Love Trap
mu pun sebagian besar dapat dipastikan adalah tamu dari Louis. Resi yang sangat mudah bergaul dengan siapa saja, tidak pernah pilah pi
a sendirian dan tidak perlu berbincang-bincang basa-basi dengan ora
memperhatikan Melisa. Melisa, begitu menarik di matanya. Tak peduli dia
bete
an Resi ikut dud
ue cuman pengen
pange yang sedari
t bahagia
i terlihat men
ya. "Lo nikah dengan lelak
gak sebeba
sudn
at, gak sama den
pak tidak seperti Resi yang menyapanya tadi. Wajah Resi te
baik aja kan?"
dar. "Ah iya! Sorry, gue tingga
meneguk martininya dan merasa tidak yakin
gan istriku?" ucap Louis yang tiba-tiba d
an dari Louis. Kharisma Louis begitu mengint
lulus, aku ke Jakarta bersama suamiku dan
h menikah? M
g mengurus pro
penuh misterinya kembali terlihat. Dengan ketukan jarinya, bartender itu
abis," protes Melisa pada barte
engan pelayanan istimewa pula. Selamat
isa pun meneguk martini barunya dengan lahap dan mulai mencari-cari Resi untuk pamit. Se
ari para tamu undangan itu, tiba-tiba kepalanya pening hingga dia terjatuh dan seora
ngsur pulang. Kini hanya tinggal Louis, Resi dan
lisa?" t
ilet, Melisa pamit pulang padaku dan m
semua mobil para tamu undangan sudah tidak ada
ekali. Aku istirahat
hun!" balas Louis kemudian mengecup kening istri
mah utama. Jarak antara paviliun dan rumah utama cukup jauh, sehing
*
hanya dapat membuka setengah matanya, namun pandangannya masih samar. Lelaki itu membuka jas dan kemej
uk berontak dan berteriak. Dia merasakan sentuhan bibir dan lidah dari lelaki itu ke sekujur tubuhnya. Lel
engikatnya ke kayu dipan di atas kepala Melisa. Lelaki itu tidak meng
laki itu menyapu seluruh wajahnya. Lelaki bermata hitam deng
gumam Mel
kan cuping telinganya pada bibir M
ui.
engan bibirnya. Melisa tak mampu berontak, air matanya terus berjatuhan se
Louis kemudian berbaring di samping tubuh Melisa yang masih terikat. Dia menatap wanita malang itu lekat-le
ak?" tanya Louis pada
iri Melisa kemudian membuka ikatannya dan menyelimuti tubuhnya yang polos. Sebelum keluar dari kamar itu, Louis
pahit dalam hidupnya. Kemalangan demi kemalangan terus menimpa dirinya. Setelah kehilangan anaknya, kini dia telah kehilangan
s menerus mengalir menangisi rasa bersalah yan
le
a. Tanpa menoleh sedikitpun pada Melisa, pelayan itu menyimpan kotak itu
. Dalam kotak itu, terdapat tas miliknya berisi kunci mobil dan pons
itu samar karena terlihat dari belakang, namun wajahnya nampak begitu jelas. Meli
adalah ta
asuk ke dalam kamar mandi di ruangan itu dan membersihkan dirinya
amar itu kemudian mencari-cari seseorang. Seorang
rapan terlebih dahul
uis? Man
n Nyonya Resi sudah berangkat ke b
nda
berlibur keliling Ero
paviliun itu. Segera dia berjalan menu
an apa yang menimpa dirinya semalam pada Resi. Namun, belum sempat dia menelepon Re
ku menyimpan nomorn
sambungan telepon itu. "Hei, lelaki bre
yah Louis terdengar
maka foto dan video asusilamu akan ter
tir mobil dengan
am kejadia
ng. Aku harus memiliki sesua
ala
itu. Dengar, aku bisa melakukan apapun semauku. Jangan
Apa semalam kau tidak puas?!
h menging
janya. Terlihat sebuah foto istrinya bersama Melisa sembilan tahun lalu. Foto di saa
ku mendapatk