Manusia Jamur
sember menjadi hari penting bagi Tuan Roger dan Nyonya Vivit. Ini adalah awal cerita dari rangkaian perjalanan penyelamatan Bumi nantinya. Mereka berdua sedang m
rikan penerangan di rumah mereka yang kecil dan sepertinya akan runtuh. Rumah itu s
a memegang perutnya yang sakit karena sebentar lagi anaknya akan lahir. Mereka sedang menunggu bidan
bisa terjadi jika bidan tidak datang. Ia tidak ingin berimajinasi, anaknya akan mati pada malam itu. Ia tahu di luar rumah, salju yang datang belum berhenti. Tumpu
keselamatan istrinya yang sudah mulai menjerit. Ia tidak tahu harus melakukan apa. Ny
ngat kesakitan. Ia mengambil tangan Tuan Roger lalu menggigitnya. Suara Tuan Roger terdengar berteriak kesakitan tapi ia tidak menarik tangannya. Ia
erasa lebih baik. Ia malah semakin kesakitan akibat gigitan dari istrinya. Tangannya seperti sudah lumpuh tak bisa digerakkan lagi. Tapi, ketika melihat bayinya sudah lahir, semua rasa
elahirkan lagi. Ia mulai berteriak. Bidan langsung sigap. Ia dengan cepat membungkus si anak dan membantu Nyonya Vivit untuk melahirkan kedua kalinya. Ia melahirkan dua anak laki-laki kembar yang sangat tampan. Suara tangisan di ruangan itu jadi terdengar double.
embalut bayi-bayi itu dengan selimut yang sangat
bahwa rumah mereka tidak lagi layak huni. Sudah seharusnya mereka pindah dari rumah itu karena musim salju masih panjang. Mereka harus pindah karena bayi mere
pertamanya adalah Lukas. Seda
dak layak itu. Mereka memutuskan untuk pindah dari kota tersebut ke rumah tempat orang tua Roger berada. Kedua orang tuanya sudah meninggal. Jadi mereka bisa tinggal disana di desa kecil yang nyaman tempat Roger dib
lah rumah dari orang tua Roger. Dengan tekad yang kuat, mereka pergi berpindah negara demi anak-anak mereka. Seluruh
ati. Mereka berdiri di jalan 1ST-E ujung sambil mengamati rumah tua yang sudah lama tak berpenghuni itu.
dari bangunannya masih cukup kuat. Tak banyak barang yang mereka bawa. Hanya satu koper baju anak mereka dan satu koper untuk baju Roger dan Vivit. Roger bi
a tidak memiliki kunci untuk masuk. Tuan Roger tahu cara masuk ke dalam rumah itu. Ia yang menggendong Lukas, memberikan anaknya itu ke pangkuan istrinya. Lalu, ia pergi ke bagian samping rumah untuk mencari sebuah pot bunga lama miliknya saat masih remaja. Ia memindahkan pot bunga yan
*
hkannya dan debu-debu mulai berterbangan. Nyonya Vivit harus pindah dari sana agar anak-anaknya tidak terkena debu dari sapuan Tuan Roger. Ia berdiri dari sana dan berteduh di bawah pohon jambu merah. Ia memastikan juga agar semut tida
gu suamimu membersihkan rumah kalian!" Ucap
memakai topi pantai dengan gembor di tangannya. Sambil memegang gembor tersebut ia menunjuk jalan masuk ke rumahnya melewati pagar tanaman yang dibuatnya. Ia m
a di sana. Mereka meletakkan kedua bayi yang sedang tidur itu di tempat tidur bayi di rumahnya, sehingga mereka bisa lebih leluasa
atu penduduk yang sudah lama tinggal di jalan 1ST-E itu. Ia
ampan!" Puji Nyonya Rindel setelah m
memberi saya tumpangan duduk!" Uca
ah ada sejak mereka pindah ke sebelah! Kau
t. Ia sebenarnya belum pernah melihat kedua mertua n
sehingga bisa bertemu dengan mertua
jauh!" Jelas Vivit
r kalian ting
. be
. Ia tahu kalian tinggal disana, tetap
gan mertuaku! Kami tidak pe
enceritakan kedua orang tuanya kepada mu! Padahal seharusn
ar banyak. Semua yang dikatakan oleh Nyonya Rindel seperti
ggendongnya. Untunglah, kakaknya tidak terbangun karena kerasnya tangis
kan sesuatu yang dalam. Sesuatu yang tidak bisa dikatakan kepadanya. Mata mereka saling be
" Ucap Nyonya Rindel menunju
ivit tampa
ta bisa pergi bersama be
ya keluar. Vivit langsung berdiri dengan refleks dan cepat-cepat bangu
ahnya. Ia menyapanya, tapi Roger tidak menyapa bali
atikan suaminya dengan wajah yang penuh dengan kemarahan. Ia berjalan sam