Gadis Bercadar CEO
hnya pagi itu. Padahal sebenarnya ia bukan mahasiswa yang suka tak acuh pada pelajaran. Hanya saja, kal
nghemat beberapa biaya, termasuk lebih dekat jika ia ingin ke agen ekspedisi untuk mengirimkan pesanan toko online-nya. Namun, apakah bi
butuh untuk belajar tentang ego diri, bukan untuk menjadi egois. Karena menolak permintaan secara sadar yang tidak lagi bisa dipenu
pesan yang di saat ini sebenarnya tidak ia harapkan. Kaifa ingin berpikir sebentar, tetap
m, Fa. Nanti pul
h ditanyai begi
pulang, ya, ada
yang belum masuk. Tetapi setelah lewat beberapa menit, tidak ada pesan apa pun yang masuk. Kem
ti jam tiga sore. Paling b
li kurir yang biasa mengirim paket ke rumah. Beberapa kali Kaifa membaca pesan dari Ibunya t
udian segera setelah kelas pertama berlangsung tanpa terasa, Kaifa memilih untuk melaksanak sholat dhuha agar bisa
rikutnya. Ia melihat beberapa orang tengah berada di musala, kemudian berangsur pergi. Memang benar, bahwa sholat adalah penenang bagi hati
dalam musala ketika Kaifa baru menaruh tasnya sebelum mem
begitu mengingat siapa gerangan perempuan itu, namun ia memilih untuk tersenyum sembari mengulurkan tangan sebag
berkerudung ala-ala ibu sosialita di depannya itu. Tentu ia akan mengingat orang yang pernah ia temui, terlebih dengan gaya berpakaian yang sangat
al dipandang. Sebuah foto diperlihatkan kepada Kaifa, foto tiga anak kecil tengah berdiri dengan pakaian lusuh penuh debu. Sepertinya sehabis ber
u lima SD kala itu. Namun, satu anak kecil lainnya yang tak ia kenali. Jangankan mengenali siapa anak lelaki di foto itu, bahkan ia saja
awab pertanyaan terkait siapa anak laki-laki berkalung bandul salib di foto itu. Namun ia tak kunjung menginga
dirinya Tante Tina itu. Kemudian Tante Tina tersenyum lebar dan m
pa. Soalnya kan dulu Tante enggak pakai hij
adalah seorang mualaf. Artinya kadar keimanan akan Allah azza wa jalla itu ditemukan Tante Tina seiring menjalani hidup. Bukan sejak lahir
Namun, Kaifa bersyukur karena telah berusaha memperbaiki diri beberapa tahun belak
ta-cita untuk berkunjung ke Makkah dan menemui jejak-jejak Rasulullah di Tanah Haram baginya adalah kenikmatan. Meski terkad
nte. Semoga diberkahi segala
slam, Samuel menyusul." Kaifa mendengarkan dengan takdzim apa yang disampaikan Tante Tina itu. "Keinget katanya sama waktu ngobr
ang ingin ke surga bersama putra tercintanya. "Sejak itu, Samuel pelan-pelan menerima dan belajar tentang Islam. Lalu eng
cerita Tante Tina. Rupanya benar bahwa perempuan paruh baya yang sepertinya seumuran dengan ibunya itu telah me