Istri Yang Tidak Dianggap
ian housekeeping harus bekerja ekstra cepat menyiapk
kamar pengantin mereka. Hidungnya langsung disambut oleh aromatherapy yang menenangkan. Kakin
" Netranya menyapu seisi kamar yang didominasi warna putih. Ranjang yang juga dihiasi den
memerhatikan Venus yang sedari tadi tidak berh
gerling ke arah Mars, memamer
ars bergejolak. Dia menggeleng seraya membuang napas kasar.
enunjuk nampan yang dil
ari belakang. "Bagian dari servis paket bulan madu." Menyibak r
nya. Membuat darahnya tiba-tiba berdesir. Tubuhnya seketika kaku. Entah k
untuk menutupi rasa gugup saat merasakan bibir t
wab Mars di sel
atian Venus berusaha melawan gejolak jiwa ket
nsasinya akan berbeda
Dia mulai merasakan sesuatu yang berbeda,
yang mulai apa
ud Kakak ... ahhk," pekiknya tanpa sad
gambil ponsel Venus dari saku jasnya. "Kau mencari tahu tentang
ya ke dalam. Wajahnya sudah memer
eras rupanya." Mengacak r
Memilin-milin jarinya. Dia menyesal
a? Dal
. Dia ingin mengatakannya, tetapi malu. Artikel itu me
V
wa karena aku tidak bis
i wajah Venus hingga wajah gadis itu m
legam, hidung mancung, dan bibir tipis yang menjadi favoritnya. Jujur, yang paling Venus sukai dari
kau sud
*
C kamar rasanya tidak mempan menembus kulit Mars dan Venus aki
sudah berada di atas tubuh Venus dengan bertelanjang da*da seakan mengesampingkan hawa dingin den
aat bibir Mars berdi
l my name
ars, a
epat. Tatapan mereka beradu dengan
hadapnya. Kemudian, melu*mat bibirnya pelan. Sebisa mungkin Venus menyembunyikan rasa gugupnya dengan membalas ciuman Mars meskipun terasa kaku
nya Venus ingin berhenti, tetapi takut Mars tersinggung ataupun kecew
an mulai mengeras di bawah sana. Membuat ia
gan buruk itu terasa semakin nyata. Ia tidak mengerti, kejadia
usatkan pikirannya pada sentuhan Mars. Namun, nyata
ra melepas pang*gutan bibir mereka. Jari-jarinya mengusap lemb
erurai air mata. Yang ia takutkan akhirnya terjadi. Ia
eluk tubuh Venus, membiarkan wanita itu menumpahkan air mata di da
bersalah menyeruak dalam diri Mars. Ia merasa dirinya sekar
Venus terd
bertemu. Jarak mereka yang sangat dekat, membuat Mars m
kan aku. A
u
gurungkan niat wanita itu untuk melanjutkan ucapannya,
a hanyut dan tenggelam ke dalam pikiran masing-masing. Sampai menit ber
a ada aku, Sayang. Hanya aku. Aku sangat mencintai
u m
me
a m
rasa kaku di awal, tetapi menit berikut
Venus di dalam m
tanya terlihat semakin sayu, rasanya dia su
jutkan kalimatnya, tetapi bibirnya sudah lebih dulu
enundanya lagi. Tangan jahilnya sedang bergerak melucuti pakaia
as tatapannya dari wajah Mars. Tata
berhasil melepas piyamany
asih takut?" t
enggele
al
idak tahu.
ehalus sutra milik Venus. "Aku berj
olos. Entah kenapa ketakutan itu muncul kembali dalam diri Venus. Dia tak
asku atau tidak. Kau cukup meneri
. Pria itu bisa melihat manik Venus ya
angat sebelum mengecup kening, kedua m
t. Debaran jantungnya semakin kencang saat netranya melihat tatapan laki-laki itu yang sayu dan penuh harap. Seakan
sudah siap?" tany
mbali me
inkanku mel
nus mengangg
u melakukan itu sekarang?" Mars terlihat
malu. Diam-diam ia menggerutu dalam hati karena
jawaban sekali lagi." Laki-l
gkah. Ia menutup wajahnya yang sudah sem
n kepalamu sekali lagi,"
angan Venus mengangguk beberapa kali. Dia
ajah Venus. Tatapannya yang tertuju pada mani
an bibirnya. Namun, saat mereka sama-sama
panggil Venus
..
s ... a-
Oh, s
n Venus, satu tangannya bermain liar di area dada, sedangkan tangan
.." Napas Venus men
Mars beralih me
ku .
?" godanya tanpa menghentikan akti
meng
pi gairah yang mengg
belet p
*