Sesuatu yang Hilang
h seorang di antara kawanan dokter da
tu datar sehingga mereka spontan menundukkan kepala dan saling menyenggol satu
melihat bawahan bibinya itu seperti tahanan yang tertangkap basah tengah mencuri. Setidaknya
sebut segera berlalu dari sana dengan berjalan cepat dan kepala d
a juga yang tidak akan takut jika dihadapkan dengan panger
i dekat sang tuan muda bagi kese
n menolak tanpa pikir panjang, parahnya lagi tawaran itu hanya ak
rsebut, lantas melanjutkan perjalanannya memasuki elevat
dalamnya, ia juga tidak ada keinginan untuk melakukan aktifitas lain selain memandangi monitor ke
unyian adalah teman yang pali
ia melanjutkan perjalanannya menu
g familiar di ingatannya. Pemuda itu terdiam untuk bebera
ok to
sung masuk ke dalam ruangan Delia seakan-akan ruan
apa seorang resepsionis wanita di belakangnya
tambah aroma chamomile yang menyerbak membuatnya merasa rileks dan nyaman. Pantas saja bibinya menjadi psikiater terk
angan sampai memutar tubuhnya 360°. Namun, tidak ada t
innya dengan dahi berkerut dan tanp
an berjalan dan duduk disalah satu sofa single yang terletak di hadapan meja kerja Delia. Ia tidak per
ejenak, sekilas bayangan perempuan yang sempat dilihatnya ta
ng lalu cukup menyita pikirannya. Rasa lapar yang sempat ia rasakan tadi hilang akibat
jarum jam yang seirama dengan detak jantungnya. Berdent
le
ranya memandang seorang wanita muda cantik yang baru saja ma
Delia membalas senyum tipis kepona
ati kegiatan yang dilakukan Delia. Mulai dari melepas coat yang dipakainy
erung dingin dan cuek. Tapi, sekalinya ia bersikap hangat dan peduli
ia kearahnya yang sudah duduk di sofa panjang samping
mu. Tapi, ternyata kau sudah masuk terlebih dahulu," ja
aku langsung masuk. Maaf jika aku sudah bersika
annya dengan sayang. Itu tidak masalah sama sekali, apa y
a ikut pergi tanpa mengatakan apapun dan tidak kembali lagi setel
h tangga yang dipekerjakan Delia di rumah yang m
jawabnya
ngi keponakannya ini. Pantai adalah tempat yang paling serin
menjadi sarana terapi untuk refleksi diri. Hanya saja Delia terlalu cemas terjadi
napa keponakannya rela jauh-jauh mengunjunginya ke
la
yadari Delia yang terus menatapny
u tau aku salah. Jangan marah, jangan pergi, jangan tinggalkan aku," imb
ngkuannya. Ia tidak punya siapa-siapa lagi selain wanita ini. Ia takut D
kedua orang t
if, terutama hal-hal yang berk
s meja kaca di depannya kemudian menggenggam tangan pemuda
aku tidak bisa menolong karena tidak tau kau ada dimana saat itu," sangkal
pat ia rasakan jika tangan keponakannya
remor, traum
onakannya ini. Dan itu sangat bertolak belak
yang keluar dari mulutnya. Pikirannya bercabang, memikirkan
lingkupi sebuah dekapan yang terasa hangat
di hadapan Delia ia akan men
pabila ada yang melihatnya menangis seperti anak kecil. Yang ia pedulika
kan rengkuhannya untuk menyalurkan ketenangan dan menambah kehan
ya. Namun, ia tahu karena ia yang mencari ta
apa yang harus seseorang lakukan saat mengalami t
a itu lakukan adalah mengutarakan
alah dengan bercerita. Setidaknya rasa lega segera mengha
asukan, cukup mendengarkan dan memberinya dukungan dengan
li kepada-Nya? Apa Tuhan juga membenciku sampai Dia tidak mau menerimaku kembali? Apa Tuhan menyesal
*
sam