Cinta Dibalik Dusta
a. Baik-baik di rumah. Kalau
t kerjanya." Nia meraih tangan suamin
ia mendarat bibirnya di ke
n berlalu menuju mas
tersebut, Nia masih berdiri di teras rumahnya itu s
inikan aku ada janji sama
ke dalam rumah, dan bersiap-sia
rumah tangga mereka selama ini adem ayem, tak pernah ada masalah yang serius. Mereka saling mel
asi ke beberapa Dokter khusus kandungan. Nam
nya itu cacat, tidak bisa memberikan keturunan pada suaminya itu.
ng, banyak laki-laki yang nekat. Nia hanya takut, takut jika memang selamanya ia tidak akan pernah bisa memberikan anak pada suaminya itu, walau pun Dokter tidak mengata
n menatap Nia penuh tanda tanya, ia tida
sa memberikan kamu seorang anak," jelas Nia. Nia saat itu tidak bisa me
dia menarik Nia kedalam pelukannya, men
ya Alhamdulillah, tidak pun tidak apa-apa. Aku menikahi kamu bukan ingin punya anak sayang, tapi aku ingin hidup bersama kamu selamanya. Sudah jangan terlalu memikirkan
an pernah tinggalin aku ya Mas." Nia mengeratkan peluka
nt sedih dan bahagia bersama suaminya itu. Nia mera
ang, di mata Nia, Arvan adala
min besar yang ada dihadapannya itu. Kini
engan Dokter Sonya. Dokter Sonya adalah Dokter spesialis kandung
ujudnya Nia selalu berdoa dan meminta agar segara diberikan mahkluk kecil yang lucu itu. Tapi, bukankah berdoa saja tidak cuku
an mobilnya, Nia terlebih dahulu mengirimkan pesan pada Arvan-suamin
akit, tanpa menunggu balasan pesannya dari Arvan. Karna Nia tahu, Arvan tidak pernah memegan
atan sedang, butuh waktu sekitar sa
Nia langsung menuju
Nia saat memasuk
an duduk." sahut Dokt
uduk di kursi yang ada di
Nia?" lanjut
ok," ja
lah banyak hal yang Dokter Sonya sampaikan dan Nia pun sudah
itu saya permisi y
khtiar Bu Nia selama
..." Nia pun berlalu kel
ia menghelai nafas beratnya. Kenapa sulit sekali? Melihat orang-oran
n juga lumayan jauh, apa lagi di sore hari jalanan bisanya cukup ramai, tak jara
ug
brak tubuh Nia. Nia tidak menjawab, Nia malah men
a itu lagi, tangannya terlihat mengambil po
anggil wani
Mbak," s
buru-buru gak liat jalan, sampai-sampa
a kok. Oh iya ponsel Mbak-nya gak apa-apakan?
jahnya terlihat gelisah, matanya masih m
gan wanita yang berbalut hijab itu, apa lagi melihat
uman mau telepon suami saya, tapi dar
it, dia harus segara di op
mau di operasi?" Entah mengapa Nia merasa sangat kesahihan
ak. Saya bingu
apa tidak langsung di laku
Tapi..." Wanita itu terlihat r
kenapa
uami saya, minta buat transfer uang untuk biayanya, tapi tidak diangkat-angkat. Kalau saya pulang dulu itu tidak
ak admistrasi Mbak, biar
Biar nanti saya tunggu s
rikan kalau Mbak telepon dia gak diangkat-angkat. Ayo Mbak." Ta
otkan Mbak," protesnya mencoba mencegah Nia, namun Nia tidak m
si biaya administra
menghambur memeluk Nia. Nia membalas pelukannya
i manusia memang diwajibkan
un melepaskan
nganggukkan kepalanya
Mbak mau bantu saya. Oh iya saya janji akan segara membayar uan
er ponselnya serta nomer rekeni
ya akan hubungi Mbak secepatnya. Oh iya, kenalkan saya Ayu." Wanita itu mengulurk
a nemenin Mbak dan liat anak Mbak, soalnya saya harus cepat pulang, s
ekali lagi saya ucapkan ter
, saya du
Nia, hati-
menuju mobilnya dan melajukan mo