icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Sang pendaki gunung

Bab 2 pendaki Gunung Slamet tersesat 14 hari pulang dengan selamat

Jumlah Kata:2883    |    Dirilis Pada: 24/10/2022

mendaki bersama dua rekannya, Iqba

unung Slamet dengan ketinggian 3428 MDPL sempat memetik bun

an alami itu terjadi di Gunung Slamet waktu musibah itu dan itu s

unung Slamet pada tahun 1985 it

ja saya bisa ketemu berada di Puncak Gunung yang ketinggia

gunung di tahun 1985 itu, jika ketinggi

i kalau ada yang mendaki gunung dibawah ketinggian

satu momen hingga sekarang s

n itu, jadi sehabis solat subuh, Iqbal meminta izin untuk menga

Edelweiss itu hendak diber

a, jadi ada satu teman cewek, satu kelas, satu jurusan sa

a kepada wanita yang disukai

dak banyak komunikasi, selang beberapa saat setelah saya meny

u berada pada posisi rumit. Sebab tahu

ya atau tidak, tapi dia menangis kemudian lari masuk kamar,

u dan si wanita yang dinyatakan

ke rumahnya Iqbal. Iqbal cerita aku sekarang nggak jom

a Alex mempersilahkan untuk bersama w

. Kemudian Iqbal mengungkapkan bahwa naik ke Gunung Slamet itu

di Purworejo. Nanti selesai pendakian Gunung Slamet kita kunjungi saya sera

ss itu akan diberikan kepada

da saat setelah selesai solat subuh itu, sahabat saya mem

unung slamet v

tersebut tak jarang membuat candu dan begitu menarik untuk kembai ke gunung tersebut. Itu pun terjadi pada saya (panggil saja

s 4 saja. Karena mengalami batuk-batuk akibat diguyur hujan lebat terus menerus dari mulai pos 1 h

tak bisa tidur. Akhirnya paginya gak summit attack dan turun duluan bareng 2 orang teman yang juga gak ik

o yang pengin ke sana. Akhirnya ya kita sepakat awal Oktober gas ke Slamet via Permadi Guci sekalian saya remidi summit attacknya.

Mas Catur orang Slawi dan Mas Rona yang asalnya dari Solo sementara kalau mba Ani sendiri gak jelas asalnya katanya karena Rumah di Magelang

rhan Ali yang merupakan salah satu pengurus basecamp Permadi Guci. Karena pendakian kita pada weekend

p. Lalu ada beberapa kelompok kecil yang dari Bandung, Cirebon, dan tentu kelompok kita y

elumnya foto bareng di depan basecamp bersama pak Burhan buat kenang-kenang

, buat menghemat pengeluaran juga sih, eh. Sementara Mba Ani dan Mas Rona naik ojek sampai gerbang Permadi Junggle (batas ladang) sementar

as Catur yang menunggu di pos 1. Menurut saya sayang juga sih kalau ngojek langsung ke pos 1 karena sebenarnya view utama jalur Permadi Guci berada di a

an kaki dan tenaga serta aklimatisasi tubuh terhadap cuaca dan keadaan di jalur pendakian ini. Setelah berjalan sekitar 1,5 jam akhirnya kita samp

karena sudah lama gak naik gunung. Ya ibaratnya otot-otot kakinya kaget karena dah lama g

i berbincang dengan pendaki dari rombongan lain. Dan saat ketemu dengan rombongan

i nyeker?" tany

enak mas," jawabnya sambil

etes sepatu model baru, spatu transparan" sonta

temu jodoh gara-gara obrolan ringan di trek pendakian kaya gini. dari awalnya cuma iseng nyemangatin t

empat duduk di pinggir jalur. Akhirnya kita tanykan ke rombongan bekasi yang ada di depan kita namun tak ada yang kehilangan kacamata. Hing

a-tiba bilang, "Di, cob tanya itu bapak tua itu siapa tahu kacamatanya." sambil memberi isyarat ke saya ke Bapak Tua yang sedang istirahat di pinggir ja

ngan muka pias sambil menggeram "hrrrmmrmmmm hrrrmrmmmm...." namun agak pelan. Pkoknya kaya orang gak suka dan sedikit horor gitu

lewatinya tiba-tiba geramannya semakin kencang dang seperti geraman harimau. Bahkan Mas

ni sepertinya ada sesuatu. Mas Rona yang juga pernah dapat pelatihan sebagai SAR pun melakukan beberapa pertolongan dan lang

g yang melilit di lehernya. Dan agak sedikit sulit membukanya karena t

h satu pendaki rombongan Bekasi yang melewati kita yang sedang pani

mencekam. Ditambah lagi setelah lihat jam ternyata menjelang waktu Dzuhur

a lepas. Lalu disuruh minum dan cuci muka sama ubun-ubunnya 3 kali. Melihat sudah agak baikan, teman si

anya mas Rona memasti

bapak yang dipanggil Aba

kayu tempat si bapak bersender dan tiba-tiba tangan saya terasa panas seperti ada tangan yang memegang gitu tapi panas. Dan

t di situ dan rasanya ngantuk banget namun karena lapar dia buka snack coklat dan baru satu suap. Tiba-tiba

kalau cuma kesedak mah gak separah itu ditambah lagi memang hawa di situ sanga

an makanan alias laperpedia. Si Abah pun langsung membongkar isi kerilnya dan mengeluarkan 1 box tuperware gede yang

ambil menikmati kurma dan anggur yang begitu menyegarkan dan jadi tambahan en

ng mendaki gunung bersama teman-temannya namun jarang sampai puncak. Karena memang usianya sudah hampir

ya sampai turun. Ditambh lagi muka si Abah masih pucat pasi dan belum kembali sepeti semula. Saya ajak aja si Abah buat ngobrol pengalamannya mendaki gunung agar pikirannya tak kosong sa

khirnya kita berpapasan di pos bayangan sebelum pos 2 dimana kita sedang makan siang mengisi energi. Da

Abah sedang beristirahat di pos 2 bersama rombongannya serta rombongan lainnya. Kita pun tak lama berada di p

ri langit bersamaan kabut yang semakin tebal. Akhirnya kita pun memecah 2 kelompok saya dan Mas Rona jalan duluan ke Pos 4

engeluarkan jas hujan untuk melawan air-air yang berjatuhan agar tak langsung membasahi

dari petugas basecamp yang terluka saat memotong pohon dengan gergaji mesin untuk pembuatan mushala dan fasilitas di pos 4. Hal ini karena didekatnya

tnya. Setelah mencari-cari akhirnya kita memutuskan untuk mendirikan tenda di tanah lapang sebelum pos 4 yang jadi spot camp utama. Hal ini kita ambil b

dan kita segera mendirikan tenda dan tentu saja setelah melepas lelah dan ganti pakaian mba Ani langsung

dakian pertama belum ada mushala dan toilet. Dulu adanya cuma toilet alakadarnya cuma dari kayu dan dikelilingin sama karung untuk penutupnya

nyantap makan malam dari chef andalan mba Ani. DImana kali ini menunya adalah nasi + sayur sop sosis potong ditambah tempe goreng serta sam

unya summit attack. Namun karena mas Catur gak kuat sehingga ia memutuskan besok gak ikut summit attack. Lalu disusul mba Ani

"Kalau saya bangun ya gas summitny

titik ini saya ragu sih masa iya dua kali lewat Permadi Guci cuma sampai pos 4 aja. Akhirnya saya

udah gak apa-apa biar nanti saya summitnya bareng

n mas Rona sementara mba Ani satu tenda dengan mas Catur karena kita bawa 2 tenda masing-mas

niii... Mba Aniii.

ambu

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka