icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Gamelan Retak

Bab 4 Seram

Jumlah Kata:1461    |    Dirilis Pada: 01/11/2022

at sejuk dengan kabut tipis yang mengambang di udara. Di kejauhan, hanya

sudah berlalu, tetapi Watining belum tampak keluar dari kamarnya. Fakhri mengamati sekelilingnya yang sepi. Tak tampak satu orang pun sejak

ngunci pintu. Dia tersenyum ketika beradu pandang dengan Fakhri. Watining tampak cantik meski berpakaian santai d

ajak Wa

ining berdiri. Mereka berdua berjalan mela

get," uja

agak s

n mancing. Enta

tining tak menjawab. Hanya tangannya yang mencubit pi

r Watining sambil menunjuk penanda arah bertuliskan RESTAURAN.

i kompleks hotel itu. Mereka berdua berhenti di depan pintu yang di atasnya bertuliskan RESTAURAN. Di bagian muka restor

ketika mereka berdua masuk. Fakhri merasa aneh. Di waktu makan malam

dupan? Jangan-jangan entar munc

ang Fakhri katakan. Matanya melotot, tapi bibi

rtu menu. Fakhri merasa kurang berselera untuk makan. Dia hanya asal pesan dengan memesan

yang tampak aneh, tetapi ruangan yang sepi dengan meja-meja kayu dan k

t lain saja! Aku kurang sreg ma

Fakhri. "Iya, aku

nak di hatinya. Hanya separuh porsi yang dihidangkan dihabiskannya. Setelah itu, dia menunggu Watining yang masih

tika mereka berdua berjalan di selasar bangu

nggak ada acara lagi. Pali

h delapan lewat,"

ul mau

seperti usulmu. Ngobro

sudah menipis dibandingkan sebelumnya setelah hujan yang turun tak begitu deras selama beberapa menit saat

ukan di sini," ujar Fa

ekilas dan kembali sibuk dengan ponselnya. Fakhri me

brol?" ta

. "Gini loh ... Mas Toni itu dikenalin sama Mbak Tuti waktu aku ke Solo bulan lalu. Dia ken

ama Mbak?" Watining tersenyu

sering ngobrol. Sekarang ini, dia sudah di

duda?" tanya

. Anak-anaknya s

hubungan

imana, ya? Aku lihat dia laki-laki yang baik. Kelihatannya dia

ngomong seri

ih ngarah

nya Fakhri yang merasa belum mendapat

ndak pernah tahu apa

gal Heru. Fakhri menilai itu sebagai hal yang sangat wajar. Di usia empat puluh tahun den

*

i atas kasur. Konon, di daerah yang berudara dingin, mandi pada waktu dini hari bisa mengurangi rasa dingin dibandingkan mandi pada pagi hari. Namun, Fakhri ragu untuk mandi setelah dia terbangun pukul lima

reka. Beni pasti tahu di mana kamarnya karena dia yang memesankan kamar untuk Fakhri dan Watining. Saat Fa

ualaiku

nggu di ambang pintu. Sebentar kemudian, Fakhri sudah kembali lagi ke ambang pintu. "Kamu duduk dulu. Saya

, Pak?" tanya Beni ketika Fakhri kembali dan duduk

ak tiduk di mano bae (Bisalah. Aku ini du

snya. "Wah, laju lamo nunggu Ibuk, yo (jadi

aru jugo sebent

u Watining," ujar Fakhri. Beni

iap, payo, ki

nya sekitar sepuluh menit perjalanan. Beni adalah staf administrasi yang baru diserahi tugas untuk mengurusi segala keperluan Fakhri dan Watining

a bagaimana), Pak? Lemak da

atnyo yang dak co

tu (Kenapa b

awab Fakhri agak su

yo, Pak. Siang ini, abis gawe kito (selesai kerjaan kita), Bu Fani ngajak makan di ruma

Aku melok ba

bawah kanopi pintu depan. Tanpa memarkirkan mobilnya terlebih dahulu di lapangan parkir, Beni langsung mengantarkan

ang sudah dikenalnya di kunjungan sebelumnya

alami Watining. "Maaf, Bapak

pa, Pak?" Fakhri agak bingung. Apa yang me

ujarnya sambil tertawa. "Mari, Pak, Bu, kita langsung k

bertanya-tanya mengapa Deri menduga dirinya dan Watining adalah suami istri. Pikiran itu baru

khri berbagi tugas dengan Watining. Watining diserahi tugas untuk memberi pelatihan audit yang di

rsambu

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka