icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Istriku Bukan Selingkuhanku

Istriku Bukan Selingkuhanku

Penulis: madehilda
icon

Bab 1 Kereta Terakhir

Jumlah Kata:2378    |    Dirilis Pada: 13/11/2022

ng P

uh penumpang kereta mulai terbangun dan mengemasi b

dengan berkata dalam hati, 'Harus samp

membuat kesesa

dibandingkan sebulan yang lalu bahkan sepuluh tahun yang lalu. Ada sebersit keraguan dan kebimbangan

yang akan aku ambil. Sampai di tangga akhir, aku melihat sosok yang sudah

aik-baik saja kan?" tanya lelaki yang tel

aja, seperti biasa nya," j

n 15 tahun silam. Dia adalah seorang lelaki yang sanga

u. Sambil menyusuri jalan menuju parkir, pikiran ku m

elamun, udah sampai i

an kami memasuki mobil, lalu mobil pun meles

apa kita?’’ tanya Bram, s

a menghe

makan bubur kes

sambil menoleh

empat pangkalan bubur yang biasa kami singgahi untuk

, sesekali ia mencium punggung tanganku. Dan aku sangat mengerti

annya. Dan bukan hanya memancar dari wajah, tetapi dari suara, perilaku

sudah cukup membuktikan, bahwa kekuatan cinta kami memang begitu kuat. S

s menunggu lagi satu bulan lagi untuk bertemu. Oleh karena itu kerinduan k

ankah tetap sama, jika aku sampaikan sesuatu padanya tentang kondisiku saat ini? Sua

tkan aku untuk memakan bubur yang telah

angkok buburku. Dan seperti biasa, dia juga selalu menambahkan kacang kedalam m

mas ," ucapku

ahnya. Dalam hati aku bergumam 'oh kekasih hati ku, bagaimana bisa aku mengh

ang ibundanya yang saat ini sudah mulai sakit-sakitan. Dan tentang harapan kami, te

ingin banyak orang tersakiti atas cinta kami. Karena cinta kami bukan untuk meny

menit kemudian, akhirnya kami sampai pada rumah mungil kami. Seperti biasa, aku selalu melihat

terawat, mengingatkan aku akan kasih sayang Bram yang selal

ar untuk merapikan baju yang ada di dalam koperku. Tetapi karena, kerinduan Bram pada dirik

irku dengan lembut.Kerinduan kami pun tumpah dengan seti

at aku terbawa dalam getaran kerinduanku yang selama ini aku pendam. Hing

an bertambah keras ketika Bram dengan hasratnya y

m untuk berada diatas tubuhnya. Ketika diatas tubuhnya, aku mendekatkan a

ta pada Bram,"Mas, a

lembut. Dan hasratku yamg kian melambung, membuat aku memaj

ke bibir Bram, dan Bram dengan rakus mengh

nekan dan menggoyangkan bokongku lebih dalam ke bibir Bra

tas. Ia kini mengangkat kedua kakiku ke bahunya dan melakuka

ngsung mengangkat bokong dan mengoyangkan dengan keras hingga Bram ti

ikmatnya," Bram dengan napas tersengal-sendal mendesah dan m

elah ada disampingku, mengecup mesra keningku. Dan berkata,

ah oleh waktu selama satu bulan sekali. Kami curahkan dalam hasrat dan kasih sayang yang menge

kasih sayang. Masalah ibunda Bram yang tidak menyetujui hubungan kami, seperti biasa mas bram pun

ebuah perusahaan. Dimana dirinya, diharuskan untuk mengontrol beberapa cabang diluar kot

am memelukku dari belakang dan mendaratkan ciumannya di t

omantis dan penuh pengertian. Sangat paham, tentang apa yang membuat aku bertekuk lutut dihada

ndesah, “Mas

ambah erat. Hingga akupun merasakan batan

arku manja dengan memegang tangan

a sudah membalikkan tubuhku berada dalam hadapannya. Ciuman has

n padaku. Dan kebahagiaan seperti inilah yang selal

hasrat yang sangat mendalam, dan itu tidak pernah ber

menangis dalam perjalanan. Karena satu bulan adalah wak

harus ku jawab sendiri. Tentang mengapa hal ini terjadi? sampai kapan aku menjalan

ra dan hasrat yang tiap hari bergelora akan berakhir. Seperti

a aku ke kota suamiku, Bram. Dan keinginanku untuk memberitahukan perih

ari ibundanya. Sedangkan Bram, tidak bisa memberitahukan tentang keberadaan diriku

tu ibunda Bram. Dan Hanya berjarak satu bulan sejak pernikahan

ahi aku. tetapi ibunda Bram menolak diriku, karena ia berj

kahi ku, dikarenakan ia ingin meyakinkan ibundanya,

lai kertas, tapi tekad dan kuatnya cinta kami membawa k

ayang?" tanya Bram membuyarkan

yang akan ku bawa pulang ke kampung. Ingin rasanya aku mengatakan hal yang sebenarnya aku

da diriku. Aku merasakan mual-mual ketika harus menyikat gigi. Dan itu membuat h

u ini kembali menggangu. Aku berlari ke kamar mandi untuk memuntahkan isi dari

akit... kamu masuk angin?’

di sisi dari tempat tidur. Bram memijat punggungku den

i," ujar Bram masih menemaniku ya

mpung, aku tidak ingin terjad

jadinya. Mendengar Bram mencemaskan diriku. Bram pun te

ggis?" tanya Bram sambil me

hampir tidak terdengar aku kat

menjadi ganjalan hatiku, tang

dia berkata padaku,"Sayang aku bahagia mendengarnya, d

u bersedih atas berita bahagia

nya, aku harus katakan pada bunda, tentang kita dan

kita, dan aku berjanji, tidak akan ada

dikit tenang. Dia memegang perut

takutan atas hal apapun yang kita pikirkan, ternyata

kan berarti tidak adanya ketakutan, akhirnya yang aku takutkan selama ini, te

mencintai dan aku sangat berharap Bram dapat menjaga kami dengan baik. Tetapi

m mampu mencari jalan keluar, atas apa yang terjadi. Dan yang aku juga yakin,

aman. Dia pamit meninggalkanku, untuk bisa memberitahu bu

ram katakan langsung padaku. Kata Bram, ketika dia sampai di rumah, ibunda tel

Bram tidak bisa mengatakan yang seharusnya dia katakan pada ibundanya, dan keluarga

eduanya. Yang membuat hatiku hancur, hingga tanggisku pecah seketika. Khaya

menemani aku untuk bisa memahami kondisinya saat itu. Dia terus meyakinkan diriku, dengan memel

han ibunya ketika malam pertama mereka. Setelah satu minggu dalam keterpurukan, aku akhi

perbuatan yang melecehkan diriku. Dia tetap menjaga aku tidak ternoda hingga kami kepelam

ernikahan atas perjodohan itu disampaikan kepadaku. Ya, sepuluh tahun y

buat aku percaya kalau dirinya akan me

kter kandungan, aku ingin anak kita se

asihnya, membantu aku menganti pakaian, dengan

ang, nanti anak kita jadi ce

u mobil untuk pergi ke dokter spesialis kandungan, dengan

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Kereta Terakhir2 Bab 2 Penyakit Ibundaku3 Bab 3 Rahasia Yang Belum Terungkap4 Bab 4 Lorong Rumah Sakit5 Bab 5 Kehamilan Ajeng Semester Pertama6 Bab 6 Duka Ajeng7 Bab 7 Ke Kampung Halaman8 Bab 8 Keputusan Ajeng9 Bab 9 Benih Cinta Kedua10 Bab 10 Hasrat Terpendam11 Bab 11 Bagian Favorit Bram12 Bab 12 Kerinduan Ajeng13 Bab 13 Terlukanya Hati Istri14 Bab 14 Ke Puncak Asmara15 Bab 15 Hati Yang Kuat16 Bab 16 Angkara Murka17 Bab 17 Satu Hati Dua Cinta18 Bab 18 Dilema Cinta19 Bab 19 Kenikmatan Yang Mencairkan Kemarahan20 Bab 20 Kenikmatan Yang Berbeda21 Bab 21 Rahasia Hidup Dina22 Bab 22 Kembalinya Sang Ayah23 Bab 23 Pertemuan Dua Cinta24 Bab 24 Buah Hati Pembawa Restu25 Bab 25 Cemburu Istri Kedua26 Bab 26 Ketidakwarasan Dina27 Bab 27 Dilema Amarah Bram28 Bab 28 Kesempatan Kedua29 Bab 29 Hasrat Tujuh Hari30 Bab 30 Cinta Oh Cinta 31 Bab 31 Wujud Cinta Sejati32 Bab 32 Malam Pengantin33 Bab 33 Bayiku Sayang Bayiku Malang34 Bab 34 Obat Mujarab Stress35 Bab 35 Air Mata Perpisahan36 Bab 36 Hadiah Terindah Setelah Duka37 Bab 37 Menyimpan Rahasia Baru38 Bab 38 Hamparan Pagi Mengobati Luka39 Bab 39 Memancing Cinta Di Kolam Pancing40 Bab 40 Izin Untuk Sebuah Cinta41 Bab 41 Penghinaan Membuka Kejujuran42 Bab 42 Awal Sebuah Kehancuran43 Bab 43 Sepucuk Surat Pembawa Nestapa44 Bab 44 Ciuman Pertama Di Pantai Cinta45 Bab 45 Ketika Cinta Harus Memilih46 Bab 46 Ketika Dua Lelaki Berbicara47 Bab 47 Cinta Yang Tergantikan48 Bab 48 Cinta & Kenikmatan Dalam Lembaranku49 Bab 49 Kebahagiaanku dan Jalan Gelap Dini50 Bab 50 Duka Di Atas Luka51 Bab 51 Kenikmatan Cinta Teguh52 Bab 52 Bercinta Dalam Cinta53 Bab 53 Asa Yang Usai54 Bab 54 Gelombang Bahagia Dalam Cinta55 Bab 55 Akhir Sebuah Rahasia Kehidupan56 Bab 56 Akhir Pertemuan Dua Hati