icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Suamiku nikahkan aku dengan sahabatmu

Suamiku nikahkan aku dengan sahabatmu

Penulis: Bulan
icon

Bab 1 Prolog

Jumlah Kata:2040    |    Dirilis Pada: 13/11/2022

a

tokoh utama, R

an saki

kamu akan ketagihan

lau saki

senyaman mungkin, pe

kalau aku h

rena aku sudah

wa terbahak-bahak mendengar Rey yang memb

h. Tapi entah kenapa melihatnya aku tergoda. Aku dan Viona saling mencintai dan kami ingin mencoba

patan untuk menyentuh bagian gunung kembar Vio

ang satu ini, kami memang tidak pernah berniat melakukannya. Dan ini terjadi karena dukungan cuaca yang tengah hujan le

nganku yang hendak melepas pakaia

unung kembar Viona, menggigit pucuk ranum itu sedikit dan memainkannya deng

, tapi entah kenapa sentuhan tanganku terasa nikmat. Terlebih saat Aku

ni, dia merasa sedang berada di awang-awang saat a

an sensasi kenikmatan yang tidak bisa digambarka

erasa nyaman dan sampai Viona meminta lebih. "Ayo Rey, mas

a itu. "Kamu tahan yah, sayang. Awalnya memang pedih," ucapk

ntih kesakitan saat benda tumpul itu p

u yang berhasil menembus dinding pertahana

menempel di bagian Mr P ku. "P

lebih dahulu, hinggap Aku kembali memasukkan Mr P ku ke dalam tengah selangkangannya it

yang sudah merasa nyama

mbuatku semakin lagi dan lagi memasukkan dan mengel

rnyata enak. Apa ini yang dikata

V

ebagai putri semata wayangnya itu. "Coba deh kamu lihat sudah jam berapa ini?" ucap ayah lagi seraya jari tangannya menunjuk

u dengan kembali memejamkan mataku, aku mengacuhkan ayah yan

s pikir dengan mu, kamu tidak juga berubah! Usiamu kini sudah memasuki 20 tahun. Belum ada tanda cowok menyukaimu, sampai kapan kamu begini Nak? Lihat semua ka

inginkan seorang pria di dalam hidupku. Tapi siapa? Siapa yang mau dengan perempuan seperti aku. Yang hanya bisa membuat ayah mar

rdiri Yah. Jangan marah teru

mati, ha? Agar kamu puas hidup

asyik. Iya ya Nana berdiri. Nana mand

ong, bu

Eh ayah malah membangunkanku. Ya sudahlah lebih baik aku mengikuti apa yang ayah katakan. Da

ku untuk melanjutkan pendidikanku, siapa coba yang betah tinggal di rumah tanpa ngapa-ngapain. Ayah mah. Ah, Nana

makanannya dingin loh!" pekik

juga Nana mau

h, ayah

yah,"

gan makanan yang sudah disiapkan oleh bibi. Sementara ayah tengah asyik menikmati

inggal akibat kecelakaan yang menimpanya saat hendak menjemputku ke sekolah. Dan semenjak itu ayah memutuskan untuk me

Jangan salahkan Ayah untuk menjodohkanmu dengan kakakmu si Rey," ucap

h ... Ayah, Na

ayah, mendekat dan menghenti

angan lakukan ini pada Nana, Yah. Nana tidak mungkin bisa meni

ah Hannya memberimu waktu dua hari,"

ehingga aku memutuskan untuk keluar. Aku mengambil ku

yang melihat putri tercintanya itu

ngan Yah!" balasku yang memacu sepeda motorku dengan kece

hingga aku memilih memarkirkan sepeda motorku ini terle

pa hari ini akan jadwal pert

? Belum datang, takut dia tu

mungkin itu," uca

ha h

im lawan itu mener

dalam memainkan bola voli, tim ini tim yang paling berat. Andi juga t

awan sang musuh, karena mereka tahu akan

ha ha

arah Andi. Bahkan aku menunjuk jari telunjuk ku ke arah Andi, yang berdiri di hadapan timku. Dia tidak tahu akan

ebih dekat ke arahku, sehingga para sa

rdandan gitu. Bukannya bermain dengan anak cowok Ha ha

tatapan itu menoleh ke arahku. "Kenapa kamu takut?" tanyaku dengan dibarengi senyum sinis yang terpancar dari raut wajahku saat ini.

!" pang

ma dengan apa yang aku lakukan. Dia berhenti tepat di sebelahku. "Aku harap

hh

tu yang menertawaiku kini. Mereka bahkan mengolok-olok tim ku, aku begitu marah dan ing

i Al

untuk bertanding. Buk

lau sejujurnya aku tidak s

, aku akan meng

a," ucap Alex da

nya, yang harus aku kalahkan. Aku ingin membuktikan

beri penyemangat. Sementara sang wasit mulai menjelaskan peraturan dal

asku dan para pemai

dua tiga." Wasit mula

uang untuk menjadi yang terbaik. Dua puluh menit pun be

ang kalah unggul dari tim mereka saat ini. "Siap- siap loh Na, b

an jadi juaranya," balasku yang membalas ejekannya, walau aku m

auh dan masuk ke keranjang, membuat sahabatku itu

m Andi sama-sama unggul. "Ayo Andi kamu

emasukkannya ke keranjang? Kita bis

kalau dia gak baka

at beli tissue,"

emilih acuh saja, hingga dia melempar

aaaa ha

ng tengah kecewa, karena dia tidak berhas

dengan fokus ke arah depan. Dan mul

oleh para sahabatku. Kami menertawai kekalahan tim Andi yang tadi begitu ang

ang belikan? Ha ha ha." Aku sangat puas bisa menertawai

"Sana loe ngadu dengan mamimu! Masak kalah dengan cewek, huu

," puji Alex da

sudah ah. Aku

pa nanti malam

a melihat ke arah depan, karena tangan ini yang mas

ug

ng sedang ada di hadapanku, dia mengenakan jaket

tidak sengaja,"

saja?" tanyaku yang

pku lagi yang melihatnya

k-baik s

tahu namaku,

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka