Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Panggil Aku, Sayang!

Panggil Aku, Sayang!

Rieska Karisha

5.0
Komentar
58
Penayangan
5
Bab

"Loe udah gila ya?!" bentak Sayang emosi. "Ya. Gue emang udah gila. Dan gilanya lagi. Gue tetapkan hari ini sebagai hari jadian kita berdua. Karena gue jomblo menahun yang kesepian. Makanya gue pilih elo jadi pacar gue sekarang," ujar Dev dengan senyum penuh kemenangan. **** Sayang Cantika Baby adalah seorang gadis cantik kelas XI IPA yang terkenal sebagai Miss Matre di SMA Nusa Bangsa. Selain menjadi joki tugas teman-temannya. Dia juga tak segan menangani semua masalah yang menyangkut dirinya dengan imbalan uang. Namun, kelakuan buruk itu justru membuatnya terjebak menjadi pacar bohongan Dev. Si Pangeran Kulkas yang sangat dingin sama semua cewek yang mengejarnya. Akankah kisah cinta si Miss Matre dan Pangeran Kulkas akan berakhir bahagia?

Bab 1 Chapter Satu

Sayang. Semua orang memanggil gadis yang sedang melajukan motor maticnya menuju gerbang sekolah itu dengan sebutan sayang. Mulai dari Security sekolah.

"Selamat pagi, Sayang."

Cowok-cowok yang bertemu di parkiran.

"Pagi, Sayang."

Sampai yang paling konyol, teman-teman satu kelasnya.

"Sayang-sayang, si Patokaan. Matego-tego gorokan, sayang. Sayang-sayang, si Patokaan. Matego-tego gorokan, sayang." Begitu kumandang lagu Sipatokaan khas Sulawesi Utara yang mereka kompak nyanyikan saat melihat gadis imut berambut sebahu itu melewati pintu masuk kelas. Reflek kedua tangan si gadis pun terangkat hingga di depan dada. Lalu diayunkan kedua telapak tangannya ke atas dan bawah sembari terus berjalan masuk dengan gerakan khas penari Tor-tor.

Pletak!

Satu jitakan mendarat di kening gadis itu yang langsung menghentikan gerakan konyolnya.

"Aduh," rintih si gadis sambil mengusap ubun-ubunnya sendiri.

"Kenapa loe malah joget-joget. Kita udah nungguin dari tadi tau!" omel seorang cowok yang berdiri tak jauh dari gadis itu.

"Yeee. Siapa suruh kalian nyanyi-nyanyi segala. Kan bikin gue pengen goyang," elaknya.

"Sayaaang!! Akhirnya loe datang juga! Kita udah kangen banget lho!" teriak Stevani sambil berlari dari bangku paling belakang. Lalu memeluknya erat. Yap! Nama gadis itu adalah Sayang. Panjangnya Sayang-sayang Sipatokaan. Eh, bukan-bukan. Tetapi, Sayang Cantika Baby. Bingung kan mau panggil siapa? Terserah. Karena dia sudah berjanji pada dirinya sendiri tidak akan baper sedikitpun. Jika orang-orang memanggil namanya Sayang, Cantik ataupun Baby. Kembali pada sosok gadis itu yang langsung melepaskan pelukan temannya.

"Heh…. Jangan banyak merayu! Kumpulin aja tugas-tugas loe di meja gue. Dan akan gue selesaikan tepat waktu!" balasnya dengan angkuh. Dan inilah profesi sampingan Sayang selain menjadi pelajar disini, yaitu menjadi joki tugas mereka. Tentunya ini gerakan bawah tanah tanpa sepengetahuan pihak sekolah, tapi diam-diam profesinya sudah menyebar seantero SMA Bunga Bangsa. Pelanggannya juga tak hanya anak- anak dari satu angkatan. Kadang juga ada beberapa dari kakak kelas dan banyak juga dari adik kelas. Semua materi dia siap pelajari. Mulai dari kelas IPA, IPS hingga Bahasa. Dia juga rela mempelajari berbagai karakter tulisan. Sesuai yang digunakan pelanggannya. Tentu saja demi imbalan yang menjanjikan. Karena itu, selain mendapat sebutan Miss Joki. Dia juga sering dicap Miss Matre. Sebab, dia akan melakukan apapun untuk menghasilkan pundi-pundi rupiah. Dengan catatan pekerjaannya halal dan tidak merendahkan martabatnya sebagai kaum perempuan. Semua teman-temannya pun tak keberatan, bahkan mereka menyambut dengan gembira jasa Sayang.

"So sweet…. Loe memang selalu bisa diandalkan," pujinya.

"Jelas dong. Sayang," ujarnya dengan bangga, sambil melanjutkan langkah menuju meja kekuasaannya yang ternyata sudah dipenuhi puluhan buku tugas mereka. Setelah Sayang duduk, Stevani segera duduk di bangku depan meja gadis itu.

"Ini tugas-tugas kami. Tugas Anggita, Leon, Saputra sama Joni. Biasa cuma PR Fisika. Tugas Lydia, Najwa dan Yoga. Bikin artikel bahasa Indonesia. Sedangkan sisanya tugas bikin partitur lagu. Selain tugas Lydia, Najwa dan Yoga yang harus dikumpulin besok. Semuanya dikumpulin lusa. Tapi…." Sayang mendongak saat mendengar penjelasan Stevani yang sengaja ia gantung. "Tolong gambarin peta Indonesia dulu ya. Dikumpulin setelah istirahat pertama ini soalnya. Hehe." Sambil nyengir kuda, gadis blasteran Indo-Belanda itu meletakkan buku gambarnya di atas tangan Sayang yang sedang memeriksa buku tugas mereka.

"What's? Setelah istirahat? Kenapa loe baru minta sekarang sih? Kenapa nggak dari kemaren-kemaren!" omel Sayang.

"Aduh maaf…. Gue beneran lupa. Loe tau kan kalau akhir-akhir ini gue sibuk banget sama Tristan?"

"Sibuk pacaran maksudnya?" sindirnya pada waketos cantik itu. Tristan adalah ketua OSIS di sekolah ini yang memang sudah diincar Stevani sejak lama. Bahkan, secara terang-terangan. Ia ikut pemilihan ketua OSIS hanya untuk mencari kesempatan agar bisa dekat dengan cowok itu.

"Hehehe. Tau aja loe," ujar Stevani tersipu sambil menjewer pipi kanan Sayang.

"Aw! Aw! Sakit!" Stevani segera melepas cubitannya.

"Hehe. Maaf. Tapi, loe mau ya. Please! Pak Sam itu deket sama Bokap. Bisa-bisa dia ngadu kalau gue sampai telat ngumpulin tugas. Please!" Stevani terus memohon.

"Impossible, Stev. Ini udah jam berapa? Dan gue juga nggak bawa peralatan gambar!" balas Sayang. Sambil tersenyum gadis itu mengeluarkan pensil warna, penggaris, pensil dan penghapus dari dalam tasnya.

"Udah gue siapin semuanya?"

"Tapi, Stev. Buku gambar loe masih kosong melompong kayak gini. Mana mungkin gue sempat menyelesaikan dalam waktu dua jam. Belum lagi jam pelajaran pertama gue Biologi. Mana mungkin gue bawa ginian ke laboratorium."

"Ayolah, Say. Please!" Stevani terus memohon, tapi Sayang tetap menggeleng. "Ehms…. Gue bayar dua kali lipat deh!"

"Nggak ah resikonya terlalu besar!" balas Sayang sok jual mahal.

"Kalau gitu tiga kali lipat!"

"Stev–"

"Plus siomay gratis Bu Sum!" sergah Stevani. Gadis ini memang paling tau kelemahan Sayang.

'Siomay gratis Bu Sum? Siapa lagi yang bisa menolaknya,' pikir Sayang cepat.

"Baiklah. Tiga kali lipat plus siomay gratis Bu Sum!" ulang Sayang dengan nada penuh penekanan.

"Deal!" Stevani segera meraih tangan Sayang. Lalu menggoyangkannya ke atas dan bawah beberapa kali.

****

Jam pelajaran pertama pun dimulai. Sejak bel masuk berbunyi, Sayang tak bisa duduk tenang. Pikirannya terus mencari cara agar bisa lolos dua jam pelajaran ini. Ternyata Bu Dwi yang baru masuk sejak beberapa menit yang lalu telah menangkap gelagatnya yang tak biasa.

"Sayang, kamu kenapa?" tanya guru berjilbab lebar itu. Gadis itu pun segera membalas tatapannya dengan ekspresi wajah memelas.

"Entahlah, Bu. Badan saya terasa tidak sehat sejak tadi pagi. Hachi! Hachi! Hachi!" ujar Sayang berakting. Tentu saja teman-teman langsung tersenyum geli. Sampai-sampai sesekali Sayang harus melempar tatapan tajam pada mereka agar Bi Dwi tidak curiga.

"Oh, begitu. Jika memang tidak enak badan. Kenapa memaksakan untuk berangkat? Kamu kan bisa kirim surat izin tidak masuk sekolah dulu," balasnya sambil berjalan mendekat. Sayang itu tipe anak yang rajin dan nggak pernah bolos sekolah. Jadi, para guru pun sangat pengertian terhadapnya. Saat Bu Dwi hendak memegang kening Sayang. Tiba-tiba….

Hatchiii!!!

Sayang langsung bersin sekencang-kencangnya. Sehingga gerakan Bu Dwi terhenti dan segera mengurungkan niatnya.

Tanpa sepengetahuan guru killer itu, Sayang segera menggenggam bulu kemoceng yang sedari tadi dia mainkan di dalam salah satu lubang hidungnya. Sebenarnya, dia alergi dengan bulu ayam. Akan tetapi, demi bayaran tiga kali lipat ditambah dengan siomay gratis Bu Sum yang sangat enak itu, dia rela menyiksa indra penciumannya sendiri.

"Maaf, Bu. Sepertinya saya tidak bisa ikut ke lab. Saya mau istirahat di UKS saja," timpalnya sambil beranjak.

"Tunggu!" Deg! Jantung Sayang nyaris copot. Karena takut Bu Dwi mengetahui kebohongannya. "Kamu bisa pulang kok. Daripada menularkan penyakitmu ke yang lain. Nanti biar saya yang kasih kamu surat izin pulang lebih awal."

Andai tugas Stevani tidak dikumpulkan dua jam lagi. Pastinya tidak akan dia sia-siakan kesempatan langka ini. Namun sayangnya, bayaran tiga kali lipat plus Siomay gratis itu. Karena dia harus maraton mengerjakan tugas Stevani. Jadi, mau tidak mau Sayang langsung menggelengkan kepalanya.

"Tidak, Bu. Terima kasih. Saya hanya butuh istirahat sebentar saja. Saya yakin nanti juga akan segera baikkan kok," ujar Sayang dengan lembut.

"Kamu yakin? Sepertinya tadi bersin-bersinmu sangat parah. Kamu lebih baik pulang saja," desak Bu Dwi sambil menutup hidungnya. Sayang langsung tergagap. Bingung mau menjawab apa.

"Setelah ini ada ulangan Kimia, Bu. Saya yakin dia pasti tidak mau ketinggalan kesempatan itu. Iya kan, Sayang?" ujar Gio. Sayang langsung menatap wajah lelaki itu dengan penuh tanda terima kasih. Dia memang teman baik Sayang yang lain setelah Stevani. Sebenarnya, Sayang, Gio dan Stevani sudah berteman baik sejak SMP. Hanya saja, Stevani memutuskan untuk masuk ke kelas IPS karena menghindari pelajaran Kimia dan Fisika yang menurutnya sangat sulit. Sedangkan Sayang dan Gio ditakdirkan satu kelas lagi.

"Iya, Bu. Benar," ujar Sayang cepat.

"Ya, sudah. Kalau begitu kamu boleh ke UKS sekarang. Jangan lupa minum obat ya. Nanti saya kasih kamu surat izin meninggalkan pelajaran," kata Bu Dwi akhirnya.

Huft. Sayang pun bisa bernafas lega. Sambil meraih tasnya, tak lupa ia menoleh ke arah Gio untuk mengucapkan terima kasih dengan gerakan bibir. Gio pun langsung mengangguk mantap sambil menunjukkan ibu jarinya. Sementara Sayang, bergegas pergi.

Sambil berjalan menuju ruang UKS. Sayang terus memainkan ponselnya untuk mencari gambar peta Indonesia. Dia harus menghafal setiap lekuk dan petunjuk yang ada di gambar itu. Agar bisa menirunya dengan sempurna. Namun, saat ia sedang asyik dengan ponselnya tiba-tiba….

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Buku lain oleh Rieska Karisha

Selebihnya
Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku