Dignity ( Demi Harga Diri)
lang ke rumah. Suri gelisah. Biasanya paling lambat pukul tujuh malam Pras sudah sampai di rumah. Jikalau pun Pras meeting atau sekedar mengobrol dengan c
istri yang cerewet. Bukan pula type istri yang selalu ingin merazia suami sendiri. Hanya saja ia khawatir karena tidak ada kabar d
h di luar rumah. Aku bukan anak kecil yang harus kamu beritahu k
kalau Pras memarahinya. Akhir-akhir ini Pras memang mudah sekali naik darah. Se
ras adalah sosok pemuda yang santun namun memiliki semangat juang yang besar. Mereka berdua berasal dari kamp
berjarak beberapa meter dan satu perusahaan pula. Mereka berdua melamar pekerjaan di PT Adi Busana Eka Cipta. Sebuah pabrik garmen besar di ibukota. Yang berbeda hanya jabatan mereka
ahirlah seorang putra tampan nan cerdas. Prawira Prasojo namanya. Wira,
kerja. Gaji sebagai buruh jahit tidak seberapa kat
a sudah mulai membaik. Begitulah, Suri berhenti bekerja, d
n tertinggi di perusahaan. Pras telah menduduki jabatan sebagai direktur utama PT Adi Busana Eka Cipta. Kedudukan
n tidak diangkat oleh sang empunya ponsel. Hingga nada panggil habis, ponsel juga tidak kunjung diangkat. Suri mengulangi panggilan. Perasaannya tidak tenang
al
sejenak. Berusaha menenangkan hatinya dulu baru berbicara. Terkadang
i mana? Sekarang sudah
i. Kamu pikir aku buta samp
engelu
mimu sedang me
ulang? Setidaknya mengabariku, Mas i
uk ongkang-ongkang kaki sepertimu di rumah. Jadi jangan cer
ik
nsel kala Pras menutup
kamu sekarang sudah tahu
tannya lagi. Saat akan beristirahat ke dalam kamar, motifikasi ponselnya berbunyi. Wanti, rekan kerjanya saat sama-sama bekerja sebagai buruh jahit dulu mengechatn
belum sakit
alau dirinya sedang sakit perut? Namun tak urung Suri membala
kit perut?" Suri membalas chat Wanti semb
perusahaan beserta keluarga. Hanya Mas Pras yang datan
emboho
edikit saja, langsung kumat." Walau dadanya terasa nyeri, Suri mengikuti s
a ingin menceritakan sesuatu. Tapi bagai
irinya dan Wanti sudah saling mengenal lama. Oleh karenanya saat nada suara Wanti bimbang seperti ini, Suri suda
an orang lain saja." Suri sedapat mungkin memperdengarkan nada suara yang biasa-
adap Bu Murni agak-agak terlalu akrab untuk hubungan antara ehm atasan dan bawah
e
gangkan. Berbagai macam syak wasangka berkecamuk di kepalanya. Murni Eka Cipta adalah pemilik perusahaan. Usia Murni
lu Bu Murni 'kan memang selalu dekat dengan sta
Coba kamu bayangin, Bu Murni mengambilkan makanan dan minuman unt
ni pada Mas Pras. Kata Mas Pras, ia bekerja ke
hanya tidak mau suudzon. Ia harus memastikan kebenarannya terlebih dahulu sebelum
kadang terlalu berlebihan, Ri. Aku takut, saat kamu menyadari kebenarannya nanti, semuanya sudah terlambat. Aku mengatakan ini karena aku menyayangimu. Kita sama-sama anak ran
tinya Wanti serius
nti ini tidak benar adanya. Namun apa yang disarankan oleh sahabatnya itu