/0/23477/coverbig.jpg?v=16c366866a1eb2f8fb708d159c225dc8&imageMogr2/format/webp)
Dirga Mahendra hancur setelah kehilangan istrinya, Safira Aryasatya, dalam kecelakaan tragis. Meskipun ia hanya mengalami luka ringan, Safira yang tengah mengandung sembilan bulan mengalami pendarahan hebat. Dia sempat dilarikan ke rumah sakit, tetapi nyawanya tak tertolong. Dalam detik-detik terakhir hidupnya, dokter berhasil menyelamatkan bayi perempuan mereka melalui operasi caesar. Sejak hari itu, Dirga tenggelam dalam kesedihan dan menolak untuk mengurus bayi yang ditinggalkan istrinya. Ia bahkan tidak bisa menatap anak itu tanpa mengingat Safira. Orang tuanya, yang prihatin melihat sang cucu tanpa kasih sayang, mencari seorang pengasuh untuk bayi kecil itu. Karena mereka tidak bisa sepenuhnya merawat sang cucu, mereka menemukan seorang wanita muda yang bersedia menjadi pengasuh. Yang tidak disangka oleh siapa pun, wanita itu adalah Keysha Adinata-mantan kekasih Dirga saat kuliah dulu. Hubungan mereka berakhir karena fitnah yang kejam, yang membuat Dirga percaya bahwa Keysha telah mengkhianatinya. Padahal, kebenaran jauh dari apa yang ia yakini. Kini, setelah bertahun-tahun berpisah, takdir mempertemukan mereka kembali. Tapi bukan sebagai sepasang kekasih... melainkan sebagai pria yang kehilangan istrinya dan seorang wanita yang kini harus mengasuh bayi dari pria yang dulu menghancurkan hatinya. Apakah luka lama akan kembali menganga? Ataukah ada kesempatan bagi kebenaran untuk terungkap di antara tangisan bayi yang tak berdosa?
Hujan deras mengguyur kota, membasahi jalanan yang dipenuhi pantulan cahaya lampu. Suara sirene ambulans memecah keheningan malam, bergegas menembus lalu lintas dengan kecepatan penuh. Di dalamnya, seorang pria berlumuran darah duduk diam, tatapan matanya kosong.
Dirga Mahendra tidak merasakan apapun. Tidak sakit. Tidak takut. Bahkan tidak bisa menangis. Yang ia tahu, tubuh Safira Aryasatya-istrinya-terbaring tak bernyawa di sampingnya. Gaun hamil yang dipakai wanita itu penuh darah, wajahnya pucat, dan tangannya terasa semakin dingin.
"Pak, bertahanlah. Kami sudah hampir sampai rumah sakit," suara paramedis menembus lamunannya.
Bertahan? Untuk apa?
Semua sudah berakhir.
Safira-satu-satunya wanita yang ia cintai-telah pergi.
Dirga tidak ingat bagaimana kecelakaan itu terjadi. Hanya ada rem mendadak, suara benturan keras, kaca mobil pecah, lalu jeritan Safira yang menggema di telinganya. Setelah itu, semuanya gelap.
Saat ia sadar, tubuhnya hanya mengalami luka ringan, tetapi Safira... tidak seberuntung itu.
Dan bayi mereka-anak yang begitu dinantikan oleh istrinya-masih berada di dalam kandungan wanita itu, bertahan dalam keheningan yang mengerikan.
Tiga jam kemudian, Rumah Sakit Brawijaya
"Dia kehilangan terlalu banyak darah..."
"Saat ini kami hanya bisa menyelamatkan bayinya..."
"Kami mohon persetujuan operasi caesar segera."
Kata-kata dokter itu mengguncang Dirga, tetapi tubuhnya tidak bergerak. Ia berdiri di luar ruang operasi, tangannya terkepal, matanya memerah.
Orang tua Safira menangis tersedu-sedu di sudut ruangan, sementara ibu Dirga, Diah Mahendra, menggenggam tangannya erat.
"Dirga, tolong... izinkan mereka menyelamatkan cucu kita," suara ibunya bergetar.
Cucu?
Dirga ingin tertawa.
Dia tidak ingin bayi itu.
Bayi itu adalah alasan kenapa Safira berada dalam keadaan lemah. Bayi itu adalah alasan kenapa istrinya harus berjuang dengan nyawanya sendiri.
Namun, pada akhirnya, ia tetap menandatangani surat persetujuan operasi.
Dua jam setelahnya, suara tangisan bayi menggema di lorong rumah sakit. Tangisan yang nyaring, hidup, dan penuh harapan.
Tetapi Dirga tidak ingin mendengar.
Karena pada saat yang sama, dokter keluar dari ruang operasi dengan wajah penuh duka.
"Saya turut berduka, Tuan Dirga... Kami sudah berusaha semaksimal mungkin."
Safira telah tiada.
Dan bayi itu...
Bayi yang lahir dari nyawa istrinya, kini tergeletak di inkubator, menangis tanpa henti.
Tetapi Dirga tidak bergerak untuk mendekatinya.
Tidak sedetik pun.
Satu tahun kemudian
Rumah besar keluarga Mahendra terasa lebih sunyi dari biasanya. Dirga jarang pulang ke rumah utama, memilih tenggelam dalam pekerjaannya untuk menghindari kenyataan yang tidak ingin ia hadapi.
Bayi yang ditinggalkan Safira telah tumbuh menjadi gadis kecil yang sehat dan ceria. Tetapi, sejak hari kelahirannya, Dirga tidak pernah sekalipun menggendong atau melihat anak itu lebih dari sekadar tatapan sekilas.
Putrinya memiliki mata yang sama dengan Safira-dan itu semakin menghantui dirinya.
Melihat anak itu sama saja dengan mengingat kesalahan terbesarnya.
Orang tua Dirga, yang prihatin dengan kondisi cucu mereka, akhirnya mencari seseorang untuk merawat bayi tersebut. Mereka menghubungi berbagai agen pengasuh, hingga akhirnya menemukan satu kandidat yang mereka rasa tepat.
Dan hari ini, perempuan itu akan datang untuk pertama kalinya.
"Dirga, setidaknya berikan kesempatan pada pengasuh ini," kata Diah, ibunya, dengan nada lembut. "Kamu tidak bisa terus mengabaikan putrimu."
Dirga tidak menjawab. Ia hanya berdiri di dekat jendela, menatap langit yang mulai mendung.
Kemudian, bel rumah berbunyi.
Seorang wanita muda melangkah masuk dengan percaya diri, membawa tas di tangannya.
Saat mata mereka bertemu, dunia seakan berhenti berputar.
Dirga terdiam, wajahnya menegang.
Perempuan itu-pengasuh yang direkrut untuk merawat putrinya-bukan orang asing.
Dia adalah Keysha Adinata.
Mantan kekasihnya.
Wanita yang pernah ia cintai sebelum Safira.
Wanita yang dulu ia tinggalkan karena tuduhan perselingkuhan yang hingga kini masih membakar amarah di dadanya.
Keysha menatapnya tanpa ekspresi, seolah mereka adalah dua orang asing.
Tetapi Dirga tahu, takdir sedang memainkan permainan yang kejam.
Karena di antara semua orang di dunia...
Kenapa harus dia?
Bab 1 BAYI YANG TAK TERJANGKAU
21/03/2025
Bab 2 bayangkan akan muncul kembali
21/03/2025
Bab 3 TERLAMBAT
21/03/2025
Bab 4 Keysha bisa merasakan
21/03/2025
Bab 5 tak bisa dipungkiri bahwa ada banyak hal yang belum ia selesaikan
21/03/2025
Bab 6 Minggu-minggu berlalu
21/03/2025
Bab 7 RASA TAK TERTANDA
21/03/2025
Bab 8 KENANGAN YANG TAK PUDAR
21/03/2025
Bab 9 Dirga dan Keysha tidak bisa mengabaikan
21/03/2025
Bab 10 cerita yang belum sepenuhnya dipahami
21/03/2025
Bab 11 pria yang sekarang ada di hadapannya
21/03/2025
Bab 12 Apakah benar seperti yang dikatakan Reyhan
21/03/2025
Bab 13 menentukan arah hidup
21/03/2025
Bab 14 sebuah boneka dalam tangan Dirga
21/03/2025
Bab 15 Keysha merasa seperti ada kekosongan
21/03/2025
Bab 16 segala kekalutan yang menjeratnya
21/03/2025
Bab 17 BENTUK CINTA YANG BERBEDA
21/03/2025
Bab 18 mengurai setiap kata yang baru saja diucapkan Niko
21/03/2025
Bab 19 Aku tidak akan pergi lagi
21/03/2025
Bab 20 menghancurkannya tanpa ampun
21/03/2025
Bab 21 Hening kembali
21/03/2025
Bab 22 Sejak kepulangannya dari rumah sakit
21/03/2025
Bab 23 Wanita itu tidak seharusnya muncul
21/03/2025
Bab 24 irama monoton
21/03/2025
Bab 25 Keysha tidak tahu apakah keputusan ini benar
21/03/2025
Bab 26 Apakah dia benar-benar serius
21/03/2025
Bab 27 Dirga masih berhubungan dengan Nadine
21/03/2025
Bab 28 Ada yang harus kutemui
21/03/2025
Bab 29 Siapa yang harus ia percaya
21/03/2025
Bab 30 Suara Dirga terdengar dari belakang
21/03/2025
Buku lain oleh Andi Rachman
Selebihnya