Suamiku nikahkan aku dengan sahabatmu
a
tokoh utama, R
an saki
kamu akan ketagihan
lau saki
senyaman mungkin, pe
kalau aku h
rena aku sudah
wa terbahak-bahak mendengar Rey yang memb
h. Tapi entah kenapa melihatnya aku tergoda. Aku dan Viona saling mencintai dan kami ingin mencoba
patan untuk menyentuh bagian gunung kembar Vio
ang satu ini, kami memang tidak pernah berniat melakukannya. Dan ini terjadi karena dukungan cuaca yang tengah hujan le
nganku yang hendak melepas pakaia
unung kembar Viona, menggigit pucuk ranum itu sedikit dan memainkannya deng
, tapi entah kenapa sentuhan tanganku terasa nikmat. Terlebih saat Aku
ni, dia merasa sedang berada di awang-awang saat a
an sensasi kenikmatan yang tidak bisa digambarka
erasa nyaman dan sampai Viona meminta lebih. "Ayo Rey, mas
a itu. "Kamu tahan yah, sayang. Awalnya memang pedih," ucapk
ntih kesakitan saat benda tumpul itu p
u yang berhasil menembus dinding pertahana
menempel di bagian Mr P ku. "P
lebih dahulu, hinggap Aku kembali memasukkan Mr P ku ke dalam tengah selangkangannya it
yang sudah merasa nyama
mbuatku semakin lagi dan lagi memasukkan dan mengel
rnyata enak. Apa ini yang dikata
V
ebagai putri semata wayangnya itu. "Coba deh kamu lihat sudah jam berapa ini?" ucap ayah lagi seraya jari tangannya menunjuk
u dengan kembali memejamkan mataku, aku mengacuhkan ayah yan
s pikir dengan mu, kamu tidak juga berubah! Usiamu kini sudah memasuki 20 tahun. Belum ada tanda cowok menyukaimu, sampai kapan kamu begini Nak? Lihat semua ka
inginkan seorang pria di dalam hidupku. Tapi siapa? Siapa yang mau dengan perempuan seperti aku. Yang hanya bisa membuat ayah mar
rdiri Yah. Jangan marah teru
mati, ha? Agar kamu puas hidup
asyik. Iya ya Nana berdiri. Nana mand
ong, bu
Eh ayah malah membangunkanku. Ya sudahlah lebih baik aku mengikuti apa yang ayah katakan. Da
ku untuk melanjutkan pendidikanku, siapa coba yang betah tinggal di rumah tanpa ngapa-ngapain. Ayah mah. Ah, Nana
makanannya dingin loh!" pekik
juga Nana mau
h, ayah
yah,"
gan makanan yang sudah disiapkan oleh bibi. Sementara ayah tengah asyik menikmati
inggal akibat kecelakaan yang menimpanya saat hendak menjemputku ke sekolah. Dan semenjak itu ayah memutuskan untuk me
Jangan salahkan Ayah untuk menjodohkanmu dengan kakakmu si Rey," ucap
h ... Ayah, Na
ayah, mendekat dan menghenti
angan lakukan ini pada Nana, Yah. Nana tidak mungkin bisa meni
ah Hannya memberimu waktu dua hari,"
ehingga aku memutuskan untuk keluar. Aku mengambil ku
yang melihat putri tercintanya itu
ngan Yah!" balasku yang memacu sepeda motorku dengan kece
hingga aku memilih memarkirkan sepeda motorku ini terle
pa hari ini akan jadwal pert
? Belum datang, takut dia tu
mungkin itu," uca
ha h
im lawan itu mener
dalam memainkan bola voli, tim ini tim yang paling berat. Andi juga t
awan sang musuh, karena mereka tahu akan
ha ha
arah Andi. Bahkan aku menunjuk jari telunjuk ku ke arah Andi, yang berdiri di hadapan timku. Dia tidak tahu akan
ebih dekat ke arahku, sehingga para sa
rdandan gitu. Bukannya bermain dengan anak cowok Ha ha
tatapan itu menoleh ke arahku. "Kenapa kamu takut?" tanyaku dengan dibarengi senyum sinis yang terpancar dari raut wajahku saat ini.
!" pang
ma dengan apa yang aku lakukan. Dia berhenti tepat di sebelahku. "Aku harap
hh
tu yang menertawaiku kini. Mereka bahkan mengolok-olok tim ku, aku begitu marah dan ing
i Al
untuk bertanding. Buk
lau sejujurnya aku tidak s
, aku akan meng
a," ucap Alex da
nya, yang harus aku kalahkan. Aku ingin membuktikan
beri penyemangat. Sementara sang wasit mulai menjelaskan peraturan dal
asku dan para pemai
dua tiga." Wasit mula
uang untuk menjadi yang terbaik. Dua puluh menit pun be
ang kalah unggul dari tim mereka saat ini. "Siap- siap loh Na, b
an jadi juaranya," balasku yang membalas ejekannya, walau aku m
auh dan masuk ke keranjang, membuat sahabatku itu
m Andi sama-sama unggul. "Ayo Andi kamu
emasukkannya ke keranjang? Kita bis
kalau dia gak baka
at beli tissue,"
emilih acuh saja, hingga dia melempar
aaaa ha
ng tengah kecewa, karena dia tidak berhas
dengan fokus ke arah depan. Dan mul
oleh para sahabatku. Kami menertawai kekalahan tim Andi yang tadi begitu ang
ang belikan? Ha ha ha." Aku sangat puas bisa menertawai
"Sana loe ngadu dengan mamimu! Masak kalah dengan cewek, huu
," puji Alex da
sudah ah. Aku
pa nanti malam
a melihat ke arah depan, karena tangan ini yang mas
ug
ng sedang ada di hadapanku, dia mengenakan jaket
tidak sengaja,"
saja?" tanyaku yang
pku lagi yang melihatnya
k-baik s
tahu namaku,