Sesuatu yang Hilang
nduk cukup lama. Ia menghadapkan wajah sembabnya ke arah bintang yan
arena malam ini Sang Pencipta sedang berbaik hati kepadanya unt
. Uhm ... Apa aku terlihat jelek sekarang? Aku rasa tidak, aku percaya dengan kata-katamu yang mengatakan jika ak
ah seperti ini? Kau sengaja membuatku menjadi gila? Apa karena dulu aku pernah
yang marah, tapi kenapa harus meninggalka
Aku akan mengganti satu es krim yang kau minta saat kau sakit hari itu d
alu jauh, aku tidak bisa mengejarmu kecuali Tuhan memberiku izin. Sekarang hujan juga menjadi kenangan
u sudah berada di akhir penderitaan ku, kau justru membuka pintu penderitaan baru ba
kan kebahagiaanmu sendiri. Kau rela mundur asalkan orang lain bisa maju. Kau rela memendam agar orang-orang tidak menyadarinya. Kau rela tertaw
akin sesak, jantungnya semakin berdetak kenca
aku ungkapkan. Aku mencintaimu, akan selalu seperti itu. Rasa benci yang sempat singgah tidak akan bisa meng
ia mengeluarkan sebagian keluh kesahnya. Setidaknya ia harus mengosongkan sedikit r
pikirannya. Ia tertawa kecil dalam tangisnya, ia tidak dapat mengelak bahwa wajah itu
dengan dada naik turun dan wajah memerah seperti menahan sesuatu.
U? SEMUANYA SUDAH KULAKUKAN, TERMASUK MERELAKAN TUBUH DAN
DAK ADA YANG BISA AKU LAKUKAN SELAIN DIAM. KAU MEMBAWA WANITA IBLIS ITU PADAKU DAN AKU JUGA HANYA BISA DIAM. L
ini aku hanya berharap kebahagiaan untuk orang lain sehingga setit
ru pantai. Urat-urat dilehernya masih menonjol menandakan seberapa kuat ia berteriak. Dadanya naik turun d
kecewaan. Sekuat tenaga ia berusaha meraup oks
antai ini tidak terlalu terkenal dan jarang dikunjungi, tapi siapa sangka jika tempat yang jarang dikunjungi
ncang berteriak. Tapi, kali ini aku mohon. Tolong biarkan aku merasakan kebahagiaan itu lagi, set
gannya terangkat untuk membersihkan wajahnya dari ingus dan juga sisa-sisa air mata. Ia te
nangis sejadi-jadinya seperti tidak diberi makan oleh orang
ak ada larangan baginya untuk menjadi lemah. Menangis bukan hanya ditujukan kepada per
berhenti menangis, hanya tinggal isakan yang sesekali k
an angin, dan beberapa suara hewan malam yang menemanin
a mengucap banyak-banyak syukur karena tidak ada orang selain dirinya. Jika ada, kemung
ketempat sepi seperti ini. Sayangnya ia tidak mengetahui jik
...
nya bergetar berulang kali dengan tempo yang sama. Ia melurusk
secara bersamaan saat diluruskan setelah ditekuk terlalu lama. Bukan hanya hatinya yang mat
anya dari pada menyesal nantinya tidak b
tipis melihat nama yang terter
bol berwarna hijau yang bergerak-gerak sepe
ada di samping telinganya dengan suara s
saja? Kau habis menangis?! Apa terjadi sesuatu? Dimana kau
rannya tanpa ragu dalam satu tarikan nafas. Lembut dan sedikit sentak
a wanita tersebut tetap lancar dengan aksen yang khas.
h orang di seberang telepon yang ia tebak sang
ak
ika Delia pasti merasa bersalah karena telah menyerangnya dengan
enjawab pertanyaan
untuk meninggikan suaraku seperti
batinnya berso
apa-apa
ba-coba untuk membohongiku, Nak. Kau tau bukan bahwa aku
sikolog terkenal, sudah banyak pasien yang sembuh dalam waktu singkat setelah berkonsul
an ia pernah bertanya kepada Tuhan tentang kenapa tida
sudah mengatur jalan hidupnya sedemikian rupa. Ia tidak yakin jika ia akan bahagia, ta
m. Sungguh. Hanya saja
*
sam