Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Cinta Disisa Serpihan Hati

Cinta Disisa Serpihan Hati

Ririen Curiens

5.0
Komentar
3.3K
Penayangan
60
Bab

Niat hati ingin menolong seorang pria bernama Ilham yang sedang dikejar-kejar orang, malah membuat Dania akhirnya terjebak dengan sebuah pernikahan dadakan akibat sebuah kesalahpahaman. Dia dinikahkan oleh warga secara agama akibat mereka tinggal satu atap beberapa hari. Pernikahan itu akhirnya membuat Ilham jatuh cinta dengan Dania. Pernikahan dadakan ini justru membawa mereka untuk berpertualang dibeberapa daerah. Ilham merupakan sang pewaris dari beberapa hotel sepeninggalan ayahnya. Namun justru itulah yang membuat Mama serta saudara tiri Ilham ingin melenyapkan Ilham agar seluruh hartanya jatuh ketangan mereka. Dania dan Ilham kini dalam pencarian Mama serta Ibu tirinya, namun petualangan mereka menumbuhkan benih-benih cinta. Yuk ikutin keseruan ceritanya.

Bab 1 Lelah

Hari ini kedua kalinya Dania merasa dunianya sungguh hancur. Bagaimana tidak, setelah kepergian kedua orang tuanya dalam kecelakaan yang membuatnya harus tinggal di panti asuhan yang tak jauh dari rumahnya, kini Dia harus merasakan hancur hatinya sekali lagi.

Mas Fathur calon imamnya meninggal dalam sebuah kecelakaan tunggal, tiga hari sebelum akad nikah digelar.

Semua rencana dan persiapan sudah selesai semua, namun semuanya terpaksa harus dibatalkan begitu saja. Pernikahan impiannya kini pupus sudah.

Beberapa hari Dania mengurung diri dan sesekali menangis dikamarnya. Bu deh sekaligus pemilik panti asuhan tempat Dania tinggal selama ini, selalu mencoba menenangkan hatinya namun Dania terus menyalahkan dirinya yang tak pernah beruntung dalam kehidupannya. Bahkan sebulan sebelum pernikahan yang sudah direncanakan, Dania harus rela dipecat diperusahaan tempat Dia bekerja.

Malam ini Bu deh mencoba mengajak Dania bicara, beliau menyuruhnya untuk berjualan diruko milik Bu deh yang kemaren baru saja ditinggalkan oleh orang yang mengontrak selama ini.

Bu deh memang sengaja menyuruh Dania untuk berjualan di ruko kecil itu agar Dia bisa melupakan masalah yang dihadapinya saat ini.

Dania menangis mendengar wejangan dari Bu deh. Setelah perdebatan panjang akhirnya Dania menyetujuinya. Bu deh mengambilkan beberapa uang untuk modal Dania berjualan. Beliau menyarankan agar untuk sementara Dania berjualan jus dan salad buah, karena lebih simpel dan peralatannya sudah ada semuanya.

Air matanya terus menetes, Dania mencoba kuat didepan Bu dehnya. Namun disaat Bu deh pergi Dania menangis terisak-isak.

Tuhan mengapa Aku tak pernah beruntung

Masih adakah sisa keajaiban untukku

Aku sudah lelah, tak tahu harus bagaimana

Jiwaku terasa tak kuat lagi untuk bangkit

Kisahku telah pergi sebelum ku tulis.........

Dania menutup wajahnya dengan bantal agar suara tangisannya tak terdengar.

Malam semakin larut, Dania masih tak bisa untuk memejamkan matanya. Hingga kumandang adzan terdengar dan meluluhkan hatinya.

Dania bangun dan bergegas mengambil wudhu, Dia segera berangkat sholat di mushola di depan Panti.

Setelah sholat Dania ingin melanjutkan tidur namun tiba-tiba Bu deh datang dan menyuruhnya untuk pergi ke pasar membeli bahan-bahan untuk persiapan jualan.

Meskipun berat namun Dania tetap mengikuti wejangan dari Bu dehnya karena dia memang sudah pasrah dengan hidupnya yang tak berarti.

Perlahan Dia mulai berjalan menuju ke pasar dengan wajah yang kusut akibat terlalu banyak menangis.

Setelah selesai belanja Dania langsung menuju ke ruko milik Bu dehnya. Dia menatap langit-langit rukonya yang banyak sekali debu yang menempel.

Dania menghela nafas panjang dan mulai membersihkan seluruh ruko itu. Dania juga membeli beberapa cat tembok. Dia ingin melukis semua dinding diruko itu. Dia memang hobi sekali melukis, namun hari ini dia memutuskan untuk membersihkan rukonya saja, agar Dia sekalian bisa tinggal disana.

Malam ini pertama kalinya Dania tidur di Ruko. Beruntung beberapa anak Panti mau menemaninya tidur diruko. Setelah sebagian anak tertidur, Dania menyiapkan beberapa buah untuk dicuci dan ditata dietalase. Besok pagi adalah pembukaan kedai jus dan salad buah. Dania sudah tak sabar untuk menjalani hari esok.

Setelah adzan subuh berkumandang, Dania lekas sholat berjamaah bersama anak-anak panti karena setelah ini Bu deh akan menjemput karena mereka harus bersekolah.

Saat matahari mulai bersinar, Dania mulai membuka kedai jus dan salad buah di depan rukonya.

"Bismillahirrahmanirrahim, semoga ada rejekiku disini", ucap Dania saat mulai membuka rukonya.

Beberapa jam berlalu, Dania masih juga belum mendapatkan satupun pembeli. Dia merasa mulai bosan dengan rutinitasnya hari ini.

Dania malah semakin ingat dengan calon suaminya yang sudah meninggal. Rasa sepi membuat Air matanya menetes dengan sendirinya.

"Beli...... mbak.... beli," ucap seorang pembeli pertamanya.

Dania mulai menghapus air matanya saat seorang pembeli datang ke warungnya. Dia tersenyum manis kepada seorang pembeli. Dia mulai menyiapkan pesanan dari seorang pembeli dan mempersilahkannya untuk duduk.

Suasana hatinya mulai berubah ketika kedai jusnya mulai rame pembeli.

Hingga malam hari kedai jus dan salad buah Dania laris terjual. Dania menghela nafas panjang dan tersenyum karena buahnya sudah hampir habis hari ini.

Jam dinding sudah menunjukkan jam delapan malam, Dania memutuskan untuk menutup kedainya. Perlahan dia menutup pintu rolling door samping, namun ketika pintu mulai tertutup separuh, dia sungguh kaget ketika seorang pria tiba-tiba masuk dengan menggelindingkan tubuhnya yang penuh luka.

"Ahhhhhh...... siapa kamu," teriak Dania.

Pria itu menaruh telunjuk tangannya di mulutnya, seakan memberi tahu Dania agar dia bisa diam.

Tubuhnya terdapat banyak memar dan kepala pria itu terdapat luka sobek, hingga membuat sebagian rambutnya dipenuhi dengan darah. Dania begitu takut denganya, bahkan dibenaknya saat ini, pria itu adalah seorang maling.

Tok.... tok..... tok....

Dania terkaget ketika seseorang mengetok pintu dengan begitu keras. Pria itu menatap Dania dan memberi kode agar Dia tak membuka pintunya. Namun rasa penasaran dan takut, akhirnya membuat Dania memutuskan untuk membuka pintunya. Beberapa orang bertubuh kekar menatap Dania dengan tajam.

"Ada apa Pak, jus dan salad buah hari ini sudah habis, saya sudah tutup," ucap Dania dengan kaki gemetaran.

"Apa kamu lihat seorang pria, lewat sini, Dia sedang terluka?," jawab salah satu pria bertubuh kekar.

Sejenak Dania terdiam.

"Memang siapa dia Pak, Apa ada maling atau begal?."

Pria itu tak menjawab pertanyaan dari Dania. Dia hanya mulai memaksa masuk kedalam ruko milik Dania.

"Pak, kenapa masuk ruko saya tanpa ijin?"

"Kita harus mengecek dan memastikan dia tidak bersembunyi disini."

Beberapa Pria bertubuh kekar akhirnya masuk kedalam ruko milik Dania.

"Tolong keluar Pak, kalian tidak berhak masuk toko orang sembarang," ucap Dania

Beberapa pria itu tidak memperdulikan perkataan Dania. Tiba-tiba salah satu pria itu bertanya kepada Dania.

"Ini Apa mbak?," ucap Pria itu.

Dania terdiam sesaat, namun akhirnya Dania menjawab bahwa warna merah dilantai itu adalah bekas cat.

"Itu cat Pak, saya Akan melukis. itu catnya," ucap Dania sambil menunjuk beberapa cat tembok dan acrylic dengan banyak warna.

"Sudah cepat keluar Pak, atau saya akan berteriak maling."

Pria itu tak memperdulikan perkataan Dania hingga akhirnya Dania berteriak meminta tolong. Akhirnya beberapa pria itu pergi saat ada pedagang lain yang mulai berdatangan.

"Ada apa mbak?"

"Siapa Mereka."

Tanya beberapa pedagang lain yang mulai datang.

"Saya juga tidak tahu. Mereka mencari seseorang tapi dengan memaksa. Apa barusan ada maling atau begal Pak?"

"Tidak ada mbak, dari tadi aman-aman saja. Tapi disana tadi ada kecelakaan. Anehnya pengemudinya tidak ada."

"Yah sudah Pak, Mas, mbak, terima kasih bantuannya," ucap Dania.

Dania kembali masuk kedalam rukonya dan mulai menutup pintunya. Dia mencari Pria yang penuh luka tadi. Dia ternyata bersembunyi didalam kardus bekas tempat kulkas yang baru dibeli Dania.

"Hai..... Mas bangun, cepat pergilah. Orang-orang yang mengejar kamu sudah pergi", ucap Dania.

"Tolong Mbak, biarkan saya istirahat disini malam ini. Besok pagi saya akan pergi. Bolehkah saya meminta minum?" ucap pria itu.

"Iyah setelah itu segera pergilah, Aku tidak mau berurusan dengan seorang maling."

"Aku bukan maling Mbak, Lukaku ini bekas ditabrak mobil, mereka juga memukul kepalaku dengan keras. Tolonglah..... Aku sudah tak kuat lagi. Ini handphone dan KTP dan semua identitas saya ada disini, silahkan mbak bawa. Nanti akan saya bayar untuk biaya menginap malam ini."

"Jika begitu, akan saya antarkan saja kamu kerumah sakit, atau kantor polisi."

"Tidak mbak, mereka pasti akan mencari saya disana. Tolong Mbak, semalam saja. Polisi tidak akan percaya jika saya tidak membawa bukti yang kuat."

Sejenak Dania terdiam. setelah melihat identitas pria itu akhirnya dia memperbolehkan pria itu untuk beristirahat dirukonya.

Dania malam ini memutuskan untuk pulang ke Panti, karena dia tidak mungkin bermalam satu ruko dengan pria tak dikenalnya itu. Namun saat perjalanan menunggu angkot, Dania melihat sebuah apotek diseberang jalan.

Pria tadi terluka parah, jika aku tinggalkan, bagaimana jika dia mati disana, pasti aku yang dituduh membunuhnya. Astaga apa aku harus menolong maling, tapi jika maling mengapa warga tidak ikut mengejarnya.

Ah sudahlah Aku harus menolongnya, Dania terus bermonolog dengan dirinya. Dania akhirnya pergi menuju ke sebuah apotek dan memutuskan kembali ke rukonya.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku