriak.
"Menunduk!"
Mendengar teriakan Kanglin, Yuliang mengalihkan pandangannya kearah Kanglin. Kanglin bersiap melempar potongan kayu kearah Yuliang.
Yuliang mengerti maksud Kanglin lalu menundukkan kepalanya. Kanglin pun segera melempar potongan kayu itu lalu mengenai seorang pria yang hendak memukul Yuliang.
Bruk.
Kanglin segera menghampiri Yuliang dan membantunya.
"Kau baik baik saja?" tanya Kanglin yang terlihat khawatir.
"Tentu saja. Ini hanya masalah kecil." Yuliang kembali menyombongkan diri.
"Apa barangnya sudah kau bawa?" Kanglin kembali bertanya pada Yuliang untuk memastikan misinya berhasil.
"Iya ada didalam disini." Yuliang menunjuk tasnya.
"Baik! Kita segera pergi dari sini!" ajak Kanglin.
"Tapi belum pergi, bereskan cecunguk ini dulu," ujar Yuliang.
Kanglin menganggukkan kepalanya. Kembali terjadi pertarungan, acara pelelangan menjadi kacau tak terkendali.
Para penjaga kembali berdatangan lalu menyerang Kanglin dan Yuliang. Mereka berdua sempat Kewalahan menghampiri banyaknya musuh.
Disaat suasana semakin panas, tiba-tiba atap bangunan itu hancur karena sebuah bom dengan daya ledak kecil meledak.
Duarr.
Yuliang dan Kanglin langsung menutup mata mereka dengan tangan kanannya agar debu tidak masuk kedalam mata. Dari atas bangunan, sebuah helikopter menjatuhkan tali tepat di samping Yuliang.
"Cepat naik!" seorang pilot berteriak pada Yuliang dan Kanglin.
Tanpa membuang banyak waktu, Kanglin segera memeluk pinggang kecil Yuliang dan membawa kedalam pelukannya.
Tangan kiri Kanglin meraih tali, helikopter itu segera terbang menjauh. Melihat Kanglin dan Yuliang pergi, seorang penjaga melemparkan bom kearah mereka.
Duaaarrrrr.
Bab 1 Pelelangan
14/03/2022
Buku lain oleh Zhan
Selebihnya