Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Pengagum gadis bar-bar

Pengagum gadis bar-bar

marlonmarisan

5.0
Komentar
55
Penayangan
4
Bab

"Hey culun aku menyurunmu membawah jus apel bukan jus jeruk!" Gadis itu menyiramkan jus itu tepat di wajah pemuda culun itu. "Maa ... maaa ... maafkan aku, a...ak...aku akan mengantinya." Pemuda itu pergi dengan menudukkan kepalanya bajunya telah basah karena minuman yang disiramkan padanya tadi. "I...i...ini." Ia menyodorkan jus dihadapan gadis itu. "Lain kali itu gunakang telingah mu baik-baik Tuhan menciptakannya untuk mendengar bukan," tukasnya dan menoyor kepala pemuda tersebut. Pemuda itu hanya diam membisu bagaikan patung hidup, penghuni cafeteria yang menyaksikan adegan itu tidak satu pun dari mereka yang menolongnya mereka justru menertawainya. "Kau ini tampan hanya saja kau culun dan cara bicaramu saja gagap kau boleh pergi dari sini," perintah gadis itu. Saat pemuda itu hendak pergi dari cafeteria ia didorong seorang dari belakang hingga ia jatuh tersungkur. Bahkan kaca mata besar yang berteger dihidungnya jatuh dan hijak oleh genk gadis itu berserta teman-temannya. "Kau pikir kami akan membiarkan kau pergi begitu saja ck," ucap seorang cowo yang berjongkok dihadapanya lalu menarik kerak bajunya. "To... too ... tolong ma... maafkan aku," mohonnya dan mengatupkan tangannya didepan cowo itu. Cowo itu memyeringai dan menarik pemuda itu hingga ia berdiri "Dasar culun pergi kau dari sini!!" Ia mengusir pemuda itu dari hadapanya. Tentang seorang laki-laki yang mengagumi gadis yang membullynya tentang cinta yang tak bersyarat. Mungkin bisa disebut goblok karena cinta dan rasa sayang kau pasrah diperlakukan tak manusiawi. Namun ada satu titik dimana kehidupan mereka berdua berubah hanya dalam sejekap mata lantas apakah itu?

Bab 1 PROLOG

Derek Alfaedison Smith. Pemuda culun yang menjadi bahan bullying di kampusnya. Alasannya cara bicara pemuda itu gagap, sungguh sangat gagah. Kalian akan tahu sendiri. Namun ia tidak bisa dikatakan jelek! Apalagi si buruk rupa, benar-benar tidak bisa!

Pemuda ini memiliki paras bak dewa. Kacamata besar dan bulat itu selalu berteger dihidung mancungnya. Ia tidak memiliki teman, hanya dijadikan pelayan bagi teman-temannya. Sering disuruh mengerjakannya tugas-tugas perkulian mereka.

Entah apa yang membuat pemuda ini bisa bertahan, dengan keadahannya yang seperti ini. "Hey culun! Aku menyurumu membawah jus apel bukan jus jeruk," Seorang gadis menyiramkan jus tepat diwajah pemuda culun itu.

"Maa ... ma ... maafkan aku, aku akan menggantinya." Pemuda itu pergi kepalanya menunduk hinga tatapannya hanya tertujuh pada lantai, bajunya basah karena minuman yang disiramkan itu.

"Ini." Ia menyodorkan jus dihadapan gadis itu. "Lain kali itu gunakang telingahmu baik-baik Tuhan menciptakannya untuk mendengar bukan?" tukas gadis tidak punya hati itu sembari menoyor kepala pemuda berkacamata bulat ini.

Pemuda itu hanya diam membisu bagaikan patung hidup, penghuni cafeteria yang menyaksikan adegan itu tidak satu pun dari mereka menolongnya mereka justru menertawainya.

Apakah mereka pikir itu adegan lucu? Tapi apa yang bisa pemuda culun itu buat selain diam.

"Kau ini tampan hanya saja kau culun dan cara bicaramu, gagap kau boleh pergi dari sini!" perintah gadis itu, ketika lelaki culun ini hendak pergi dari kafeteria. Dia itu didorong seseorang dari belakang hingga jatuh tersungkur. Lantai keramik putih itu. Dahinya telah terantuk padanya dengan rasa malu yang kian bertambah besar.

Bahkan kacamata besar yang berteger dihidungnya jatuh dan dihijak oleh gadis itu berserta teman-temannya.

"Kau pikir, kami akan membiarkan kau pergi begitu saja ck," ucap seorang pemuda lagi mendorong lelaki berkacamata itu. Ia jongkok dihadapanya lalu menarik kerak bajunya.

"Too ... too ... tolong maa ... maa ... maafkan aku," mohonnya dengan suara gagap lalu mengatupkan tangan didepan pemuda itu. Memohon agar mereka melepaskannya dengan sedikit etika tanpa harus membuat tubuh remuk redam, itulah yang lelaki berkacamata ini harapkan.

Pria itu menyeringai dan menarik pemuda itu hingga ia berdiri. "Dasar culun pergi kau dari sini!" Ia mengusir pemuda itu dari hadapannya.

"Kerja yang bagus Calvin," puji Olivia Jorja Swift. Gadis berambut kucir kuda yang menyiramkan jus tepat, di wajah pemuda culun yang tak lain dan tak bukan. Ialah Derek Alfaedison Smith.

Olivia diam - diam menyukai Alfa. Namun, kerap kali ia membullying Alfa. Itu juga agar ia bisa dekat dengan Alfa.

"Tentu saja sayang," ujar Calvin sambil mengadeng tangannya. Ia dan kawan-kawannya kembali ke cafeteria menikmati makanan mereka.

"Ya ... ya ... yampun ka ... ka ... kacamataku r ... r ... usak lagi,"

***

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh marlonmarisan

Selebihnya

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku