Rumah Sakit Itu Memakan Korban Jiwa
tu Memakan Ko
*
io ban
iku. rasa sakit pada tubuhku sangatlah sakit sekali. Aku mencoba bangun dengan
aku sudah berada di tempat yang aman? Namun sayang, aku tid
ada luka di dahinya. Bahkan memar-memar juga terlihat di kakinya. Beruntung, aku dan Bryan jatuh dari ketingg
ihat sudah banyak luka di dalam tubuhnya bahkan berceceran da
di melihatnya namun tak ku temukan dia. Saking panik
i senja. Jam menunjukkan pukul 5 sore waktu indonesia barat.
arena hanya dialah yang masih bisa ku ajak bi
tahu pas aku bangun dia udah disitu."
utan. Aku mencoba mendekati dia dengan pelan-pelan berjalan ke arah nya.
na?" Ucapku mengajak bicara ia yan
mm
seperti orang yang sedang menangis namun tert
buatnya, aku mencob
kembali dengan melihatnya yang masih
ut melihatnya. Penasaran, dan Bryan pun menggelen
masih banyak petir yang menyambar di segala a
engan penuh penasaran. Langsung saja dia mengangkat kepala
karena ia tiba-tiba saja mena
dengan terbata-bata. Aku pun diam karena jant
cap Suster Emi, aku pun jadi ta
kami tak jauh, karena mungkin kam
apa kamu?" Ucapku deng
i sedikit di naikan. Aku pun ingin mendekatinya n
a kami mau keluar, kasian teman-teman kami." Ucap
l berpaling dari kami dan m
di buat permainan hant
ngin suster
rut dan memega
berontak. Namun Bryan mungkin kali ini sudah mulai lelah mak
, ku bacakan surah ayat kursi, dan satu
kursi sambil memegangi
Ucap hantu itu yang ber
mua ini segera berakhir dan mu
وَهُوَ يُدْرِكُ الْأَبْصٰرَ
sedang Dia dapat melihat segala yang kelihatan,
ekuat tenaga, sambil memencet
" Ucap Hantu itu sambil
a sakit di atas, gi
t siapa, cepat lepas
g mahkluk halus seperti itu. Ti
yat itu, dia menger
aaa
n ayat itu. Author pernah bacain itu ketika ke
ertinya ia sudah pergi dari tubuh Emi. Kami pun
ngun." Ucapku yang sam
un sus." Ucap
masih berusaha membuka mat
dok?" Ucap
pan." Ucap Bryan
ok dan bahaya juga karena in
rat ini terbuka, jadi kami
atiku, abis itu aku ga inget apa-apa lagi."
tutup lagi. Kita harus memberikan perto
a disini, disini terla
tuk meminta bantuan, sedangkan Bryan menjaga Emi
*
n, di lantai 1 ini cukup ramai. Karena disini tempat pen
lan menca
apa?" Ucap Pak Security yang menjaga rumah sakit ini. Bapak ini,
Ucapku. Aku tak peduli badan penuh luka dan pakaian yang sudah
kter." U
rapa Suster dan pegawai disini ikut membantu. Satu p
kan ke Unit Gawat Darurat. Aku juga tak tahu apa d
duduk di kursi rumah sakit, ia s
a-gara kamu Ti
ekuat tenaga, geram sekali rasanya aku saja yang selalu di s
u
nya Bryan, sekali-sekali dia m
sebelum aku ada disini juga ada kan? Kenapa selalu aku yang kau salahkan? Harusnya, kita cari solusi sama-sama. Bu
ak Security tadi. Ku lihat nama yang t
munan itu dan meninggalkan Bryan yang ma
a dari Rumah Sakit ini. Sudah, sudah cukup! Aku tak mau ada disini d
ruh handphone itu di saku celana yang memiliki resleting. Jadi, jika terjadi apa-apa handphoneku tak jatuh. Kantongku pun
an sudah ada sinyal. Tak menunggu lama, aku duduk di bangku t
saya Tio." Ucapku di
Tio, a
ari Rumah Sakit ini." U
kamu ga sa
ya sudah man
tanda tangan Kontrak selama 3 Tahun! Kamu melanggarnya kamu akan saya
u. Bagaimana bisa aku bekerja di Rumah Sakit seperti i
pi
aku berbicara,
g menyeramkan di hpku yang berasal
?" Terdengar lagi, aku y
ungan telepon
terus ce