Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Valentine & Memories

Valentine & Memories

Nadra Mahya

5.0
Komentar
5.6K
Penayangan
29
Bab

Meera Zean Anatashya sangat teratur dalam menjalani hidupnya. Berambisi menjadi wanita sukses adalah impiannya. Tapi semua berantakan saat pertama kalinya dia mencoba kencan dari situs online. Malam itu membuat hidupnya berubah, seorang pria yang belum jelas identitasnya menghancurkan masa depan Meera. Lalu saat dia tahu siapa pria yang menghamilinya, Meera semakin kacau. Karena pria itu adalah Zyan Derson Ozvick. Pangeran Mahkota yang sudah memiliki tunangan. "Aku sudah melahirkan anak mu, maka perjanjian kita sudah usai. Jadi biarkan aku pergi !" ______Meera. "Saat kau sudah melahirkan anak ku, itu artinya kau harus terkurung selamanya di Kerajaan ku." _______Zyan.

Bab 1 1 :: Meera Zean Anatashya ::

Namanya Meera Zean Anatashia, terkenal cantik, pintar, body semampai tapi jutek dan galaknya ngalahin ayam betina yang lagi ngeramin telur.

Meera adalah wanita yang tegar, dalam seumur hidupnya dia hanya menangis satu kali yaitu saat Mama__orangtua angkatnya meninggal.

Meera adalah yatim piatu yang diangkat anak oleh pengacara terkenal Anatashia saat dia berumur sepuluh tahun, dan saat dia berusia tujuh belas tahun Meera menangis pertama kali dipelukan para sahabatnya karena Anatashia meninggalkan dia untuk selama-lamanya.

Anatashia meninggalkan dia sebuah rumah yang nyaman dan juga tabungan serta asuransi yang bisa Meera pergunakan. Tapi Meera tahu itu tidak akan cukup hingga dia kuliah dan menjadi wanita karir yang hebat seperti Mama-nya. Untuk itulah Meera selalu belajar, dan belajar agar dia tetap menerima beasiswa dari sekolahnya. Dan bahkan sampai ke Oxford University. Universitas impiannya.

Ah, berbicara tentang sahabat Meera pertama kali bertemu mereka di SMA Pertiwi Sentosa Karya. Jika mengingat singkatan ini Meera akan selalu tertawa bersama sahabatnya meski dia hanya mengeluarkan sedikit saja suara.

Ya, SMA Pertiwi Sentosa Karya atau PSK adalah tempat dia menemukan sahabat-sahabatnya.

Celine si Mahasiswa abadi menurut Meera karena hingga kini sahabatnya itu belum resmi menyandang gelar Sarjana

Reya si gembul kesayangan Meera yang lemot, dan suka hal-hal mistis.

Ada juga Candy, sahabat Meera yang satu ini sangat manis, tapi juga teman yang suka diusik Meera karena sangat menyukai dangdut sementara selera musik Meera adalah Rock. Berbanding terbalik bukan.

Terakhir ada satu-satunya pria diantara mereka berempat. Arkana, pria jorok tapi sangat care dengan sahabat-sahabatnya ini selalu menjadi pendengar yang baik bagi mereka semua.

Well, itulah sahabat-sahabat Meera yang selalu ada untuknya.

Pacar ? Tidak, Meera tidak memiliki pacar. Dan apa itu pacar ? Sepertinya juga keempat sahahabatnya itu setuju dengan pertanyaan tersebut.

Tidak perlu memiliki banyak teman

Secukupnya saja asal mereka bisa kau andalkan dalam keadaan apapun. Termasuk titik dimana seluruh Dunia mengabaikan, bahkan mengucilkanmu.

Dan Meera beruntung memiliki mereka.

####

Salju yang turun di London membuat Meera bergegas menuju flat kecil yang ia tempati seorang diri. Flat yang ia sewa setelah dia bekerja di sebuah perusahaan ternama Derson Corp itu membuatnya pindah dari tempat awalnya tinggal yaitu di kota Oxford, dimana dia juga adalah lulusan dari Universitas tertua di Dunia itu.

Meera buru-buru membuka mantel hangatnya lalu masuk kedalam kamar kecil, dengan perasaan campur aduk Meera menunggu hasil dari benda pipih yang ia beli tadi.

Setelah menunggu akhirnya jawaban dari pertanyaan yang menghantuinya terjawab.

Dia hamil, dan itu petaka bagi Meera.

Selama ini dia menjaga baik dirinya, meski dia sudah dewasa Meera tidak pernah hidup bebas layaknya wanita-wanita muda di Eropa.

Baru pertama menikmati hari Valentine dan melakukan kencan buta hasil dari situs yang dia dengar dari teman sekantornya, Meera malah tidak sadar apa yang sudah dia lakukan.

Bagaimana bisa ?

Iya, Meera juga tidak mengerti.

Dia mengingat wajah Pria tampan yang ia kencani itu saat mereka bertemu. Bercerita layaknya orang pertama bertemu dan paginya Meera sudah terbangun dengan keadaan tertutup selimut dan pria itu sudah tidak ada.

Tentu Meera sangat menyesal, dia kehilangan apa yang dia jaga dengan cara seperti itu. Meski Meera tahu wajah pria itu tapi dia belum tahu hal lainnya, seperti dimana dia bekerja. Bahkan nama lengkapnya saja dia tidak tahu.

Dia hanya baru mengobrol, dan semuanya menjadi gelap bagi Meera. Yang dia tahu pria itu memperkenalkan dirinya dengan Mr.D.

"D WHAT ?" teriak Meera frustasi didalam kamarnya.

****

Satu Bulan Kemudian...

Meera baru saja keluar dari toilet kantornya, tanpa sengaja dia mendengar para petinggi perusahaan yang dia ketahui adalah Manager Keuangan dan Head Marketing di kantor mereka membicarakan jika perusahaan mereka di cabang Jakarta sedang membuka lowongan untuk Head Marketing yang baru.

Itu adalah kesempatan bagi Meera untuk kembali ke Indonesia, namun dia masih bisa memiliki pekerjaan impiannya ini.

Meera bergegas menuju ruangan personalia, menemui staff HRD yang kebetulan dikenal baik olehnya.

"Nancy," sapa Meera yang mendapatkan senyuman manis wanita itu.

"Yes Zean, teel me what do you want ?" Sepertinya wanita itu sibuk dan Meera sedikit takut mengatakan permintaannya.

"Begini, aku mendengar kabar kalau perusahaan kita di cabang Jakarta sedang membutuhkan kepala marketing yang baru. Apakah itu benar ?"

"Ya, benar. Ada apa ? Apa kau ingin aku mendaftarkan profil mu keatasan agar bisa kembali ke negara mu hem ?" Nancy terlihat sangat baik hati.

"Ya, jika kau tidak keberatan. Aku sangat ingin kembali kesana. Tapi tentunya dengan pekerjaan yang baik."

"Oh tenang saja Zean, namamu bahkan sudah dibicarakan kepala marketing kita. Kau sangat berambisi, dan itu sangat baik bagi perusahaan. Berdoa saja semoga kau beruntung." Meera mengangguk antusias dan pamit kembali ke ruangannya di bagian staff marketing Derson Corp.

****

Meera menikmati susu hangat yang harus dia minum semenjak dia sudah dipastikan hamil oleh seorang dokter di Royal Hospital London. Untungnya dia sedang berada di London, jadi tidak ada pertanyaan menyebalkan seperti 'Dimana suami anda ?'

Meera menghela napas lelah lalu ponsel di dalam tas-nya berbunyi.

Reya calling...

Meera langsung mengangkatnya dan terlihatlah wajah sahabatnya yang lucu itu.

"Hei nona Inggris, apa kau akan menetap di Negara Ratu Elizabeth itu ha ? Tidak pernah menelpon kami jika tidak di telpon." Meera memutar bola matanya mendapat omelan Reya.

"Apa kau lupa jika kita memiliki waktu yang berbeda Re ? Dan kenapa kau menelpon ku dijam seperti ini ? Apa kau tidak tidur ?"

"Tunggu____," Reya seperti mencermati sesuatu. "Sejak kapan kau minum susu ?" Meera langsung panik namun mencoba terlihat tenang, sedang Reya ditempatnya memicingkan matanya.

"Ah...ini hanya susu biasa. Aku sedang tidak enak badan." Bohong Meera.

"Cih...seperti aku baru mengenalmu satu atau dua tahun saja," gerutu Reya yang memang sangat susah untuk Meera bohongi.

"Ok fine, I'm pragnent."

-

-

-

"Kau bilang apa Meera ?" Reya sepertinya terkejut mendengar kalimat cepat bagaikan kereta api yang Meera ucapkan.

"Aku yakin kau pasti dengar." Meera dengan santai menjawabnya, padahal dia juga cemas setengah mati saat mengatakan hal tersebut.

"Kau serius ?"

"Hem,"

"Berapa bulan ?"

"Satu."

"Kapan rencana pernikahannya ?"

"Tidak ada rencana pernikahan Re."

"Kenapa ? Apa kau gila semenjak tinggal disana ha ?!"

"Aku tidak tahu siapa orang yang menghamiliku."

Dan mereka berdua pun terdiam, Reya terlihat sangat cemas saat ini. Dan Meera merutuki dirinya yanh dengan santai mengatakan semuanya.

"Sudahlah jangan cemaskan aku, aku akan pulang saat waktunya tiba. Aku tahu cepat atau lambat akan memberitahukan kalian berita ini, kau tahu bukan hanya kalian yang aku punya. Tolong jangan katakan hal ini dulu pada yang lainnya, aku tidak ingin mereka cemas. Kau paham bukan ?"

Reya mengangguk dan berkaca-kaca, membuat Meera menyesal mengatakan hal ini pada Reya.

"Jangan memikirkan ku Re, aku baik. Dan bayiku sehat. Kami akan kembali ke Indonesia tidak lama lagi."

"Lalu bagaimana dengan status bayimu ? Disini berbeda dengan disana. Orang-orang akan mempertanyakan status anakmu."

"Ntahlah Re, aku hanya tidak lagi bisa hidup disini. Mungkin aku akan meminta Arkana menikahiku lalu kami bercerai," kata Meera lalu dia tertawa tapi Reya hanya mengusap airmatanya yang sudah jatuh.

"Jangan menangis cengeng. Tidurlah, aku juga ingin beristirahat. Ingat pesanku, jangan bocor, paham !"

"Aku paham. Dasar menyebalkan," gerutu Reya.

"Bye Re, aku mencintaimu."

"Aku juga lebih mencintaimu."

Meera menutup telpon, dan sedikit rasa lega timbul dihatinya.

Tbc 💋

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Nadra Mahya

Selebihnya

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku