Sesuatu yang Hilang
i para makhluk penghuni bumi secara sukarela, kini mulai menurun
nan yang berani, memancarkan warna yang tegas, dan disaksikan oleh orang-orang
tih bergumpal berubah menjadi oranye yang dipadukan dengan pink
keduanya bahwa waktu telah berjalan sebegitu cepat. Manusia tetaplah makhluk yang memil
jaan ada yang masih belum terselesaikan sebelum waktunya. Bukannya bers
aktu untuk mengistirahatkan raga sejenak. Setelah itu, tidak ada hambatan lagi untuk
an mati, dan kesedihan di akhiri dengan kebahagiaan. Begitulah daur hidup seterusnya sampai
kebanyakan orang-orang. Keindahan dan kehangatan yang diberikan Sang Pencipta secara cuma-
ka dihadapi dengan suasana hati yang bagaimana saja, entah itu baik ataupun tidak. Terkadang manusia den
gi makhluk hidup sebagai penunjang hidup bersama elem
uka mata dan melakukan hal-hal bermanfaat di pagi hari telah tiba. Dimul
ri segalanya. Meski masih banyak yang rela mengabaikan waktu istirahat untuk lemb
ga. Akhirnya, setelah berjam-jam berkutat dengan pekerjaan dapat kembali ke lingkaran hangat r
untuk meniduri ranjang terkasih yang telah ding
terindah, namun menyakitkan dalam satu waktu. Datang hanya sekejap u
bintang-bintang dan bulan sebagai teman walau mereka tidak menganggap
a yang monokrom. Memberinya banyak rasa dan kenangan yang permanen menetap
. Dinginnya mengalahkan dingin di Kutub Utara. Mimpi yang mereka bangun setinggi Bu
raga dan tubuhnya yang pergi, nyatanya kenangannya masih ter
bangun kembali dengan tubuh dan jiwa yang sama. Namun, takdir yang berbeda atau biasa disebut denga
ersama gugusan bintang yang menghiasi langit kelam. Pertanyaannya, bagaimana ia
dapat membuatnya pangling. Menemani dirinya yang kesepian, menjadi pener
mudah di dapatkan jika hanya dengan berdiam diri, menengadah menghadap langit, dan berha
tah
ik-trik manipulasi. Sang Pencipta terlalu menyayangi ciptaan-Nya, Dia tidak ingin ci
huni dengan manusia-manusia yang tidak memiliki jiwa kama
meski memakan waktu yang cukup lama. Apapun yang di dapatkan dengan hasil keringat sendiri
kosong ke langit. Bak kanvas lukis yang baru saja dilukis
pur
ari matanya, seolah-olah ia benar-benar lukisan yang tidak bernyawa. Padahal nyat
ngannya ke udara. Memposisikan tangannya seolah-olah akan m
al tanpa alat bantu yang tidak sampai-sampai. Tidak ada yang ia dapat
saja. Usahanya untuk tetap terlihat baik-baik saja dikesepian yang menyik
ggal sekarang tidak sebaik itu untuk membe
Dan kebahagianny
k sehingga kepalanya tertunduk dalam, menyembunyikan wajahnya di
wajah tampannya. Tangannya yang tidak ada pekerjaan tidak ting
n dia saat mereka bertemu, berakhir dia yang lebih dahulu menyapa
k takut lagi dengannya. Dia mulai berani melontarkan senyum
ngkel, tawanya yang membuat ia merasa damai, da
knya kaset rusak dibenaknya, terus berputar
a helai rambut tercabut dari kepalanya. Tidak ada
ringan. Beban pikiran yang bersarang di kepalany
angit malam. Cari bintang yang menurutmu adalah yang paling terang
ia merindukannya, langit malam adalah saksi bisu bagaimana jantungnya sel
ndukanmu,
*
sam