Istriku Bukan Selingkuhanku
AM
ndisi bunda dari jendela yang ada di ruang tamu pasien. Karena saa
ku tidak ingin bunda mengingat kejadian kemarin. Oleh k
saat ini, aku melihat dina sedang menyuapi bunda. Tetapi aku s
obat yang harus di minum oleh bunda. Setelah itu, aku lihat bunda meminum obat yan diberikan obat
at aku yang sedang duduk di sebuah sofa panjang
sarapan?" tany
ku keluar dari rumah Ajeng untuk mengetahui kondisi bunda di Ru
menyusuri lorong-lorong panjang yang ada di Rumah Sakit ini, untuk sampai ke
ikmati sarapan pagi ini, tanpa berkata sepatah kata pun. Selesai sarapan pagi, kami mem
yang terbuat dari kayu jadi. Aku lihat sebuah taman yan
kalau bunda kembali sakit dan harus dirawat. Tetapi aku tidak bercerita penyebab dari sakitn
jeng stress memikirkan hal ini. Yang aku tahu, orang dengan kehamilan semester pertama atau hamil muda, hatinya harus terus bahagia, tanp
ti dengan orang di sekitarnya, hingga terkadang ia jarang
an Dina membuyarkan pi
engan kondisi bunda saat ini?" tanyaku
an disarankan untuk tidak membuat emosi meledak, karena h
da saat ini, lalu aku pun bertanya pada
embiarkan Ajeng berkor
Dina hanya terdiam, tertunduk. Lalu Dina berkata," Mas Bram, bicarakanlah hal
g bisa aku sampaikan pada Ajeng. Kemudian aku balik bertanya pada Dina," D
angkat bahunya. Tetapi ia menjawab pertan
a sekarat, aku menyanyangi bunda melebihi rasa sayangku
yang harus kami dahulukan dan yang harus kami kesampingkan. Aku juga
asia yang telah ia ceritakan padaku. Kecuali ia sendiri yang menceritakannya. Mungki
gan kebohingan lainnya. Dan itu sangat kami sesali. Karena jalan di kedepan dari hidup kami, tidak
i. Dan menggangap kebohongan ini, untuk kebaikan semua pihak. Ternyata kebohong
arena dilakukan untuk sebuah kebaikan. Dan kini akhirnya, aku men
idak bisa menerima kenyataan, dan tidak bisa mengambil keputusan de
Kami tidak tahu awal mana yang harus aku perbaiki dari kekusutan masalah ini.
u saja waktu itu, aku bisa mengambil langkah tegas atas segala yang telah aku ketahui,
ng tidak pernah aku tepati. terasa sesak sudah dadaku. Hingga aku mengh
daku, karena dilihatnya aku memegang kepala
ahat saja," Jawabku sambil melepas
mikirkan beban yang terasa berat. Hingga Dina pun mengetahui p
k itu tanganku apalagi yang lain. Karena aku tidak ingin mempunyai rasa apapun.
i yang mempunyai hormon lebih tinggi dari wanita. Dimana segala sesuatu ha
ersih, sexy dan penampilan dirinya yang energik dan te
ntara Dina dan Ajeng sangat berbeda jauh dari pisik mereka. Tetapi ketulusan dan cinta ka
lenganku ketika, ia melihatku hampir terjatuh. Sempat pula aku dengar
angan mu ketika aku lihat kamu hampir ja
tu Din," jawabku c
m, kami hanya bemain dengan ponsel kami, dan tiba-tiba
, sekarang m
jika ada sesuatu hal dengan bunda. Dina pun hanya menganggukan kepa
itu. Karena saat ini bagi diriku Ajeng adalah segalanya. Aku berjalan menyusuri lorong
an napas sedikit terengah-engah. 'hm
o roti, untuk membelikan beberapa roti kesukaan Ajeng. coklat
an kulihat disekitar pinggir jalan ada beberapa lapak atau kios yang menjual beraneka r
an bisa menjaga diri dan bayinya yang ada dalam masa kehamilan mudanya. Beragam b
i meneruskan perjalanan ke rumah. Perlu sekitar tigapuluh me
u gerbang dan menyambutku dengan senyum ayunya. Hal itulah ya
an satu tali dan agak terlihat tipis. Jadi ketika t
embuka mobil dan keluar dari sana, aku sudah disambut dengan ciuman hangatnya y
pan sayang?" Tan
karenakan aku tidak tahu, dimana haru
ang aku bawa. Dan menga
jeng setelah dia memasukan
a hari lalu, tidak ada alasan lagi bagi Ajeng untuk kembali kekampung. Karena meman
an ibunda?" tanya Ajeng disela
yaa sayang," ucapkan sambil berpikir cara berbicara pa
ya. Karena aku tidak ingin terjadi dengan kandungannya di trisemester pertama. Ya
g kondisi bunda saat ini,"
penyakit gula bunda kambuh dan masih terus dalam pantauan Dokter di Rumah Sakit, ki
ni mas?" Terpancar kecemasan dalam wajah Aje
udah agak membaik," jawabku untuk menenangkan hatinyaSyukurla
beranjak pergi ke kebun sedangkan Ajeng merapikan dapur dan
a kami, pertama kali menempati rumah mungil ini. Ajeng yan
a tanaman kecil yang kami taruh di dalam pot. Seperti bunga melati
aromatic untuk kamar kami. Beberapa pohon besar yang ditanam, sel
tu itu aku buat. Waktu itu aku berpikir, hanya untuk mempermanis kebun itu ditambah suara gemer
biasanya sepi ketika aku membersihkannya sekarang sudah tidak lag
ti Ajeng sedang mempersiapkan makan siang seadanya. Aku melih
erikan isyarat kalau masakannya hampir selesai. Dengan mimik, ia m
jikan makanan di meja makan. Diavpun menyiapkan teh manis. Lalu kami pun makan sian
n meja makan, setelah itu aku memutuskan untuk mandi. K
a aku berlalu dari dapur menuju menuju kamar mandi. Dan dengan sengaja aku tidak membawa h
a. pikiran nakalku, membawa aku ke kamar mandi dengan