wanita dan pria tidak bisa hanya jadi sahabat. salah satu di antaranya pasti akan menyimpan rasa sayang yang berbeda, apalagi kalau sudah bersahabat selama bertahun-tahun. Aku memegang prinsip yang kuat, untuk tidak akan menjalani hubungan serius dengan teman dekat, jangan kan berpacaran. Untuk jatuh cinta pun, aku harus menahannya. Tentu saja aku memiliki alasan yang kuat dengan prinsip yang kubuat. Aku tidak ingin ada yang terluka, aku juga tidak ingin pertemanan yang sudah di jalin selama bertahun-tahun akan berubah menjadi benci. Namun suatu ketika prinsip yang kupegang dengan erat runtuh seketika. Karena di khianati oleh tunangan ku sendiri, sebagai gantinya untuk mengobati luka di hati, aku harus menikahi sahabat ku. Tidak mudah bagi ku untuk menerimanya sebagai seorang suami. Ketika hati dan pikiran tidak sejalan, aku malah merindukan mantan tunangan ku. Berpikir, ingin melanjutkan hubungan yang kandas. Akankah, Raina mencoba menerima kenyataan bahwa sudah menikah dengan sahabatnya atau Raina yang mengikuti perasaannya untuk mendua dan kembali menjalin hubungan dengan sang mantan.
"aku ingin memutuskan hubungan dengan Mas Daris!" Raina melepaskan cincin yang sudah lama tersemat di jari manisnya.
Daris dan kedua orang tua Raina sangat kaget dengan ucapan Raina.
"Kenapa? Apa aku ada salah? Kita sudah berencana untuk menikah dalam waktu dekat ini," ucap Daris yang masih tidak percaya dengan keputusan Raina.
"Nak, apa yang sebenarnya terjadi. Kenapa, kau tiba-tiba memutuskan hal ini tanpa berdiskusi dengan Ayah dan Mama terlebih dahulu."
Raina meletakkan ponselnya di atas meja dan menunjukkan foto-foto Daris sedang bersama wanita lain. Raina mungkin akan memaklumi kalau hanya foto biasa, namun foto tersebut sangat luar biasa, sehingga membuat hati Raina hancur. Daris yang sedang tidur dengan wanita lain. Hal itu lah yang membuat Raina untuk memutuskan pertunangan nya dengan Daris.
Kedua orang tua Raina syok, ayah Raina langsung berdiri dan mengayun kan tangannya hendak menampar Daris. Namun, tangannya segera terhenti, melakukan tindakan kekerasan tidak akan menyelesaikan masalah.
"Dari mana kau dapat foto itu?" Tanya Daris.
"Apa itu penting!"
"Aku bisa jelaskan, aku tidak mengenal wanita itu. Aku tidak melakukan apapun terhadap nya!" Daris memberikan penjelasan untuk membela dirinya.
"Jadi, menurut Mas, ada orang iseng yang mengeditnya dan mengirimkan foto ini pada ku?"
"Aku mengatakan yang sebenarnya, aku tidak tau apa-apa. Wanita itu, aku benar-benar tidak mengenalnya. Kau tau sendiri bagaimana, aku sangat menyayangimu." Daris hampir menangis dan tidak tau bagaimana harus membuktikan kalau ia tidak memiliki hubungan apa-apa dengan wanita yang ada di foto. Walaupun ia tidak menyangkal kalau pria itu adalah dirinya.
"Padahal buktinya sudah jelas. Tapi, bisa-bisanya kau menyangkal!" Ayah Raina menahan intonasi suaranya agar tetangga sebelah rumah tidak mendengar kegaduhan yang terjadi.
Dan di saat itu pula Raihan datang dan berniat hanya ingin mampir. Namun melihat ketegangan yang sedang terjadi membuat Raihan segera menghampiri Ayah Raina.
"Ada apa ini?" Tanya Raihan.
"Ini... Laki-laki tidak tau diri ini, bisa-bisanya mengelak padahal sudah ada bukti jelas!" Ayah Raina berceloteh sambil menunjuk kearah Daris.
Raihan segera menutup pintu rumah agar tidak ada orang yang melihat. Setelah itu Raihan mengambil ponsel Raina dan melihat foto-foto mesra Daris dengan wanita lain. Bukan hanya foto, tetapi juga ada video berdurasi sampai beberapa detik. Raihan mengepalkan tangannya dan langsung meninju pipi Daris. Seketika Daris tersungkur, ia ingin membalas pukulan Raihan, namun ia mengurungkan niatnya, karena disini ialah yang terpojok.
"Dia terus mengelak, bahkan dari tadi tidak ada permintaan maaf keluar dari mulut nya," ucap Ayah Raina yang emosi.
Sementara Raina hanya bisa menangis dan meratapi kesedihan nya. Bagaimana bisa orang yang ia percayai dan orang yang sangat ia cintai, tega menyakiti hatinya dengan cara seperti ini.
"Bagaimana caramu untuk menjelaskan nya. Bisa-bisanya kau tidur dengan wanita lain!" Raihan menarik kerah baju Daris, karena kesalahan Daris sangat fatal.
"Aku sudah mengatakannya berkali-kali, kalau aku tidak melakukan hal yang menjijikkan seperti itu. Aku benar-benar tidak mengenal wanita itu. Harus bagaimana lagi aku menjelaskannya kepada kalian." Kini Daris menangis, sedari tadi ia menahan agar air matanya tidak terjatuh. Semua bukti mengatakan kalau ia memang bersalah. Sekeras apapun ia menyangkal, hal itu tidak akan berguna.
"Lihatlah... Dia masih tidak mau mengakui kesalahannya," ucap ayah Raina.
"Sudah hentikan... Aku tidak ingin ada keributan. Mas, kau pulang saja. Aku tidak ingin bertemu dengan mu lagi. Hubungan kita... Jangan berharap untuk kembali lagi." Raina menarik tangan Daris dan meletakkan cincin pertunangan mereka di atas telapak tangan Daris.
"Mas, maunya bagaimana? Apa aku harus menjelaskan kepada orang tua mu, atau Mas sendiri yang memberitahu mereka?"
"Biar aku saja yang memberitahu mereka. Aku minta maaf, sungguh... Walaupun kalian tidak akan memaafkan aku semudah itu. Tapi..." Daris menggantung ucapannya "maaf kan aku." Daris meminta maaf dengan tulus, entah apa mereka bisa melihat ketulusannya atau tidak. Ia hanya ingin Raina mempercayai nya, tetapi itu sudah tidak mungkin.
Daris pergi meninggalkan rumah Raina dengan perasaan yang kacau. Ia masih tidak mengerti bagaimana bisa Raina mendapatkan foto dan video dirinya saat bersama wanita lain.
.....
"Apa kau tau siapa yang mengirim foto itu?" Tanya Raihan dan Raina hanya menggeleng kan kepalanya sebagai jawaban.
"Aku masuk ke kamar dulu. Aku perlu menenangkan diri." Raina langsung masuk kekamar nya tanpa membawa ponselnya.
Raihan memegang ponsel Raina dan mengirim bukti perselingkuhan Daris ke ponselnya sendiri. Kemudian ia menghapus file foto dan video tersebut dari ponsel Raina.
Raihan menghampiri kedua orang tua Raina dan mencoba untuk menenangkan mereka.
"Bagaimana nasib Raina? Dia sangat mencintai Daris. Bude khawatir dengan keadaan, Raina!" Mama Raina menangis di hadapan Raihan. Raihan mengelus-elus pundak bude, berharap tindakan itu bisa membuat perasaan bude lebih tenang. Sementara itu, Ayah Raina masuk ke kamar. Kesal, kecewa, marah, semua nya bercampur aduk. Bagaimana bisa lelaki itu menyakiti perasaan anaknya. Padahal ia sudah sangat percaya kepada Daris. Daris, pria pertama yang di kencani Raina. Ia menaruh harapan tinggi kepada lelaki itu. Selangkah lagi, ia bisa mempercayai Daris untuk mengurus putrinya, ketika ia tiada nanti. Padahal mereka sudah merencanakan pernikahan Daris dengan Raina. Saat Daris membahas tentang pernikahan, pria paru baya itu sangat bahagia, karena putrinya akan bersanding dengan orang yang tepat. Selama ini Daris selalu bersikap sopan dan sangat menghargai wanita. Ayah Raina masih tidak percaya kalau Daris tega melakukan hal hina seperti itu.
*****
"Sebaik jangan masuk kerja dulu hari ini." Ucap sang Ayah.
"Tidak bisa. Banyak pekerjaan yang harus di selesaikan hari ini. Kalau, aku ambil cuti, pekerjaannya akan menumpuk. Ini akhir bulan, banyak barang yang harus di kirim."
"Kau yakin tidak apa-apa?"
"Paling tidak aku bisa melupakannya sejenak di tempat kerja, karena aku harus fokus menyortir barang."
"Tapi, kau bisa saja bertemu dengan nya di sana."
"Kita beda gedung. Dia tidak akan datang ke pabrik. Raina, permisi pergi dulu." Raina berpamitan dan mencium tangan Ayah nya.
"Jangan memaksa diri, kalau terjadi sesuatu, minta izin pulang saja."
Raina hanya mengangguk tanda mengerti. Di depan rumah nya sudah ada Raihan yang menunggu nya dan bersiap untuk mengantar Raina pergi bekerja.
.....
Setelah sampai di pabrik, Raihan tidak langsung pulang, ia terlihat sedang menunggu seseorang di depan pintu gerbang pabrik.
Orang yang ia tunggu pun datang, Raihan segera memanggil nya. Orang tersebut merupakan rekan kerja Raina dan kebetulan Raihan mengenal nya.
"Aku bisa minta tolong," ucap Raihan.
"Minta tolong apa, Rai?"
"Tolong awasi, Raina. Telah terjadi sesuatu pada nya hari ini dan aku khawatir. Kalau kau melihat ada yang aneh dengan Raina tolong hubungi aku." Raihan memberikan nomor ponsel nya kepada rekan Raina.
"Oh iya... Jangan beritahu Raina tentang aku yang menyuruhmu untuk mengawasi nya."
"Iya, gampang itu. Kalau begitu aku masuk dulu." Rekan Raina tadi pergi masuk ke dalam pabrik.
Mungkin untuk hari ini Raihan merasa lega, karena akan ada orang yang mengawasi Raina.
Bab 1 Putusnya Hubungan
17/12/2021
Bab 2 Rahasia
17/12/2021
Bab 3 Curiga
17/12/2021
Bab 4 Keinginan ayah
17/12/2021
Bab 5 Dia lebih pantas
19/12/2021
Bab 6 Pernikahan
19/12/2021
Bab 7 Kecewa
19/12/2021
Bab 8 Tidak dapat merelakan
20/12/2021
Bab 9 Garpu yang meresahkan
20/12/2021
Bab 10 Pindah rumah
20/12/2021
Bab 11 Pengakuan Daris
02/01/2022
Bab 12 Aku yang salah
03/01/2022
Bab 13 Lembaran Baru
04/01/2022
Bab 14 Tenang sebelum badai
05/01/2022
Bab 15 Menahan nafsu
06/01/2022
Bab 16 Positif
07/01/2022
Bab 17 Siapa wanita itu
08/01/2022
Bab 18 Klinik Psikiater
09/01/2022
Bab 19 Badai rumah tangga
10/01/2022
Bab 20 Siapa pelakunya
10/01/2022
Bab 21 Kesepakatan
11/01/2022
Bab 22 Wanita Bayaran
12/01/2022
Bab 23 Pesan Ancaman
13/01/2022
Bab 24 Dalang Sebenarnya
13/01/2022
Bab 25 Pertarungan Dua Wanita
14/01/2022
Bab 26 Percobaan Bunuh Diri
15/01/2022
Bab 27 Menyerahnya Wardani
17/01/2022
Bab 28 Merindu
17/01/2022
Bab 29 Sifat Asli Yuli
18/01/2022
Bab 30 Wardani : Penyakit Mematikan
19/01/2022
Bab 31 Alibi Dan Kamuflase.
20/01/2022
Bab 32 Penebus Dosa
21/01/2022
Bab 33 Terpuruk
22/01/2022
Bab 34 Apa Arti Sebuah Status
23/01/2022
Bab 35 Kecemburuan Yuda
24/01/2022
Bab 36 Bukti Daris Tidak Bersalah
25/01/2022
Bab 37 Ahli Bersilat Lidah
26/01/2022
Bab 38 Persahabatan Yang Mulai Merenggang
28/01/2022
Bab 39 Sifat Aneh Raina
29/01/2022
Bab 40 Kedatangan Mama
30/01/2022