icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Sesuatu yang Hilang

Bab 2 2. Si Bintang Paling Terang

Jumlah Kata:1402    |    Dirilis Pada: 07/12/2022

nduk cukup lama. Ia menghadapkan wajah sembabnya ke arah bintang yan

arena malam ini Sang Pencipta sedang berbaik hati kepadanya unt

. Uhm ... Apa aku terlihat jelek sekarang? Aku rasa tidak, aku percaya dengan kata-katamu yang mengatakan jika ak

ah seperti ini? Kau sengaja membuatku menjadi gila? Apa karena dulu aku pernah

yang marah, tapi kenapa harus meninggalka

Aku akan mengganti satu es krim yang kau minta saat kau sakit hari itu d

alu jauh, aku tidak bisa mengejarmu kecuali Tuhan memberiku izin. Sekarang hujan juga menjadi kenangan

u sudah berada di akhir penderitaan ku, kau justru membuka pintu penderitaan baru ba

kan kebahagiaanmu sendiri. Kau rela mundur asalkan orang lain bisa maju. Kau rela memendam agar orang-orang tidak menyadarinya. Kau rela tertaw

akin sesak, jantungnya semakin berdetak kenca

aku ungkapkan. Aku mencintaimu, akan selalu seperti itu. Rasa benci yang sempat singgah tidak akan bisa meng

ia mengeluarkan sebagian keluh kesahnya. Setidaknya ia harus mengosongkan sedikit r

pikirannya. Ia tertawa kecil dalam tangisnya, ia tidak dapat mengelak bahwa wajah itu

dengan dada naik turun dan wajah memerah seperti menahan sesuatu.

U? SEMUANYA SUDAH KULAKUKAN, TERMASUK MERELAKAN TUBUH DAN

DAK ADA YANG BISA AKU LAKUKAN SELAIN DIAM. KAU MEMBAWA WANITA IBLIS ITU PADAKU DAN AKU JUGA HANYA BISA DIAM. L

ini aku hanya berharap kebahagiaan untuk orang lain sehingga setit

ru pantai. Urat-urat dilehernya masih menonjol menandakan seberapa kuat ia berteriak. Dadanya naik turun d

kecewaan. Sekuat tenaga ia berusaha meraup oks

antai ini tidak terlalu terkenal dan jarang dikunjungi, tapi siapa sangka jika tempat yang jarang dikunjungi

ncang berteriak. Tapi, kali ini aku mohon. Tolong biarkan aku merasakan kebahagiaan itu lagi, set

gannya terangkat untuk membersihkan wajahnya dari ingus dan juga sisa-sisa air mata. Ia te

nangis sejadi-jadinya seperti tidak diberi makan oleh orang

ak ada larangan baginya untuk menjadi lemah. Menangis bukan hanya ditujukan kepada per

berhenti menangis, hanya tinggal isakan yang sesekali k

an angin, dan beberapa suara hewan malam yang menemanin

a mengucap banyak-banyak syukur karena tidak ada orang selain dirinya. Jika ada, kemung

ketempat sepi seperti ini. Sayangnya ia tidak mengetahui jik

...

nya bergetar berulang kali dengan tempo yang sama. Ia melurusk

secara bersamaan saat diluruskan setelah ditekuk terlalu lama. Bukan hanya hatinya yang mat

anya dari pada menyesal nantinya tidak b

tipis melihat nama yang terter

bol berwarna hijau yang bergerak-gerak sepe

ada di samping telinganya dengan suara s

saja? Kau habis menangis?! Apa terjadi sesuatu? Dimana kau

rannya tanpa ragu dalam satu tarikan nafas. Lembut dan sedikit sentak

a wanita tersebut tetap lancar dengan aksen yang khas.

h orang di seberang telepon yang ia tebak sang

ak

ika Delia pasti merasa bersalah karena telah menyerangnya dengan

enjawab pertanyaan

untuk meninggikan suaraku seperti

batinnya berso

apa-apa

ba-coba untuk membohongiku, Nak. Kau tau bukan bahwa aku

sikolog terkenal, sudah banyak pasien yang sembuh dalam waktu singkat setelah berkonsul

an ia pernah bertanya kepada Tuhan tentang kenapa tida

sudah mengatur jalan hidupnya sedemikian rupa. Ia tidak yakin jika ia akan bahagia, ta

m. Sungguh. Hanya saja

*

sam

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka