Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
5.0
Komentar
1.6K
Penayangan
32
Bab

Jika kebanyakan wanita di luar sana memilih bercerai ketika mengetahui suaminya telah selingkuh. Namun, tidak untuk April. April memilih untuk berusaha terlebih dahulu mempertahankan rumah tangganya. Maka dari itu, April memberi tantangan untuk dirinya sendiri untuk menakhlukan kembali hati suaminya dalam waktu 180 hari. Akankah April mampu membuat Suaminya kembali padanya?? Mari kita simak kisahnya...

Bab 1 Prolog

Menikah di usia muda memang sebuah pilihan yang cukup menarik. Saat itu, April baru berusia dua puluh tahun. Meskipun banyak orang yang memberikan nasihat untuk tidak menikah di usia muda, apalagi dengan seorang lelaki yang lebih muda darinya, namun April memilih untuk mengikuti hatinya. Calon suaminya bahkan lebih muda satu tahun darinya.

Orang-orang sering mengingatkan bahwa menikah di usia muda, terutama dengan pasangan yang masih muda juga, bisa menjadi tantangan tersendiri. Mereka berpendapat bahwa lelaki yang belum matang sepenuhnya mungkin lebih rentan dalam menjalani pernikahan. Namun, dalam kasus April, cinta sepertinya telah membutakannya dari semua nasihat itu.

April berpikir, karena kadang-kadang cinta memang membuat kita tak peduli dengan apa pun selain perasaan yang membara di dalam hati.

Hari-hari yang penuh kasih sayang dan kebahagiaan terus berlalu bagi April, yang telah menjalin hubungan yang kokoh dan tulus dengan kekasihnya, Arga. Cinta mereka, yang tumbuh kuat selama tiga tahun, menjadi fondasi yang kokoh bagi impian April untuk membangun rumah tangga bahagia bersamanya.

Arga, pria penyabar dan penyayang, adalah pilar dukungan yang selalu ada di setiap langkah April. Setiap waktu luangnya dihabiskan bersama, menciptakan kenangan-kenangan manis yang membuat kisah cinta mereka semakin mengakar dalam kehidupan sehari-hari.

Namun, April menemukan dirinya terjebak dalam butiran cinta yang begitu dalam, hingga mengalami kebutaan terhadap tanda-tanda mungkin adanya perubahan. Rasa percaya dirinya yang kuat terhadap kesetiaan Arga mungkin telah menutup mata April terhadap potensi ketidakpastian.

Puncak kebahagiaan mereka menjadi ujian sejati ketika April menemukan dirinya dalam kegelapan emosional, tidak mampu membayangkan hidup tanpa Arga. Namun, kebutaan cintanya perlahan-lahan terbuka ketika sebuah kejadian tak terduga mengguncang fondasi hubungan mereka.

Melalui perjalanan batin yang penuh konflik dan pertanyaan, April harus menghadapi kenyataan bahwa cinta dan kepercayaan kadang-kadang memerlukan pembersihan dan pemahaman yang lebih dalam.

Hari-hari yang dulunya penuh kebahagiaan dan kasih sayang kini berubah menjadi masa-masa yang penuh kegelisahan bagi April. Dua bulan terakhir ini, uang belanjanya berkurang drastis, hampir setengah dari jumlah biasanya. Arga juga pulang telat dan jarang menyentuhnya, meninggalkan April dengan pertanyaan yang menghantui pikirannya.

Ketidakpastian dan kekhawatiran mulai merajai pikiran April. Apakah Mas Arga terlalu lelah karena pekerjaannya yang membuatnya pulang larut malam? Atau ada alasan lain yang tidak diketahui oleh April? Pikiran-pikiran ini semakin membingungkan April, terutama ketika ia membandingkan situasinya dengan cerita sinetron yang sering ia tonton, di mana perubahan perilaku suami seringkali disebabkan oleh pihak ketiga.

Namun, April tidak ingin terjebak dalam prasangka dan asumsi yang tidak pasti. Ia memutuskan untuk menghadapi masalah ini dengan kepala tegak dan berani berbicara dengan Arga. Meskipun hatinya resah, April tidak ingin hanya diam dan merasa diabaikan oleh suaminya begitu saja.

Saat jam menunjukkan pukul 17:40, April merasa semakin gelisah karena Arga belum juga pulang. Pikirannya dipenuhi dengan keputusasaan dan keinginan untuk mengungkapkan perasaannya. Dia tahu bahwa dia harus berbicara dengan Arga, tidak peduli seberapa larut malam dia pulang.

Dalam hati, April bersumpah bahwa dia akan menghadapi Arga dan mengungkapkan perasaannya. Dia tidak bisa lagi membiarkan dirinya diabaikan dan merasa tidak dihargai. Keputusannya sudah bulat, dan dia siap untuk menghadapi apa pun yang akan terjadi selanjutnya.

Pintu rumah terdengar dibuka. Langkah kaki Arga terdengar memasuki rumah. Jantung April berdegup kencang, keputusan untuk berbicara padanya malam ini terasa semakin mendesak.

"April, aku pulang!" teriak Arga dari ruang tamu.

Mengumpulkan keberanian, April menutup novel online yang tengah dibacanya dan berjalan menuju ruang tamu. Matanya mencari tanda-tanda, apakah ada yang berubah dari Mas Arganya, mencoba membaca wajahnya yang tampak lelah.

"Mas, kita perlu bicara," ujar April dengan suara yang berusaha tegar.

Mas Arga, yang baru saja melepas sepatunya, terlihat terkejut. "Ada apa, Sayang? Kamu terlihat serius sekali."

"April duduk, menatap Arga dalam-dalam. "Aku merasa ada yang berubah, Mas. Uang belanja yang berkurang, kamu pulang terlalu malam, dan... kita sudah lama tidak seperti dulu lagi. Apakah ada yang terjadi yang perlu aku tahu?"

Arga menarik napas panjang. Wajahnya berubah, ada rasa bersalah yang tersembunyi di balik ekspresinya. April merasakan jantungnya semakin berdebar. Apakah dia benar-benar harus mengetahui kenyataan yang mungkin akan mengubah segalanya?

"Sayang, aku...," Mas Arga memulai, tapi ragu-ragu.

April menunggu dengan napas tertahan, mencoba mempersiapkan diri untuk segala kemungkinan. Apakah kekhawatirannya akan menjadi kenyataan? Atau mungkin ada penjelasan lain yang tidak pernah terlintas dalam pikirannya?

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku