Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Perjalanan Hayra Didunia Novel

Perjalanan Hayra Didunia Novel

Nurfy

5.0
Komentar
852
Penayangan
5
Bab

Gadis 18 tahun itu harus menelan pil pahit saat dirinya harus hidup Luntang-lantung di dunia orang tanpa sanak saudara.

Bab 1 Pindah Alam

Gadis si hobi masak karena dia ini harus membantu sang ibu untuk berjualan makanan di kedai depan rumah, karena dia bukan dari kalangan orang berada, jadi ya harus hidup pas-pasan yang artinya sederhana, kaya tidak, miskin juga tidak, ya begitu karena mereka masih bisa makan.

"Ayra bantu ibu sini, bungkusin itu gorengan dia mau lima ribu katanya, ibu mau ke belakang dulu," kata Mak Ijah memanggil anaknya si Hayra Mahalani karena dia anak tunggal hanya hidup bertiga bersama nenek, ibu dan dirinya ini.

"Iya ibu." sahut Ayra lalu membungkus gorengan itu.

Hayra baru lulus SMA dia masih nganggur belum dapat kerjaan kenapa tidak kuliah? Ya karena biayanya sangat mahal dan pasti keluarga mereka tidak mampu.

"Nak Ayra udah dapat kerjaan belom, kebetulan ibu ada lowongan jadi pelayan di kafe depan sana," ucap ibu-ibu yang membeli gorengan dan pentol itu.

"Nanti tanya ibu dulu Tante, kalo gimana-gimana saya kabarin Tante." ucap Hayra dia sangat ingin bekerja agar tak merepotkan sang ibu, Hayra sangat kasihan dengan ibunya yang tiap hari harus banting tulang demi dirinya dan sang nenek.

* * *

Pada malam harinya waktu kedai tutup, salah satu tetangga Hayra bernama Lidia datang sambil membawa buku novel bersampul silver dengan tokoh visual anak lelaki dan perempuan yang tidak ada wajahnya.

"Mau kemana, Lid?" tanya Hayra.

"Rumah mu, loh dek!" sungut Lidia dengan muka kesal.

Hayra hanya menggeleng pelan, dia tau sahabatnya ini sedang datang bulan, makanya dia sangat kesal dan sensitif. "Udah gih, gak usah ngambek, nih aku kasih pentol kebetulan gak ke jual tadi." ucap Hayra memberikan sebungkus pentol.

* * * *

Hayra di terima bekerja di kafe tempat rekomendasi sang ibu kemarin, dan hari ini hari Hayra mulai bekerja, tapi Hayra sedikit ngantuk karena begadang membaca novel miliknya sahabatnya itu, padahal kan Hayra ini tidak suka novel sukanya baca cerita online yang pendek-pendek gitu, tapi tadi Hayra hanya membaca setengah bab nya saja, dan akhirnya doang jadi ya gitu.

"Ibu Hayra berangkat dulu, doakan semoga hari ini lancar ya Bu, nek," ucap Hayra.

Selepas berpamitan pada kedua wanita yang dia sayang Hayra langsung pergi ke kafe tempat dia bekerja Hayra jalan kaki karena kafe itu ada di sebarang rumahnya tapi pas akan nyebrang salah satu anggota motor yang sedang sunmori melaju kencang ke arah Hayra hingga kuda besi itu bertabrakan dengan tubuh manusia hingga menyebabkan tubuh itu terpental jauh sehingga membentur jalan dengan cukup keras, kepala Hayra mengalami keretakan yang cukup parah beserta leher yang patah, kedua tangannya pun tak luput dari kata 'patah, tak berbentuk, dengan badannya sudah tidak berbentuk dengan rapi, darah berceceran di sepanjang jalan Hayra langsung meninggal di tempat begitu juga dengan si pengendara yang masih hidup tapi dia mengalami luka yang sangat serius sehingga menyebabkan dirinya koma.

Mak Ijah menangis histeris melihat jasad sang anak yang sudah tak berbentuk untuk sang nenek dia langsung pingsan saking kagetnya melihat cucu perempuan satu-satunya meninggal dengan cara tragis seperti itu, sehingga membuat jalanan mancet.

Di tengah keributan yang cukup banyak itu sebuah cahaya putih kecil jatuh di tengah kerumunan orang banyak dan berhasil jatuh di atas darah yang berceceran di tengah jalan aspal yang begitu mulus dan hitam.

* * *

Di dunia berbeda seorang gadis terbangun di rumah lusuh miliknya itu, dia menatap ruangan itu dengan seksama. "Ini di mana? Bukannya aku tadi kecelakaan, apa itu cuma mimpi?" tanya Hayra pada dirinya sendiri.

Hayra bangkit lalu melihat ke arah cermin dan Hayra sangat terkejut melihat wajahnya yang sangat kusam pipi gembul itu tampak sangat kusam bila di bersihkan dengan giat pasti wajah ini sangat cantik dan imut secara bersamaan.

"Apa ini yang di namakan perpindahan jiwa? Tapi ke tubuh siapa?" tanya Hayra pada dirinya sendiri Hayra keluar melihat halaman rumah itu, hanya ada dua kamar lalu dapur dan kamar mandi, dan halaman rumah yang cukup sempit hanya ada pohon mangga yang berbuah sangat lebat.

Hayra kembali masuk lalu meronggah isi laci guna untuk mencari info dirinya dan duit, siapatau ada diary dan bekas ulangan semester gitu atau identitas pemilik tubuh ini. Dan akhirnya Hayra menemukan kartu pelajar milik tubuh yang dia tempati ini.

Tertanda dengan Hayra Maharani

Tanda pengenal

Hayra Maharani

Umur 16 tahun

Sekolah Perwira Pramaja High School

Atau PPHS Sekolah elit menengah atas

Hayra yang membaca itu seketika langsung terkejut dan tersadar bahwa dirinya memasuk ke dalam novel yang di pinjamkan oleh sang sahabat yakni Lidia.

"Jadi aku masuk novel menjadi tokoh figuran yang menjadi bahan bully di sekolah dan kambing hitam lalu di bunuh oleh si tokoh utama pria dan tokoh antagonis pria?" Hayra bergidik ngeri. "Sial sekali!"

"Huh, bila mau aman sepertinya aku harus benar-benar menjauhi semua tokoh novel agar aku tidak terkena imbasnya," molong nya.

Hayra bertekad untuk tidak berurusan dengan semua tokoh novel, dan pemilik tubuh ini tidak punya keluarga dia bekerja menjadi tukang Koran nanti jam dua dia harus sudah aktif berjualan koran, Hayra masuk sekolah menggunakan beasiswa yang pastinya itu tidak mungkin cukup karena bayar buku baju segala macam itu harus di urus. Menjadi penjual koran saja itu tidak cukup ya mau bagaimana lagi dia masih remaja 16 tahun siapa yang mau menerima dirinya bekerja di restoran itu pun jika mau harus ada orang dalem seperti manager nya gitu?

Setelah meneliti semuanya dan mempertimbangkannya Hayra pun lekas pergi ke pedagang koran untuk di ambil lalu di jual, meski mustahil ada orang yang ingin beli koran karena sekarang sudah serba internet dan sosmed.

"Ga pa-pa lah, dari pada gak ada kerjaan," ucap Hayra lalu pergi, meskipun sempat tersasar dengan andalan bertanya-tanya pada warga dan akhirnya dirinya pun sampai.

* * *

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Nurfy

Selebihnya
Five Beautiful Girls

Five Beautiful Girls

Anak muda

5.0

Bell sekolah sudah berbunyi dan kelima sekawan itu segera beranjak pergi untuk pulang, tapi satu dari mereka tidak ikut karena hari ini jadwal dia piket. "Hati-hati Lo Yuna ada kuntilanak nanti di sini!" kata salah satu sahabatnya dengan menakut-nakuti diri. "Bangke lu, gak usah nakut-nakutin gue deh kamvret! Gue gibeng juga lu pake nih bangku guru!" keselnya hendak mengambil bangku guru yang berada di dekat dirinya. "Kabur....!" mereka berempat berlari pergi meninggalkan Yuna sendiri, sebenarnya sih teman piket Yuna lagi kerung guru buat ngurus sesuatu makanya dia di sini sendiri. "Oh ya, Yun nanti jangan lupa datang ya ke taman kita ngumpul di sana, mumpung besok libur!" teriknya lalu kembali pergi. * * * * Sesuai perjanjiannya tadi di sekolah kini kelima gadis sengklek bin gila ini mereka duduk di bawah pohon buat ngadem karena cuaca sore ini sangat panas apalagi ini kan masih jam tiga. "Kita main kemana nih? Bosen gue, perasaan nih taman sepi amat dah?" "Ehh, btw nih anak tumben pake rok pendek," ujarnya sambil mencingcing rok pendek warna coklat itu hingga tangannya di tepis. "Yee, anjir lu ngapain sih Cok, risih bangke!" semprot sang pemilik rok. "Bangke, gue kan cuma megang anjir!" elaknya. "Megang apaan asu, untung lu cewe kalo cowo udah gue hajar lu ampe pingsan!" ketus Nia. "Udah lah kak, jangan ribut Mulu?" lerai sang adik yakni Azzara. "Tuh dengerin kata adek lu, rempong!" ejek Ari menatap Nia menantang seolah mengajak gelut. "Ape lu anjir, biasa aja dong matanya! Mau gue colok lu hah!?" ngegas Nia hingga membuat kedua perempuan itu pusing. "Udah lah anjing jangan pada ribut, pusing gue dengernya!" sentak Hana lalu pergi ke pedagang ceker dan memesannya dia sungguh sangat badmood untuk meladeni kedua kucing dan tikus itu. "Woy! Sini asu, ngapin bengong, sini lah makan, adu bacot butuh tenaga setan!" teriak Hana hingga pedagang itu kaget, mendengar teriakan membahana dari si gadis berpipi bulat yakni si Hana. "Astagfirullah kaget!" kata si pedagang ceker itu. "Ceker bang lima ribu-lima ribu, lima porsi ya?" "Iya neng." "Bangke teriaknya kek manggil setan bangun aja tuh toa!" gumam Ari. "Udah yuk kesana." Lalu mereka berempat pergi menuju hanya yang sudah stay di bawah pohon deket si pedagang sambil menunggu ceker pesanannya. "Lo udah pesenin kita belum?" tanya Nia lalu duduk di dekat Hana. "Udah, kalian tinggal bayar aja," "Bused, gue kira di traktirin tadi!" "Yaelah... ngab bayar sendiri lah... ini aja sisa bayar SPP sekolah gue yang udah nunggak anjir!" jelasnya. "Ya udah lah ya." Mereka berlima pun memakan ceker yang di beli masing-masing lalu berjalan mengelilingi taman yang sudah mulai ramai dengan anak remaja, ibu-ibu, bapak-bapak dan anak-anak, yang lagi piknik sore (emot batu) Kelima perempuan ini bukan berasal dari keluarga kaya raya mereka sama saja seperti kita kadang susah kadang senang karena ada duit! Dan rata-rata orang tua mereka ada yang kerja jadi tani, kuli dan lain sebagainya. Arinia Devazila gadis remaja 16 tahun ini baru menduduki kelas 12 SMA bukan karena jalur akselerasi atau semacamnya tapi karena orang tuanya saja yang terlalu cepat memasuki anaknya ke sekolah SD walaupun nilainya sering rendah tapi Alhamdulillah pas masuk SMP dia sering dapat juara kelas. Walaupun namanya agak laki tapi dia ini perempuan dan dari itu dia menggunakan kerudung untuk menutupi rambut panjangnya. Hana Nafisah gadis remaja 17 tahun sekelas sama Ari. Hana memiliki rambut bergelombang dengan pipi chubby ala dirinya yang sangat menggemaskan tapi ngeselin tapi ngangenin juga! Aaa.... Kiyowo! Putriana Nisha gadis ini juga seumuran dengan Hana, Nisha lebih suka di panggil Nia karena parasnya yang cantik dengan pipi tirus sedikit berisi dengan rambut pirang, sepunggung miliknya. Azzara Aziva saudara dari Nisha atau Nia tapi beda Azzara dia memiliki rambut hitam sepinggang dan wajahnya agak bulet Azzara ini adik dari Nia dan dia baru berusia 15 tahun dan masih kelas 11 SMA banyak dari teman sekolahnya yang tidak percaya bahwa dia ini bersaudara sama Nia karena tidak ada mirip-mirip nya bukan karena jelek mereka sama-sama cantik tapi ya itu mereka berdua ini tidak ada mirip-mirip nya sama sekali! Yang terakhir Kim Yunna orang Korea asli tapi pindah ke Indonesia karena usaha bapaknya bangkrut jadi dia memilih pindah ke Indonesia dan menetap di sini, si Yuna ini paling suka di candain tes keriuk sama si curut empat ini. Di antara mereka berlima hanya Yuna yang beragama Kristen yang lain Islam semua tapi itu tak jadi permasalahan yang penting kita akut saja. Yuna memiliki rambut yang pendek seperti Lisa blackpink di tambah kulitnya yang putih dan itu sangat cantik.

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku