Gamelan Retak
besemah yang menjadi menu utama makan siang itu. Bersama dengan beberapa m
ni orang nyebutnya cughup). Sebenernyo ado banyak air terjun, tapi dak galonyo gampang didatengi. Yang biaso
an lainnya. "Boleh juga. Jadi air ter
bae dulu. Jalannyo gam
pada Watining.
menyenangkan. Aku
jalan sekarang
ih dekat dari lokasi rumah makan itu, akses menuju ke sana juga mudah. Hanya butuh sekitar setengah jam perjala
a lalui. Seperti kata Beni, jalan menuju ke sana gampang dilalui dan mobil yang mereka
pasang muda-mudi yang sedang asyik berfoto dan bermain air.
odoh," goda Fakhri pada Watining
uga sudah banyak yang mau. Kamu
sambil tersenyum. Fakhri lalu memberi isyarat memangg
Fakhri sambil menyerah
ri. Dengan tangan kirinya, Fakhri merangkul Watining. Perem
foto, Beni menyerahkan pons
enyum-senyum?"
ngiro Bapak samo Ibu itu
a. "Kamu itu ad
. Fakhri mengikuti satu langkah di belakang Watining. Mereka berdua berendam kaki di air yang terasa dingin sambil memandang ke arah ai
*
ftar pertanyaan audit yang dibuat
Bu," jawab Fani sambil
makan malam tadi, mereka sibuk membahas tugas yang diberikan Fakhri dan Watining sebagai tindak lanjut pelatihan tadi pagi
atining menyadari kalau Fakhri begitu tampan dari foto-foto yang barusan diambilnya. Diamatinya juga foto-foto yang sebelumnya sempat dibagi Fakhri ya
ing mengalihkan perhatiannya ke Fani yang berdiri di
g merasa dibangunkan dari pikiran
ngkat, saya mampir ke sini, ya, Bu. Ad
h, si
pada para tamunya yang beranjak meningg
Fakhri ketika berdiri d
di pergelangan tangan kirinya yan
tidur sendiria
ng sempat susah tidur karena sedikit ngeri dengan suasana di hotel itu. Setelah Fakhri meningga
Mbak. Takut khilaf," balas
kok kh
anya juga tidur seka
ngan Watining menggoda Fakhri. Muka Fakhri kelihatan be
ning tertawa melihat Fakhri yang terkesan
aku?" tanya Wati
il memandang mata Watining.
" Fakhri kembali mematung d
aju dulu. Entar balik lagi ke sini." Fakhri
arusan. Meski tak tahu apa yang bakal terjadi, Watining pikir bahwa Fakhri bukanlah
ganti pakaian beranjak untuk membukakan pintu. Watining memakai
rsi yang ada di samping tempat tidur. Tangannya meraih remote cont
tining menunjukkan
akhri setelah be
opi instan buat Fakhri dan seca
sebelum aku tidur!" ujar Watining setelah meletakkan du
wab Fakhr
erdebar-debar. Sambil mengambil cangkir teh di nakas yang ada di sisi kanannya, Watining sempat mencuri pandang pada Fakhri yang tengah asyik menonton film di televisi. Dengan hi
g ditonton Fakhri. Lelaki itu tampak f
ya dim
u menyeruputnya. Cuma sekali seruput, Fakhri meletakkan kembal
ang di kasur. Tanpa mengubah posisinya, dia menoleh ke Fakhri yang masih fokus menonton film. "K
ditemani Fakhri yang gelagatnya tak menunjukkan akan melakukan sesuatu padanya selain menemaninya tidur. Jujur di dalam hati
langan yang kemudian dihempas oleh ingatan akan perempuan lain yang mengakui hubungan dengan suaminya yang telah tiada. Rasa
rsambu