Clare Stewart adalah wanita cantik dan pintar yang sejak masih dalam perut ibunya sudah dijodohkan. Karena usianya masih sangat muda, Clare memilih fokus kuliah dan tak ingin tahu siapa pria yang telah dijodohkan dengannya. Namun takdir berkata lain, Clare melanggar sumpahnya sendiri dan jatuh cinta kepada seniornya. Pria itu bernama Reagan Harvest, anak pengusaha kaya yang ternyata adalah anak sahabat ayahnya. Dia sangat menyukai Clare dan rela melakukan apa saja demi mendapatkan wanita itu. Apakah Clare sanggup menahan godaan Reagan demi perjodohan yang telah dilakukan orangtuanya? Apakah Clare akan menolak perjodohan itu dan menerima Reagan yang sangat mencintainya? "Maafkan aku, Reagan. Aku sudah dijodohkan oleh kedua orangtuaku." "Sama, aku juga sudah dijodohkan. Tapi sebelum menikah, aku ingin menjalin asmara denganmu, kumohon."
Dean dan Kensky sedang duduk di ruang tamu sambil menunggu anak semata wayang mereka pulang. Setelah melahirkan putri pertama yang bernama Clare Agatha Stewart delapan belas tahun yang lalu, Kensky divonis mengidap penyakit yang apabila disembuhkan sudah tidak bisa hamil lagi. Hal itu menyebabkan Kensky frustasi. Tapi berkat dorongan dan semangat yang diberikan sang suami dan anak semata wayangnya, Kensky bisa melewati masa-masa itu dan menjalani hidup sebaik mungkin.
Ia bahkan menganggap hal itu tidak pernah terjadi dan merasa bahwa dirinya memang tidak ingin menambah anak dengan alasan tidak ingin cintanya kepada Clare terbagi. Dan sekarang dengan wajah penuh ketegangan ia dan suaminya sedang membicarakan soal masa depan sang anak.
"Kau yakin dia mau menerima keputusan ini?" tanya Kensky kepada Dean.
Dean yang duduk di sampingnya langsung tersenyum sambil menggenggam tangan istri tercintanya. "Usia Clare sudah delapan belas tahun dan sebentar lagi dia akan duduk di bangku Universitas. Jadi, sudah saatnya dia tahu soal ini. Aku takut kalau kita menunda untuk memberitahukannya, yang ada dia akan jatuh cinta kepada pria lain."
"Selamat malam," sapa Clare dari arah depan. Ia segera menghampiri kedua orangtuanya kemudian mencium mereka secara bergantian. Gadis yang rambut panjangnya berwarna cokelat kehijauan itu mengambil posisi di samping Kensky. Sambil memeluk sang ibu ia berkata, "Mami dan Papi kenapa belum tidur, ini kan sudah larut?"
Kensky hanya tersenyum sayang sambil mengusap belakang kepala Clare saat gadis itu memeluknya.
Dean berkomentar. "Ada hal penting yang ingin kami sampaikan, itu sebabnya kami belum tidur dan menunggumu pulang."
Saat itulah Clare bangkit dari tubuh Kensky dan memasang wajah datar. "Hal apa itu, Pi?"
Dean dan Kensky saling menatap sesaat sebelum akhirnya kembali menatap Clare.
"Maafkan kami jika hal ini membuatmu terkejut. Tapi percayalah, rencana ini sudah kami siapkan jauh sebelum mami dan papi menikah," kata Dean.
Clare semakin bingung. Ia menatap kedua orangtuanya secara bergantian dengan mata abu-abunya yang diwariskan oleh sang ayah.
"Setelah mendengar ini papi harap kau tidak keberatan atau pun menolaknya, Clare."
Kensky hanya tersenyum. Sedangkan Clare yang semakin penasaran terus mengerutkan alis untuk menunggu penjelasan.
"Kami telah menjodohkanmu dengan seseorang," kata Dean.
Clare terkejut. "Dijodohkan? Oh, Papi ... kenapa harus dijodohkan? Memangnya Papi pikir tidak akan ada laki-laki yang mau kepadaku, hah? Anakmu ini cantik, Pi. Tidak perlu dijodohkan pun aku pasti akan laku. Lihat, wajahku perpaduan antara kalian berdua. Rambutku indah seperti rambut Mami, mataku juga indah seperti mata Papi. Apa yang kurang, hah? Tubuhku tinggi seperti Papi dan seksi seperti Mami."
Kensky tertawa dan berkomentar. "Bukan begitu, Sayang. Kamu jangan salah paham, ya? Kami menjodohkanmu dengannya bukan berarti menganggap dirimu tidak akan laku. Perjodohan ini sudah terjadi sejak pesta pernikahan kami berlangsung, dan jauh sebelum kau hadir di perut mami."
