Istri Yang Tidak Dianggap
pa permisi memasuki ruangan kerjanya. Wajah Agus terlihat memerah dan rahangnya mengeras, me
sangat lapar? Jam makan siang baru lewat lima menit
enyodorkan ponselnya. Napasnya terdengar memburu.
da apa?" tan
uk ponsel miliknya, memberi is
us, lalu mengeceknya. Sama seperti Agus, detik itu juga rahang Mars
enus jika melihat berita itu," ucap Agus. Laki-laki itu menggeleng pelan. "Venus sedang hamil
seperti Caroline. Ia juga tahu, sejak awal Ibu memang tidak menyukai Venus. Bahkan bukan hanya sekali Ibu terang-terangan menunjukkan rasa tidak suka
andung calon cucunya, Ibu akan menerima Venus sebagai m
n masih mencintainya, Ibu pasti tidak menyia-ny
angannya, meremas ponsel
il alih ponselnya saat tangan Mars terangkat ke atas hendak membanting po
bungi Venus dan m
*
ngan sang suami." Ibu Anggun menyunggingkan senyum ti
ergemuruh, tubuhnya bergetar menahan tangis da
Venus hanya diam, berdiri kaku, menerima setiap perkataan Ibu Anggun yang
apa serasinya mereka. Caroline sangat cantik, pintar, berprestasi, karirnya cemerlang, dan keturunan asli orang terhormat. Sangat sej
liki kelebihan apa pun. Apa yang bisa aku banggakan dari menantu sepertimu? Kau hanya akan
mpilkan foto Mars bersama Caroline. Foto begitu mesra dengan posisi Carol
n sekarang ucapan-ucapan Ibu Anggun yang terus menghina dan memojokkann
n dan Caroline sangat cantik, juga berprestasi. Caroline adalah seor
tuh semakin deras hingga, membasahi lampiran maja
cuci otak putraku, sampai harus jatuh cinta
adanya terasa sesak dan tenggorokan seakan tercekat karena suara tangis yang tertahan
an pun, aku tidak akan pernah menerimamu. Caroline
*
sa mensejajarkan posisi
n sudah tidak berada di hadapannya. Suara Mars di telepon menjadi ti
Suara Mars terdenga
umah Kak,
siaran apa pun di televisi, dan jangan
erdengar sangat panik," tan
r bergetar. Apa kau menangis?
mungkin Venus menahan gejolak hatinya.
riu
akan ada apa? Apa ya
ya kau ikuti saja
Kak, aku
emang istriku
enus justru tersenyum miris mendengar pujian Mars
ibawakan apa? Anak kita i
ada." Raut wajah V
ak
ya bercanda, tetapi perasaan Venu
enus menutup bibir agar isakannya tidak terdengar oleh Mars. Sungguh, dia tidak ma
melihatnya. Aku membaca berita
erasi. Aku hanyalah butiran debu jika dibandingkan dengan Caroline. Aku tidak pa
Non
perhatian Venus. Segera ia membersihkan sisa air ma
uh baya itu ters
enyum yang dipaksakan. Terus ter
da Non Tere
endatanginya ke rumah Mars. Apa ada sesuatu yang
enus katanya ingi