icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Istriku Bukan Selingkuhanku

Bab 3 Rahasia Yang Belum Terungkap

Jumlah Kata:2109    |    Dirilis Pada: 13/11/2022

AM

ndisi bunda dari jendela yang ada di ruang tamu pasien. Karena saa

ku tidak ingin bunda mengingat kejadian kemarin. Oleh k

saat ini, aku melihat dina sedang menyuapi bunda. Tetapi aku s

obat yang harus di minum oleh bunda. Setelah itu, aku lihat bunda meminum obat yan diberikan obat

at aku yang sedang duduk di sebuah sofa panjang

sarapan?" tany

ku keluar dari rumah Ajeng untuk mengetahui kondisi bunda di Ru

menyusuri lorong-lorong panjang yang ada di Rumah Sakit ini, untuk sampai ke

ikmati sarapan pagi ini, tanpa berkata sepatah kata pun. Selesai sarapan pagi, kami mem

yang terbuat dari kayu jadi. Aku lihat sebuah taman yan

kalau bunda kembali sakit dan harus dirawat. Tetapi aku tidak bercerita penyebab dari sakitn

jeng stress memikirkan hal ini. Yang aku tahu, orang dengan kehamilan semester pertama atau hamil muda, hatinya harus terus bahagia, tanp

ti dengan orang di sekitarnya, hingga terkadang ia jarang

an Dina membuyarkan pi

engan kondisi bunda saat ini?" tanyaku

an disarankan untuk tidak membuat emosi meledak, karena h

da saat ini, lalu aku pun bertanya pada

embiarkan Ajeng berkor

Dina hanya terdiam, tertunduk. Lalu Dina berkata," Mas Bram, bicarakanlah hal

g bisa aku sampaikan pada Ajeng. Kemudian aku balik bertanya pada Dina," D

angkat bahunya. Tetapi ia menjawab pertan

a sekarat, aku menyanyangi bunda melebihi rasa sayangku

yang harus kami dahulukan dan yang harus kami kesampingkan. Aku juga

asia yang telah ia ceritakan padaku. Kecuali ia sendiri yang menceritakannya. Mungki

gan kebohingan lainnya. Dan itu sangat kami sesali. Karena jalan di kedepan dari hidup kami, tidak

i. Dan menggangap kebohongan ini, untuk kebaikan semua pihak. Ternyata kebohong

arena dilakukan untuk sebuah kebaikan. Dan kini akhirnya, aku men

idak bisa menerima kenyataan, dan tidak bisa mengambil keputusan de

Kami tidak tahu awal mana yang harus aku perbaiki dari kekusutan masalah ini.

u saja waktu itu, aku bisa mengambil langkah tegas atas segala yang telah aku ketahui,

ng tidak pernah aku tepati. terasa sesak sudah dadaku. Hingga aku mengh

daku, karena dilihatnya aku memegang kepala

ahat saja," Jawabku sambil melepas

mikirkan beban yang terasa berat. Hingga Dina pun mengetahui p

k itu tanganku apalagi yang lain. Karena aku tidak ingin mempunyai rasa apapun.

i yang mempunyai hormon lebih tinggi dari wanita. Dimana segala sesuatu ha

ersih, sexy dan penampilan dirinya yang energik dan te

ntara Dina dan Ajeng sangat berbeda jauh dari pisik mereka. Tetapi ketulusan dan cinta ka

lenganku ketika, ia melihatku hampir terjatuh. Sempat pula aku dengar

angan mu ketika aku lihat kamu hampir ja

tu Din," jawabku c

m, kami hanya bemain dengan ponsel kami, dan tiba-tiba

, sekarang m

jika ada sesuatu hal dengan bunda. Dina pun hanya menganggukan kepa

itu. Karena saat ini bagi diriku Ajeng adalah segalanya. Aku berjalan menyusuri lorong

an napas sedikit terengah-engah. 'hm

o roti, untuk membelikan beberapa roti kesukaan Ajeng. coklat

an kulihat disekitar pinggir jalan ada beberapa lapak atau kios yang menjual beraneka r

an bisa menjaga diri dan bayinya yang ada dalam masa kehamilan mudanya. Beragam b

i meneruskan perjalanan ke rumah. Perlu sekitar tigapuluh me

u gerbang dan menyambutku dengan senyum ayunya. Hal itulah ya

an satu tali dan agak terlihat tipis. Jadi ketika t

embuka mobil dan keluar dari sana, aku sudah disambut dengan ciuman hangatnya y

pan sayang?" Tan

karenakan aku tidak tahu, dimana haru

ang aku bawa. Dan menga

jeng setelah dia memasukan

a hari lalu, tidak ada alasan lagi bagi Ajeng untuk kembali kekampung. Karena meman

an ibunda?" tanya Ajeng disela

yaa sayang," ucapkan sambil berpikir cara berbicara pa

ya. Karena aku tidak ingin terjadi dengan kandungannya di trisemester pertama. Ya

g kondisi bunda saat ini,"

penyakit gula bunda kambuh dan masih terus dalam pantauan Dokter di Rumah Sakit, ki

ni mas?" Terpancar kecemasan dalam wajah Aje

udah agak membaik," jawabku untuk menenangkan hatinyaSyukurla

beranjak pergi ke kebun sedangkan Ajeng merapikan dapur dan

a kami, pertama kali menempati rumah mungil ini. Ajeng yan

a tanaman kecil yang kami taruh di dalam pot. Seperti bunga melati

aromatic untuk kamar kami. Beberapa pohon besar yang ditanam, sel

tu itu aku buat. Waktu itu aku berpikir, hanya untuk mempermanis kebun itu ditambah suara gemer

biasanya sepi ketika aku membersihkannya sekarang sudah tidak lag

ti Ajeng sedang mempersiapkan makan siang seadanya. Aku melih

erikan isyarat kalau masakannya hampir selesai. Dengan mimik, ia m

jikan makanan di meja makan. Diavpun menyiapkan teh manis. Lalu kami pun makan sian

n meja makan, setelah itu aku memutuskan untuk mandi. K

a aku berlalu dari dapur menuju menuju kamar mandi. Dan dengan sengaja aku tidak membawa h

a. pikiran nakalku, membawa aku ke kamar mandi dengan

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Kereta Terakhir2 Bab 2 Penyakit Ibundaku3 Bab 3 Rahasia Yang Belum Terungkap4 Bab 4 Lorong Rumah Sakit5 Bab 5 Kehamilan Ajeng Semester Pertama6 Bab 6 Duka Ajeng7 Bab 7 Ke Kampung Halaman8 Bab 8 Keputusan Ajeng9 Bab 9 Benih Cinta Kedua10 Bab 10 Hasrat Terpendam11 Bab 11 Bagian Favorit Bram12 Bab 12 Kerinduan Ajeng13 Bab 13 Terlukanya Hati Istri14 Bab 14 Ke Puncak Asmara15 Bab 15 Hati Yang Kuat16 Bab 16 Angkara Murka17 Bab 17 Satu Hati Dua Cinta18 Bab 18 Dilema Cinta19 Bab 19 Kenikmatan Yang Mencairkan Kemarahan20 Bab 20 Kenikmatan Yang Berbeda21 Bab 21 Rahasia Hidup Dina22 Bab 22 Kembalinya Sang Ayah23 Bab 23 Pertemuan Dua Cinta24 Bab 24 Buah Hati Pembawa Restu25 Bab 25 Cemburu Istri Kedua26 Bab 26 Ketidakwarasan Dina27 Bab 27 Dilema Amarah Bram28 Bab 28 Kesempatan Kedua29 Bab 29 Hasrat Tujuh Hari30 Bab 30 Cinta Oh Cinta 31 Bab 31 Wujud Cinta Sejati32 Bab 32 Malam Pengantin33 Bab 33 Bayiku Sayang Bayiku Malang34 Bab 34 Obat Mujarab Stress35 Bab 35 Air Mata Perpisahan36 Bab 36 Hadiah Terindah Setelah Duka37 Bab 37 Menyimpan Rahasia Baru38 Bab 38 Hamparan Pagi Mengobati Luka39 Bab 39 Memancing Cinta Di Kolam Pancing40 Bab 40 Izin Untuk Sebuah Cinta41 Bab 41 Penghinaan Membuka Kejujuran42 Bab 42 Awal Sebuah Kehancuran43 Bab 43 Sepucuk Surat Pembawa Nestapa44 Bab 44 Ciuman Pertama Di Pantai Cinta45 Bab 45 Ketika Cinta Harus Memilih46 Bab 46 Ketika Dua Lelaki Berbicara47 Bab 47 Cinta Yang Tergantikan48 Bab 48 Cinta & Kenikmatan Dalam Lembaranku49 Bab 49 Kebahagiaanku dan Jalan Gelap Dini50 Bab 50 Duka Di Atas Luka51 Bab 51 Kenikmatan Cinta Teguh52 Bab 52 Bercinta Dalam Cinta53 Bab 53 Asa Yang Usai54 Bab 54 Gelombang Bahagia Dalam Cinta55 Bab 55 Akhir Sebuah Rahasia Kehidupan56 Bab 56 Akhir Pertemuan Dua Hati