Mulut Clare terbuka lebar mendengarnya. Sedangkan Dean yang melihat ekspresinya pun ikut tertawa.
Kensky menjelaskan. "Saat pesta pernikahan kami di adakan, teman papi itu datang bersama anaknya yang masih sangat kecil. Usia kalian hanya selisih satu tahun, dan mami sendiri yang langsung memutuskan untuk menjodohkan anak itu dengan anak kami jika nanti mami melahirkan anak perempuan."
Clare nyaris tertawa. "Untung Tuhan mendengarkan doa Mami. Coba kalau tidak, pasti anak Mami dan Papi laki-laki dan perjodohan itu tidak akan terjadi."
Kensky tersenyum sambil melirik suaminya yang juga sedang tersenyum. "Anak itu sangat tampan, Sayang. Dia anak pengusaha kaya, sama seperti papi. Hanya saja sekarang ini mereka ada di Amerika."
Clare terdiam sesaat sebelum akhirnya berkata. "Aku percaya kepada kalian. Apa yang sudah kalian putuskan itu berarti hal yang terbaik buatku. Jika menurut Mami dan Papi laki-laki itu yang terbaik buatku, aku akan menerima perjodohan ini."
Kensky dan Dean terkejut dan bahagia. Saking bahagia mereka saling bertatap dengan senyum yang sangat lebar.
"Tapi dengan satu syarat," balas Clare cepat.
Ekspresi Dean dan Kensky langsung berubah.
"Kau ingin bernegosiasi dengan papi?" tanya Dean.
Clare tertawa. Ia merasa lucu saat melihat ekspresi di wajah kedua orangtuanya yang kini berubah kusut. "Bukan, Papi. Kalau pun aku ingin bernegosiasi, yang ada aku akan kalah dari Papi."
Dean tersenyum. "Kalau begitu apa? Katakan, apa syaratnya?"
Clare menatap wajah Dean dan Kensky secara bergantian. "Aku mau dijodohkan dengannya, tapi aku ingin bertemu dengannya setelah lulus kuliah. Aku tidak ingin melihatnya sekarang, karena aku tidak ingin hal itu akan mengganggu pikiran dan sekolahku."
Kensky meledek. "Anak mami takut jatuh cinta, ya?"
Wajah Clare lagi-lagi memerah. Ia tak sanggup menjawab akibat rasa malu yang ia rasakan.
"Tidak masalah," jawab Dean, "Lagi pula memang itu yang kami inginkan. Papi dan mami sudah membicarakan hal itu dengan keluarganya, bila mana kami akan mempertemukan kalian setelah kau lulus kuliah."
Clare tersenyum sayang. "Aku percaya pada Mami dan Papi, karena kalian adalah orang tua yang paling baik yang pernah kutemui."
Kensky memeluknya. "Kami sangat mencintaimu, Nak. Sebagai orang tua kami ingin yang terbaik untukmu."
"Aku percaya, Mami. Aku percaya," balas Clare.
"Kalau begitu pembicaraan selesai," kata Dean, "Hanya itu yang ingin kami sampaikan kepadamu."
Clare berdiri dan mencium pipi kedua orangtuanya. "Aku juga harus istirahat, besok hari pertama orientasi studi dan pengenalan kampus. Jadi aku tidak boleh terlambat, selamat malam."
"Malam, Sayang," balas Kensky. Ia dan Dean masih di posisi yang sama sambil menatap tubuh Clare ketika gadis itu menaiki tangga, "Oh, Dean, aku senang mendengarnya."
Dean mendekati sang istri lalu memeluknya dengan erat. "Besok aku akan menelepon mereka dan memberitahukan kabar baik ini."
Saat ini keluarga Stewart sudah pindah di Eropa. Karena Mrs. Stewart ingin menghabiskan sisa umur di tanah kelahirannya, mereka memutuskan untuk pindah ke Eropa dan membiarkan perusahan mereka di bawah naungan Eduardus, ayah Kensky. Tapi bukan berarti laki-laki itu bebas dan melakukan apa saja yang ia inginkan, Dean justru menyuruh orang untuk mengawasinya. Saat ini meskipun ada tangan kanan yang menjadi wakil pimpinan di kedua perusahannya, Dean tetap menjadi CEO dan sah menjadi pewaris tunggal Kitten Group se Eropa dan Amerika.
***
Keesokan hari Clare berlari dengan napas terengah-engah di pagi hari. Karena lupa memasang alarm sebelum tidur, ia akhirnya terlambat ke kampus dan orang terakhir yang muncul di saat semua mahasiswa baru sedang menerima penyampaian dari kakak tingkat.
