Setelah Ternoda
dia hanya akan membenci Axelle, tapi ini bukan pelecehan dia melakukannya suka rela meskipun a
a menepuk pundak Vania untuk memberi semangat, dia merasa iba dengan Vania, apalagi mengingat begitu semangatnya Vania untuk melanjutkan sekolah dengan beasiswa yang dia
angkit menghadapi kenyataan yang akan terjadi nanti, dia harus siap apa pun yang akan terjadi,
tidak terus dalam penyesalan. Dia tidak mau membuat orang tuanya kecewa meskipun dia sudah membuat or
ya, Vania merasa kecewa karena setelah kejadian Axelle t
" sapa Dea. Gadis itu yang paling s
Vania lalu dia berjalan ke
ntrakan mereka , cukup berjalan melewati satu gang saja mereka sudah sampai. Gadis itu masi
n apa-apa semalam?" ta
ojek yang baru datang lalu dia berlari
rlarang," gumam Dea, dia sempat melihat Vania
a sudah berusaha menghapusnya, dia tidak menyadari kalau lelaki
, Neng?" tanya
orang tua di kamp
s mereka. Anak Bapak saja harus menikah sebelum lulus SMA gara-gara saya lupa tidak mengontrol pergaulannya, sekarang
tanggung jawab jika dia hamil. Segala pikiran buruk itu terus saja memenuhi otaknya, dia semakin takut jika memang hal bu
ya masih mencari sosok lelaki yang selama ini tidak pernah jauh
lah satu teman Axelle, bisa dibil
k sama kamu?" t
menmperhatikan Vania yag terlihat berbeda dari bia
bareng kalian baik-baik saja," ujar Bram. Mereka memang
atikannya dari atas sampai bawah, dia lalu menjauhi
dia hiraukan, vania segera berlari menuj
wa dia keluar kembali dan berjalan dengan malas, matanya tertunduk menatap langkah kakinya yang berjalan tanpa arah hingga dia terhenti
tidak berani menatap lama-lama mata sipit itu
lagi kalau tidak penting." Axelle berkata tanpa ada senyum sedikit pun, tatapannya tidak s
hindarinya, tubuhnya langsung lemas, dia takut kalau Axelle menjauhinya setelah kejadian semalam.
ia, itupun saat mereka tidak sengaja bertemu. Vania sadar kalau Axelle memang menghindarinya,
an kejadian itu, dia juga lupa kalau dia tidak datang bul
s menawari Vania, itu adalah masakan kesukaan vani
langsung berlari ke kemar mandi dan memuntahkan semua yang ada di dalam perutnya. Sampai t
napa?" t
i tidak tahu kenapa. "Mungki
tidak tega melihat Vania yang masih ingin memuntahkan isi p
ania yang tidak seperti biasanya, apalagi setelah kej
tubuhnya langsung lemas, "apa aku hamil
keluar, dia harus memastikan
dia benar hamil, dia bukan gadis polos yang tidak tahu tentang keham
memberikan tespek pada Van
tangannya. Mungkin jika itu adalah hubungan halal, setiap wanita akan merasa bahagia, tapi jika keadaannya seperti yang terj
elalu bersamamu." Tia meyakinkan Va
a membuka pembungkus alas sebesar jari itu. Tangan Vania berge