Istriku Bukan Selingkuhanku
ng P
uh penumpang kereta mulai terbangun dan mengemasi b
dengan berkata dalam hati, 'Harus samp
membuat kesesa
dibandingkan sebulan yang lalu bahkan sepuluh tahun yang lalu. Ada sebersit keraguan dan kebimbangan
yang akan aku ambil. Sampai di tangga akhir, aku melihat sosok yang sudah
aik-baik saja kan?" tanya lelaki yang tel
aja, seperti biasa nya," j
n 15 tahun silam. Dia adalah seorang lelaki yang sanga
u. Sambil menyusuri jalan menuju parkir, pikiran ku m
elamun, udah sampai i
an kami memasuki mobil, lalu mobil pun meles
apa kita?'' tanya Bram, s
a menghe
makan bubur kes
sambil menoleh
empat pangkalan bubur yang biasa kami singgahi untuk
, sesekali ia mencium punggung tanganku. Dan aku sangat mengerti
annya. Dan bukan hanya memancar dari wajah, tetapi dari suara, perilaku
sudah cukup membuktikan, bahwa kekuatan cinta kami memang begitu kuat. S
s menunggu lagi satu bulan lagi untuk bertemu. Oleh karena itu kerinduan k
ankah tetap sama, jika aku sampaikan sesuatu padanya tentang kondisiku saat ini? Sua
tkan aku untuk memakan bubur yang telah
angkok buburku. Dan seperti biasa, dia juga selalu menambahkan kacang kedalam m
mas ," ucapku
ahnya. Dalam hati aku bergumam 'oh kekasih hati ku, bagaimana bisa aku mengh
ang ibundanya yang saat ini sudah mulai sakit-sakitan. Dan tentang harapan kami, te
ingin banyak orang tersakiti atas cinta kami. Karena cinta kami bukan untuk meny
menit kemudian, akhirnya kami sampai pada rumah mungil kami. Seperti biasa, aku selalu melihat
terawat, mengingatkan aku akan kasih sayang Bram yang selal
ar untuk merapikan baju yang ada di dalam koperku. Tetapi karena, kerinduan Bram pada dirik
irku dengan lembut.Kerinduan kami pun tumpah dengan seti
at aku terbawa dalam getaran kerinduanku yang selama ini aku pendam. Hing
an bertambah keras ketika Bram dengan hasratnya y
m untuk berada diatas tubuhnya. Ketika diatas tubuhnya, aku mendekatkan a
ta pada Bram,"Mas, a
lembut. Dan hasratku yamg kian melambung, membuat aku memaj
ke bibir Bram, dan Bram dengan rakus mengh
nekan dan menggoyangkan bokongku lebih dalam ke bibir Bra
tas. Ia kini mengangkat kedua kakiku ke bahunya dan melakuka
ngsung mengangkat bokong dan mengoyangkan dengan keras hingga Bram ti
ikmatnya," Bram dengan napas tersengal-sendal mendesah dan m
elah ada disampingku, mengecup mesra keningku. Dan berkata,
ah oleh waktu selama satu bulan sekali. Kami curahkan dalam hasrat dan kasih sayang yang menge
kasih sayang. Masalah ibunda Bram yang tidak menyetujui hubungan kami, seperti biasa mas bram pun
ebuah perusahaan. Dimana dirinya, diharuskan untuk mengontrol beberapa cabang diluar kot
am memelukku dari belakang dan mendaratkan ciumannya di t
omantis dan penuh pengertian. Sangat paham, tentang apa yang membuat aku bertekuk lutut dihada
ndesah, "Mas
ambah erat. Hingga akupun merasakan batan
arku manja dengan memegang tangan
a sudah membalikkan tubuhku berada dalam hadapannya. Ciuman has
n padaku. Dan kebahagiaan seperti inilah yang selal
hasrat yang sangat mendalam, dan itu tidak pernah ber
menangis dalam perjalanan. Karena satu bulan adalah wak
harus ku jawab sendiri. Tentang mengapa hal ini terjadi? sampai kapan aku menjalan
ra dan hasrat yang tiap hari bergelora akan berakhir. Seperti
a aku ke kota suamiku, Bram. Dan keinginanku untuk memberitahukan perih
ari ibundanya. Sedangkan Bram, tidak bisa memberitahukan tentang keberadaan diriku
tu ibunda Bram. Dan Hanya berjarak satu bulan sejak pernikahan
ahi aku. tetapi ibunda Bram menolak diriku, karena ia berj
kahi ku, dikarenakan ia ingin meyakinkan ibundanya,
lai kertas, tapi tekad dan kuatnya cinta kami membawa k
ayang?" tanya Bram membuyarkan
yang akan ku bawa pulang ke kampung. Ingin rasanya aku mengatakan hal yang sebenarnya aku
da diriku. Aku merasakan mual-mual ketika harus menyikat gigi. Dan itu membuat h
u ini kembali menggangu. Aku berlari ke kamar mandi untuk memuntahkan isi dari
akit... kamu masuk angin?'
di sisi dari tempat tidur. Bram memijat punggungku den
i," ujar Bram masih menemaniku ya
mpung, aku tidak ingin terjad
jadinya. Mendengar Bram mencemaskan diriku. Bram pun te
ggis?" tanya Bram sambil me
hampir tidak terdengar aku kat
menjadi ganjalan hatiku, tang
dia berkata padaku,"Sayang aku bahagia mendengarnya, d
u bersedih atas berita bahagia
nya, aku harus katakan pada bunda, tentang kita dan
kita, dan aku berjanji, tidak akan ada
dikit tenang. Dia memegang perut
takutan atas hal apapun yang kita pikirkan, ternyata
kan berarti tidak adanya ketakutan, akhirnya yang aku takutkan selama ini, te
mencintai dan aku sangat berharap Bram dapat menjaga kami dengan baik. Tetapi
m mampu mencari jalan keluar, atas apa yang terjadi. Dan yang aku juga yakin,
aman. Dia pamit meninggalkanku, untuk bisa memberitahu bu
ram katakan langsung padaku. Kata Bram, ketika dia sampai di rumah, ibunda tel
Bram tidak bisa mengatakan yang seharusnya dia katakan pada ibundanya, dan keluarga
eduanya. Yang membuat hatiku hancur, hingga tanggisku pecah seketika. Khaya
menemani aku untuk bisa memahami kondisinya saat itu. Dia terus meyakinkan diriku, dengan memel
han ibunya ketika malam pertama mereka. Setelah satu minggu dalam keterpurukan, aku akhi
perbuatan yang melecehkan diriku. Dia tetap menjaga aku tidak ternoda hingga kami kepelam
ernikahan atas perjodohan itu disampaikan kepadaku. Ya, sepuluh tahun y
buat aku percaya kalau dirinya akan me
kter kandungan, aku ingin anak kita se
asihnya, membantu aku menganti pakaian, dengan
ang, nanti anak kita jadi ce
u mobil untuk pergi ke dokter spesialis kandungan, dengan