icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

JATUH DI PELUKAN LELAKI BERISTRI

Bab 4 Pertemuan yang tak disangka

Jumlah Kata:1055    |    Dirilis Pada: 09/09/2022

DI PELUKAN LE

rt

*

selimut aku bersembunyi meratap

arna merah tergele

kepuasan dari wanita yang masih asli sepertimu," ujar

hkan air mata tak

itinggalkan begitu saj

rus berj

ti masih menjerit menerima kenyataan.

menjalani k

but nama-Nya sebag

semua ajaran kebaikan y

aku akan terluka jika

kepala. Apa kabar laki-laki yang

ahagia. Aku sungguh merindukan

ai tak punya muka walau seked

akdir mengantarkan aku pada tempatku yan

mulai me

ia ini daripada harus hidup dengan menanggung cibiran An

but senyuman hangat oleh Mami Asni y

akan aku, karena saat ini aku adal

alam kemarin. Ambil dan belanjakan

tu seharian ini untuk menikmati semua kemewahan

ngat kau tak boleh berbuat

h menjadi rumah untukku. Tidak ada

ri mencolek lembut dagu r

a saja yang aku suka. Uang yang b

rasakan saat ini. Hidupku hampa, set

terbesar, aku melihat sosok y

ga aku semakin yakin, bahwa yang a

ng. Rasa senang berca

laskan, jika Nyonya Jelita be

an binar mata yang sud

a sulit aku jelaskan. Mungkin karena terkej

ucapny

"Nyonya, aku sungguh bagai sedang

eraih kedua bahuku dan meren

ini. Maaf, Luka. Saya sudah mendengar tentangmu. Bahkan di kota ini

nya berdebar hebat, kini

h menampar keras hatiku. Sak

semua bukan

nah hadir dalam kehidupan saya dan Mas Abraham lagi. Ka

al demikian. Sedangkan aku masih terpaku

mua yang ada di sini memandang sinis, t

i. Aku berlari masuk ke dalam taksi

lang, Pak!" pe

, Nyo

npa membeli apa-apa at

kataan Nyonya Jelita sungg

k di desa, hingga sampai ke kota. Aku

dikatakan para lelaki hidung belang in

rta menyendiri ta

ri. Air mata seolah tak mau lagi keluar. Perih yang aku ras

pir berganti tahun. Aku semakin

n, hanya sesekali merasa di

ang datang ingin membayarmu mahal," u

sung menemuiku di sini!" perintahku sem

ah, sa

s keluar memanggil lelak

rlalu, akhirnya penikmat n

enoleh ke arahnya. Terdengar suara

n kaca. Betapa kecantikan ini ma

gan gaya apa?" tanyaku s

ni

ak menjawab ata

laki-laki itu tinggi dan sangat ideal. T

dak berdebar-de

apa

skan topinya, berlanjut denga

. Berewok serta kumisnya palsu, dan yan

" lirihku masi

am tanpa bersuara. Aku gem

ng Engkau m

tertunduk malu, dan seolah ribuan orang ten

kat wajah untuk kembal

ini tak pernah hadir, kini malah membun

ada naik turun menahan sesak

dah berdarah karena aku menggig

ya keluar. Aku tersedu-sedu sembari men

annya tawaran yang tadi ak

kamar ini, maka aku pa

aja Tuan Abraham mendeka

Tolong jangan menangis,"

mata dan merenggangkan diri

m meneteska

rtiny

sam

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka