Rumah Sakit Itu Memakan Korban Jiwa

Rumah Sakit Itu Memakan Korban Jiwa

Nongnong25

5.0
Komentar
564
Penayangan
23
Bab

Rumah sakit yang terletak di sebuah kota yang tidak terlalu di kenal banyak orang ini selalu memakan korban jiwa setiap waktunya. Kenapa seperti itu? Adakah misteri di balik ini semua? Yuk ikuti kisah Dokter Tio dan kawan-kawannya.

Bab 1 Part 1

Rumah Sakit Itu Memakan Korban Jiwa

"Dokter, Dokter!" Suara suster tergesa-gesa mengetuk pintu ruangan kerjaku.

"Ada apa sus?" Kataku.

"Ini dokter,ada pasien yang kesurupan lagi." Ucap Suster emi.

Heran, selama aku pindah di tugaskan ke rumah sakit ini, selalu saja ada yang kesurupan. Bermacam-macam orang yang kena. Bahkan, hampir setiap hari.

Baru saja aku ingin mulai murojaah, karena hafalanku sepertinya bubar semenjak aku praktek disini.

Entah kenapa setiap aku ingin mengaji di ruang kerjaku, ada saja gangguan yang terus datang. Meskipun aku dokter, aku tetap menjalankan ibadahku bahkan aku berusaha menghafal Kalam Allah ini.

"Dokter yang lainnya mana?" Ucapku.

"Sudah ada di sana semua." Ucap suster emi.

"Yasudah kita kesana."

Padahal aku baru saja beristirahat, baru selesai makan siang dan hendak memanfaatkan waktu untuk murojaah. Tetapi, selalu saja ada gangguan.

Aku dan suster emi pun pergi ke tempat dimana pasien itu mengalami kesurupan. Disana sudah banyak orang yang memegangi pasien tersebut. Kali ini adalah seorang wanita.

Aku dan suster emi langsung masuk ke dalam ruangan itu. Tangan dan kakinya sudah di ikat di bagian penyangga tempat tidur pasien menggunakan rantai. Rumah sakit ini sudah antisipasi, jika ada yang kesurupan ia pasti akan menggunakan rantai agar si pasien tidak akan kemana-kemana.

***

"Akhirnya kau datang juga tio." Ucap Dokter brian yang menatapku seperti orang yang sedang marah.

Aku pun tak menghiraukannya, aku melihat wanita itu sudah seperti orang yang ingin memakan kami saja. Matanya melotot, kaki dan tangannya terus bergerak sementara mulutnya selalu mengerang seperti hewan buas saja.

Para suster pun agak menjauh, sepertinya mereka takut melihat wanita itu yang sedang kesurupan.

"Mau apa kalian mencampuri urusanku! Cepat bukakan rantai ini aku mau pergi!" Ucap wanita itu dengan sambil bergerak kesana dan kemari dengan mata yang masih melotot dan rambut yang sudah acak-acakan.

"Tenang, kita bisa bicarakan baik-baik. Kamu siapa?" Kataku.

Dokter yang lain hanya diam saja tak bisa berbuat apa-apa. Hih, aku merasakan disini banyak laki-laki namun seperti semuanya perenpuan. Tak ada nyali.

"Kamu ga usah ikut campur ya! Cepat bukakan rantai ini!" jawab wanita itu masih dengan sambil mengerang dan bergerak-gerak.

"Iya aku tanya dulu kamu siapa? Tolong ya jangan ganggu pasien kami." Kataku dengan sambil mendekat dengan penuh sabar dan berbicara dengan nada halus.

"Kamu ga usah ikut campur! Wanita ini harus mat* hahahaha." Jawabnya kembali. Kali ini dia tertawa. Jujur aku sedikit takut hingga bulu kudukku ku berdiri.

Tiba-tiba saja di luar petir dan hujan deras turun ke bumi, hari yang siang terik matahari terasa seperti malam dan seperti menakutkan.

Aku berusaha kuat, sekuat tenaga untuk memotivasi diriku sendiri agar tidak takut untuk semua ini.

Aku mulai mencoba bicara kembali pada hantu yang memasuki tubuh wanita itu. Beberapa suster di ruangan ini saling berpelukan. Mungkin mereka takut karena siang ini pun terasa sangat gelap.

"Tapi, wanita itu ga bersalah. Tolong kamu keluar dari tubuh itu." Jawabku.

"Wanita ini harus mat*! Dia tidak berhak hidup hahahaha." Ucapnya lagi dengan tawaan yang menyeramkan.

Belum sempat ku jawab wanita itu terus berusaha berontak, satu rantai di tangan sebelah kanannya telah terputus. Menambah ketegangan di ruangan ini. Kami pun langsung ingin memasangnya kembali, namun sia-sia hantu itu sangat kuat hingga ia bisa menampar satu per satu dari kami.

"Kalau kalian macam-macam, kalian akan bernasib sama dengan wanita ini!" Ucap hantu itu sambil berusaha membuka rantai. Padahal, rantai itu kuat. Dan ada gemboknya.

Entah kenapa ada penjepit rambut di sebelahnya dan dia bisa membuka satu gembok rantai yang terpasang di kakinya.

"Bagaimana ini dokter, pasien ini baru saja mengalami pendarahan hebat. Dia di temukan warga sudah bersimbah darah. Warga membawanya kesini. Padahal keadaannya mulai membaik, tapi tiba-tiba saja dia mengerang seperti sekarang ini." Ucap suster emi padaku.

Dia lah yang paling berani daripada suster lain, suster lain hanya bisa ketakutan sambil memeluk satu sama lain.

Satu gembok tangannya hampir saja terbuka, bagaimana ini tangan dua-duanya hampir terlepas semua.

"Tolong, jangan lakukan ini kasian dia. Jangan kemana-mana ya kamu jangan ganggu dia, aku mohon." Kataku.

"Iya dia pasien yang belum di ketahui keluarganya kasian kalau ada yang mencarinya." Jawab suster emi.

Dokter bryan pun hanya manggut-manggut. Wajahnya pucat pasi mungkin karena dia juga merasa takut.

"Kalian semua selalu ikut campur dengan urusanku! Kalian diam saja. Tugas kalian bertugas disini, dan aku melakukan tugasku hihihi." Jawab hantu itu yang kini sudah melepaskan rantai di kedua tangannya.

Bergegas kami mengunci pintu dengan rapat. Rumah sakit ini begitu luas. Ruangan ini ada di lantai 5 paling atas. Karena di khususkan lantai yang belum bertemu dengan keluarganya semua ada disini.

Dan rumah sakit ini terbilang biayanya cukup murah, meski kejadian aneh datang, tak jarang banyak yang datang untuk berobat karena harganya murah.

"Minggir kalian, atau kalian akan ku hajar." Ucap hantu itu dengan mata melotot sambil membuka rantai di kakinya satu per satu.

Aku pun mencoba untuk mendekat.

"Jangan mendekat! Hihihihi." Ucapnya yang melotot kepadaku.

"Tolong ya jangan kasian mba ini." Kataku.

Hantu itu tak menghiraukannya, dan kakinya pun terlepas dari rantai. Kini, ia sudah berdiri di hadapan kami. Dokter bryan ketakutan berdiri di pojok ruangan dan suster lainnya pun sama.

"Cepat halangi pintu ini." Kataku pada semua orang disini.

"Maaf dokter, kami takut." Ucap suster yang lainnya.

Hanya aku dan suster emi yang menghalangi pintu ini.

"Minggir kalian!" Ia berusaha mendorongku, namun kami sekuat tenaga bertahan di depan pintu ini.

"Kalian ini ga punya telinga? Mengganggu saja urusanku!" Ucapnya lagi.

"Tidak! Kamu ga boleh keluar." Kataku.

Ku bacakan ayat kursi di depannya. Mata kami saing beradu.

Suara gelegar petir di luar menambah suasana menyeramkan situasi siang ini.

"Aduh kamu ga mempan ya bacain aku, awas! Lama sekali kalian! Bikin aku marah saja!" Jawabnya lagi.

Dia pun mendorong aku dan suster emi, aku pun terpental ke dalam ruangan itu hingga kami jatuh ke temlat tidur pasien dengan bertubrukan dengan suster emi.

"Selamat tinggal kalian hihihihi." Ucapnya sambil berlari.

Hantu itu membawa tubuh wanita itu keluar ruangan dan.

Brak

Tubuh itu menjatuhkan diri. terjun dari lantai lima yang membuat kami semua ketakutan. Kami pun langsung keluar ruangan dan melihat keadaan.

Wanita itu sudah terkapar di jalan parkiran rumah sakit dengan tumbuh bersimbah dar*h yang lumayan banyak.

💕💕💕💕

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Patah Hati Mendatangkan Pria yang Tepat

Patah Hati Mendatangkan Pria yang Tepat

Renell Lezama
5.0

Tunangan Lena adalah pria yang menyerupai iblis. Dia tidak hanya berbohong padanya tetapi juga tidur dengan ibu tirinya, bersekongkol untuk mengambil kekayaan keluarganya, dan kemudian menjebaknya untuk berhubungan seks dengan orang asing. Untuk mencegah rencana jahat pria itu, Lena memutuskan untuk mencari seorang pria untuk mengganggu pesta pertunangannya dan mempermalukan bajingan yang selingkuh itu. Tidak pernah dia membayangkan bahwa dia akan bertemu dengan orang asing yang sangat tampan yang sangat dia butuhkan. Di pesta pertunangan, pria itu dengan berani menyatakan bahwa dia adalah wanitanya. Lena mengira dia hanya pria miskin yang menginginkan uangnya. Akan tetapi, begitu mereka memulai hubungan palsu mereka, dia menyadari bahwa keberuntungan terus menghampirinya. Dia pikir mereka akan berpisah setelah pesta pertunangan, tetapi pria ini tetap di sisinya. "Kita harus tetap bersama, Lena. Ingat, aku sekarang tunanganmu." "Delon, kamu bersamaku karena uangku, bukan?" Lena bertanya, menyipitkan matanya padanya. Delon terkejut dengan tuduhan itu. Bagaimana mungkin dia, pewaris Keluarga Winata dan CEO Grup Vit, bersamanya demi uang? Dia mengendalikan lebih dari setengah ekonomi kota. Uang bukanlah masalah baginya! Keduanya semakin dekat dan dekat. Suatu hari, Lena akhirnya menyadari bahwa Delon sebenarnya adalah orang asing yang pernah tidur dengannya berbulan-bulan yang lalu. Apakah kesadaran ini akan mengubah hal-hal di antara mereka? Untuk lebih baik atau lebih buruk?

Terjebak Gairah Terlarang

Terjebak Gairah Terlarang

kodav
5.0

WARNING 21+‼️ (Mengandung adegan dewasa) Di balik seragam sekolah menengah dan hobinya bermain basket, Julian menyimpan gejolak hasrat yang tak terduga. Ketertarikannya pada Tante Namira, pemilik rental PlayStation yang menjadi tempat pelariannya, bukan lagi sekadar kekaguman. Aura menggoda Tante Namira, dengan lekuk tubuh yang menantang dan tatapan yang menyimpan misteri, selalu berhasil membuat jantung Julian berdebar kencang. Sebuah siang yang sepi di rental PS menjadi titik balik. Permintaan sederhana dari Tante Namira untuk memijat punggung yang pegal membuka gerbang menuju dunia yang selama ini hanya berani dibayangkannya. Sentuhan pertama yang canggung, desahan pelan yang menggelitik, dan aroma tubuh Tante Namira yang memabukkan, semuanya berpadu menjadi ledakan hasrat yang tak tertahankan. Malam itu, batas usia dan norma sosial runtuh dalam sebuah pertemuan intim yang membakar. Namun, petualangan Julian tidak berhenti di sana. Pengalaman pertamanya dengan Tante Namira bagaikan api yang menyulut dahaga akan sensasi terlarang. Seolah alam semesta berkonspirasi, Julian menemukan dirinya terjerat dalam jaring-jaring kenikmatan terlarang dengan sosok-sosok wanita yang jauh lebih dewasa dan memiliki daya pikatnya masing-masing. Mulai dari sentuhan penuh dominasi di ruang kelas, bisikan menggoda di tengah malam, hingga kehangatan ranjang seorang perawat yang merawatnya, Julian menjelajahi setiap tikungan hasrat dengan keberanian yang mencengangkan. Setiap pertemuan adalah babak baru, menguji batas moral dan membuka tabir rahasia tersembunyi di balik sosok-sosok yang selama ini dianggapnya biasa. Ia terombang-ambing antara rasa bersalah dan kenikmatan yang memabukkan, terperangkap dalam pusaran gairah terlarang yang semakin menghanyutkannya. Lalu, bagaimana Julian akan menghadapi konsekuensi dari pilihan-pilihan beraninya? Akankah ia terus menari di tepi jurang, mempermainkan api hasrat yang bisa membakarnya kapan saja? Dan rahasia apa saja yang akan terungkap seiring berjalannya petualangan cintanya yang penuh dosa ini?

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku