Spoiled Husband
sa pada suaminya. Mereka baru saja menikah tetapi en
egitu saja. Hanya menoleh tan
sanggup. Baru saja kemarin mereka melangsungkan pern
sebagai istri. Jangankan melakukan m
ah ibunya yang jaraknya ti
yang mempersuntingnya kemarin. Hati istr
i kan hidup nya lebih berwarna memi
osa sedang sesenggukan di kamarnya. "Kamu kenapa?"
sikap dingin terhadap ku? Bukankah aku istri mu?" suara Mo
n. Melihat keluarga mu yang b
ikan aku kebahagiaan. Kenapa tidak kamu batalkan saja jika kamu tidak mencintai ku?" Mosa
an, kalau menurut hati aku sudah meningga
berat menjalani pernikahan hanya karena kasihan. Tetap
Dan kamu bertanggung jawab atasku," isak tangis Mosa berkurang di
ami mu, tetapi kamu perlu ingat aku menikahimu karena kasihan. Jadi janga
elayani Roni dengan baik meskipun hatin
t menyiapkan keperluan ku. A
i ke kamar dia tidak ingin tangisnya
a berjarak sekitar 5 meter saja. Bahkan di dap
i seperti ini. Tetapi tidak ingin berlama-lama di kamar Mosa keluar un
n beberapa tahun yang lalu. Sehin
bingung hendak melakukan apa. Melihat Roni yang dari tadi dominan d
angi rumah mertuanya tersebut sekaligus mel
g Mosa mengucapkan sa
uk Mosa!" ucap Sarn
dan duduk di ruang tamu. Disana Roni sedang asyi
dang asyik berbincang dengan Roni da
ulai bekerja?" tan
ma di rumah teru juga jenuh," jaw
a miliki tidak jauh dari rumah nya. Tetapi beberapa kali dia harus meng
rni datar. "Lalu kamu kapan mulai
rumah mertua membuat Mosa sedikit kikuk. Terlebih sikap Roni y
ruh anak dan menantunya untuk pulang. Mosa
duk lalu masuk ke kamar mandi. Sedangkan Mosa me
dia memperhatikan teh yang ada di mej
dengan antusias dia berharap R
Jadi kamu gak perlu berlaku menjadi istri yang baik," jawab Roni ketus. Dia tidak
nya. Dia hanya memandang secangkir teh hang
gitu saja entah mau kemana dia t
ahan yang baru saja kemarin mereka langsung kan a
ibunya. Dia khawatir akan membua
. Lalu mencoba berhias diri untuk menyambut kehadiran Roni.
an terdengar suar
kl
ampiri Roni yang baru saja
napa kalau aku ke masji
in ke masjid untuk mengikuti solat berjamaah. Itu yang membuat Mos
diri bertanya "Mas, aku kira orang yang rajin beribadah ak
ya, "Kamu merasa aku pernah memukul mu? Aku
amu yang bertanya. Lalu aku menjawab iya. Lantas kamu perkenalkan aku dengan mbak mu lalu minggu depannya orang tua mu. Seakan kamu be
r
ebrak meja