JATUH DI PELUKAN LELAKI BERISTRI
LUKAN LELAK
rt
*
setiap detiknya tetap sa
ingga di suatu senja Ibuku meregang nyawa set
adalah azab,"
, maka selama itu pula kehidupan ka
g sudah tampak begitu lemah itu seketika menjadi
mendekatkan di
p setelah napas terakhir yang ia
eriakku
sama sekali. Keduanya sangat me
emakaman jasad Ib
lik Bibikku ini. Sedari kecil,
. Semua keluarga tak ada yang ma
gan perkataan kasar, tapi dia adalah satu-satun
u. Salah satu penyalur tenag
enawarkan sebuah pekerjaa
muka sebanyak gajih 3 bulan bekerja.
kat Bibik mendengar
ki agar aku ikut beke
i berbinar-bindar mendapat t
pasti bisa bekerja dengan baik. Bawa sa
i. Aku akan mengambil upah di sawah lebih giat l
pan untukmu, Nak." Bibik berkata dengan lembut, tap
ki
an Paman. Keduanya menyetujui tanpa mengetahui apa isi perjanjian dalam kertas ter
ta dengan dibawa
mani langkahku yangngantarku ke s
skan pada Paman dan Bibik. Temp
na-warni. Aku pusing dengan cahaya
at polos," ujar Pak Handoko membawaku pada seo
ana kau menemukanny
erlu dipolesin make up,
is ini sungguh luar biasa. Saya jadi teringat
h itu aku ditinggal berdua saja dengan wan
Ikutlah bersama saya! Dengan sekejap mata,
langkahnya den
dan mewah. Ada 5 wanita di dalamnya. Mereka sem
i?" tanya salah
annya secantik mungkin!" perint
empuk yang mengha
i apa? Mencuci piring, atau mengantarkan ma
kamar ini tertawa m
wa. Semua harus kau kerjakan," ujar
aku mulai takut. Tempat i
r. Penampilanku sungguh berubah. Rambutku yang panjang sudah
rna," puji
telah ini?" tanyaku
esial, dan akan menjadi harga ter
ami? Aku tid
anpa lengan yang aku pakai. Selama ini aku tak
mberitahumu?" tanya Ma
jadi pengantar makanan dan minuma
yang lain ke
i sini bekerja sebag
terhenti saat mendeng
penghib
kan keluarga menyebut Ibuku sebagai mantan wanita peng
semua mencerca aku kare
askan. Di dalamnya ada seo
rjaan kotor ini, aku mencoba kabur dan menentang perintah Mami Mer
k. Dua tamparan pun sudah melaya
n derai air mata
sudah membayarku pada Mami Mery de
ku, L
e arahku yang memang
g langka,
berg
ata wanita serakah it
air mata yang masih saja mengalir d
sembari membalikkan tubuhk
Wajahku tentunya
ngkat kepala. Tertunduk aku dalam
at daguku. Matanya tajam berpadu dengan tatapan m
ngat tampan. Aku sampai tak percaya jika yang berani membayarku
dalah lelaki penikmat n
enangis?" tan
anku ke bawah. "Apa lagi yang b
tert
hanya untuk melihat
tak t
tergugu di
au harus meng
pemberian
i sakit jiw
enangis denga
ubah namamu. Jika terus dibiarkan menggunakan nama Luka, maka
Sedari tadi lelaki ini hanya
dah ketakutan
ku, Tuan. Kau boleh memintaku bekerja di rumahmu selamanya tanpa gajih asal aku bisa keluar
ergeming beb
g aku,
nya. "Saya sudah membayar
eumur hidupku. Aku akan melakukan apa saja, k
ni
jahnya begitu datar. Aku semakin gemeta
sam