Perangkap Tuan CEO
dis itu sudah berada di dalam kantor Arthur demi menyerahkan laporan bulanan yang baru selesai dia kerjakan itu. "Apalagi Tuan Ar
Lalu dengan langkah kaki secepat kilat gadis itu segera menuju pada satu-satunya undakan tangga di
di bawahnya. Beberapa kali Eva juga terseok seperti terkena se
al saja bersama Ibu." Akan tetapi itu hanya impian belaka karena saat ini dia harus berhad
ya telah terenggut dari dalam tubuhnya. Rasanya, Eva ingin pingsan di tempat, bersama tubuhnya y
berdiri angkuh di luar pintu. Kedua lengan jatuh bebas di udara, dan mata memandang
a sudah berjalan cepat dengan wajah menunduk demi mendekati Arthur. 'Bersikaplah biasa saja, Eva! Jika kau ingin segera keluar
Gila, bahkan suaranya saja seperti petir
Arthur, tapi justru itulah hal yang paling wajar. Tidak ada
dan tegas milik Arthur, Eva menyerahkan laporan itu di atas meja Arthur. Dorongan p
yaraf wajahnya. Akan tetapi jika memang begitu lalu kenapa Arthur bisa terlihat sangat bengis dan kejam? Be
i tadi tidak bisa ditahan agar tidak tersengal. Pacuan jantungnya semakin menggila apalagi kala dia diam-diam melihat telapak t
esai diperiksa, akan tetapi jemari
tetapi, sial, suaranya terlalu susah untuk dikeluarkan. Bahkan hanya un
aat ini membuat Eva seperti mend
gan napasku?' Eva men
tidak bisa berkonsentrasi. Apa kau sen
A
ya pada sosok CEO yang berada di depannya untuk saat ini. Wajah Eva masih pucat pas
rik sekilas pada Arthur yang duduk tak peduli sembari melihatnya. 'Apa dia gila
ebagai konsekuensinya tenggorokannya kini serasa perih. Sembari memegang tenggorokanny
g kem
perusahaan ini. Tidak ada yang lebih masuk akal dari itu, a
an maka dari itu Arthur berusaha me
ah memikirkan barang-barang apa yang akan dia kemas terleb
i itu menyingkirkan laporan itu, menggesernya ke tepi sampai di ujung sikunya.
dan tulang punggungn
i tengah kesenyapan ini, suaranya yang serak dan
ubuhnya yang layu dan gemetar
peray
n, atau perayaan hari nasional negara yang berhubungan dengan kepahlawanan, atau bisa jadi
orang sibuk membeli cokelat da
iya besok adalah perayaan valentine, Tuan." Eva berdeham d
asih tanpa ekspresi CEO itu tidak melepaskan Eva sedikit pun yang saja Eva yang tidak memuaskannya, maka dari itu CEO tersebut menduga bahwa semua ini terjadi karena Eva lebih fokus pada asmaranya? Iya, bisa saja
ekerjaan bergengsi ini maka dia akan melakukan apa pun yang dia bisa. Masih banyak uang yang harus dia tabung, da
waban atau penjelasan lanjutan dari Eva. Kini wajahny
ubuh tinggi semampainya saja seperti penguasa yang mematikan. Eva masih memperta
bagi Eva. Gadis itu beringsut mundur walau dia sama
dalam hati. 'Kenapa Tuan Art
dan kini berada pada jarak sangat dekat dengan Eva. Ujung lutut Ar
i melirik pada sepatu mengkilap milik Arthur. 'Dia tidak
pelan CEO itu mencubit dagu tersebut, memaksa Eva untuk menatap mata Arthur secar
ngak. Akan tetapi karena keputusannya itu, justru membuat Arthur semakin memaksa wajah Eva
at gadis itu melihat langsung pada mat
h senti sebelum dia bisa menyentuhkan kulit wajahnya den
*