Perangkap Tuan CEO
nginginkan hal itu. Tubuhmu, jiwamu, setiap jengkal kul
.
egeri. Akan terjadi sebuah insiden yang menggemparkan hari itu, ketika seorang gadis yang sela
sekali perhatian kala dia mampu membuat CEO-nya terobsesi padanya. Ini tentang Eva, yang bahka
paskan diri dari dominasi dan ra
l seperti sekarang ini. Ruangan kantor berbentuk cubicle yang berpetak-petak itu kini serup
h satu karyawan paling junior di departemen tersebut. Wajahnya yang berbe
gerumbulan orang-orang yang sudah berarak di depan pintu keluar dan meninggalkan meja masing-masing. B
u gadis berusia dua puluh tahun itu. Tangannya yang ramping dengan kuku jari yang lent
sa kau lakukan hanyalah menyelesaikan laporan bulana
aknya mayat hidup miliknya telah mendapat pompaan darah dari jantungnya
. Dalam kondisi normal dan bersemu seperti sekarang ini Eva layaknya seorang peri cantik
elah dia mampu merapikan rambutnya dengan gerakan kilat. Untuk menambah kesan ma
-ku," komentar Jeremy dengan tulus. Setelannya yang selalu rapi telah membalut sempurna tubuhnya yang sehat, yang agak padat karena otot.
eh Eva bersama s
rsenyum tanpa henti dengan mata kosong seperti berfantasi. Sekali lagi Jeremy tersenyum lalu menempuk pelan pundak Eva. Lelaki yang d
lekas terhapuskan dari wajah cantik miliknya. Poninya yang menutupi dahi seolah
emua itu karena Jeremy. "Gadis mana y
ja. Gadis itu adalah Sonia, teman dekat Eva di kantor tersebut. Sonia yang berperawakan tinggi bak model, ramping tapi terkesan kuru
unya mendongak dengan langkah kaki melenggak-lenggok bak model. Mungkin Sonia t
isa berhenti untuk melongok demi memandang kepergian Jeremy, si pujaan hati. Sekitar lima
mau membongkar rahasiamu sebelum valentine hah?" cerocos Sonia tanpa basa-basi, dia
an bajunya, seakan dia baru saja berbuat sebuah kesalahan. Setidaknya
knya seolah dia buta. Tangannya turun demi menjelajahi laci meja dan lalu membukanya. Nampak sebuah kotak kado deng
ah kadonya masih di dalam laci." Sambil memel
akan ada yang mencuri kado itu di dalam lacimu, jadi kau jangan memikirkan soal itu. Yang terpenting sekarang adalah ka
dia taksir sekarang itu seorang Jeremy, lelaki paling populer di perusahaan, yang digilai oleh seluruh gadis
cobanya. Tidak akan ada yang tau hasilnya kan? Sebagai teman dekat
kah seharusnya mendoro
, aku kan put
tidak membuat Sonia tersinggung sama sekali. Sonia adalah seora
alam ini, dan semoga kau berhasil dengan pernyataan cintamu besok." S
lirik pada teman dekatnya itu, yang kini sudah berlenggak-le
a menyebutkan semua keburukan Sonia dalam bisikan layaknya mantra yang sakti mandraguna, sampai seseorang
agi Arthur untuk turun langsung dan menemui seorang karyawan ecek-ecek seperti Eva, dan bukan hal yang lumr
ubah kebiasaannya, mak
ahi Sonia kini telah surut. Bagai tikus yang terpojok di antara beribu predator, Eva hanya bisa menunduk bersama keringatny
ss miliknya bisa mengancam dalam satu semburan paling lirih. Belum lagi matanya yang sangat dingi
menggila, yang rasanya mempersempit paru-parunya. Dan ruangan kantor yang tadinya serasa gerah karena banyaknya
Arthur adalah kebalikannya. CEO itu adalah neraka bagi Eva, dan mungkin bagi semua karyawan di perusahaan itu. Akan
hanya pada Eva, seakan CEO itu menaruh dendam paling pekat di seluruh bumi ini pada gadis itu, dan sea
ri sang CEO. Hingga membuatnya ingin pergi dan melarikan diri, terlebih
*