Tanpa rasa bersalah Clare segera bergabung dengan tim-nya. Tapi saat ia hendak menerobos ke dalam cokolan yang sedang berdiri dengan kostum masing-masing, suara laki-laki dengan keras meneriaki Clare.
"Hei, kamu! Siapa yang menyuruhmu berbaris, hah?"
Teriakan laki-laki itu mengundang semua mata untuk menatap gadis cantik bertubuh tinggi yang ada di samping mereka.
Clare terperanjat. Dengan jantung berdetak cepat ia menatap sosok yang berdiri di depan dengan pakaian putih dipadu almamater abu-abu.
"Kemari kau!"
Semua mata mengikuti langkah Clare. Ada yang menatap kasihan, ada juga yang menatap iri karena kecantikannya. Meski memakai kaos kaki dua warna dan rambut diikat dua serta tali yang menjuntai di dada, Clare tetap terlihat cantik dan menarik.
"Siapa yang menyuruhmu masuk ke barisan, hah?" ketus laki-laki yang merupakan wakil panita dari kegiatan tersebut. Ia menatap sosok tinggi di sampingnya, "Ketua, kita apakan gadis ini? Sepertinya dia tidak tahu diri. Sudah terlambat, tapi tidak merasa bersalah."
Wajah Clare pucat. Ia menatap sosok tampan berambut cokelat yang merupakan ketua panita dari kegiatan tersebut.
"Suruh bersihkan toilet saja, Ketua!" kata gadis yang merupakan sekertaris kegiatan. Ia berdiri di samping wakil ketua dan menatap Clare dengan pandangan tidak suka.
Laki-laki yang merupakan ketua itu diam sesaat sambil menatap Clare. "Siapa namamu, Nona?"
Karena nama sekolahnya adalah Agatha, Clare dengan cepat menyebutkan nama itu sambil menatapnya. "Namaku Agatha."
Laki-laki itu mengulurkan tangan. "Kenalkan, namaku Reagan."
Semua mahasiswa senior itu bersorak seakan meledek. Tapi Clare sama sekali tidak membalas uluran tangannya dan tak peduli ledekan mereka.
Bersambung___
Bab 1 Perjodohan.
13/01/2022
Bab 2 Mendapat Hukuman.
13/01/2022
Bab 3 Keras Kepala.
13/01/2022
Bab 4 Dibangunkan Oleh Ansley.
13/01/2022
Bab 5 Menolak Pemberian.
13/01/2022
Bab 6 Terkunci Dalam Toilet.
13/01/2022
Bab 7 Menghindar.
13/01/2022
Bab 8 Dosen Pembimbing.
13/01/2022
Bab 9 Dipanggil Rektor.
14/01/2022
Bab 10 Bertemu Soraya.
14/01/2022
Bab 11 Kekesalan Clare.
18/01/2022
Bab 12 Kebahagiaan Orang Tua.
20/01/2022
Bab 13 Mencari Informasi.
24/01/2022
Bab 14 Mendadak Emosi.
04/02/2022
Bab 15 Diliputi Rasa Malu.
15/02/2022
Bab 16 Vila.
15/02/2022
Bab 17 Menunggu Kabar.
15/02/2022
Bab 18 Meminta Kontak Clare.
24/02/2022
Bab 19 Permintaan Sang Ibu.
24/02/2022
Bab 20 Kebohongan Reagan Harvest.
24/02/2022
Bab 21 Menghasut Reagan Harvest.
24/02/2022
Bab 22 Tujuan Reagan Harvest.
25/02/2022
Bab 23 Penjelasan Dari Ibunya Ansley.
25/02/2022
Bab 24 Informasi Tentang Soraya.
25/02/2022
Bab 25 Menyampaikan Berita.
25/02/2022
Bab 26 Menawarkan Diri.
25/02/2022
Bab 27 Menghadiri Pertemuan.
26/02/2022
Bab 28 Kekhawatiran Kensky.
26/02/2022
Bab 29 Kecurigaan Terhadap Rektor.
26/02/2022
Bab 30 Pengawal.
26/02/2022
Bab 31 Kegelisahan.
26/02/2022
Bab 32 Obrolan Pagi.
26/02/2022
Bab 33 Melihat Soraya Bersama Rektor.
26/02/2022
Bab 34 Sebuah Akting.
27/02/2022
Bab 35 Masa Lalu Soraya.
28/02/2022
Bab 36 Masa Lalu Soraya - Bagian 2.
01/03/2022
Bab 37 Masa Lalu Soraya - Bagian 3.
01/03/2022
Bab 38 Masa Lalu Soraya - Bagian 4.
01/03/2022
Bab 39 Masa Lalu Soraya - Bagian 5.
01/03/2022
Bab 40 Perencanaan Untuk Makan Malam.
01/03/2022
Buku lain oleh BEBBIKITTEN
Selebihnya