icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Aisyah (Kisah Pilu Gadis tak Beribu)

Bab 3 Rindu yang Membelenggu

Jumlah Kata:1487    |    Dirilis Pada: 06/07/2022

menunduk dalam waktu yang cukup lama, membuat Aisyah semakin tak

anya dengan suar

pat, mengambil air di kendi kemu

enaruh asal gelas tersebut kemudian menyebut

yum. Bibirnya pucat dan napas

harus segera ke kamar,” ucap Aisyah

i. Aisyah terus menggandeng Maimunah. Tubuh kecilnya sigap menjadi penopang tatkala neneknya terh

di dapur dan kehadiran mere

Ridwan, menilik

tidak

i mana? Dari tadi aku

atan batin antara keduanya masih begitu terasa. Cinta mereka tetap saling menguatkan sehingga ketika s

g. Perangai keduanya sangat lembut dan santun. Bahkan, dalam ko

ahut Maimunah memenuh

Kata Aisyah kamu batuk’

irahat dan setelah itu aku pasti akan segera sembuh. Ai

ggil Pak Ramli dan kita jual saja pohon kelapa

ih bisa memanen buahnya untuk kebutuhan Aisyah. Kalau

aimunah melihat wajah Aisyah yang

panggil

ya,

perjalanan. Baw

a sampailah mereka di kamar berukuran tidak terlalu lebar. Hanya ada sebuah lincak dengan kas

Syah. Mbok kayak yang

embantu Simbok untuk duduk dengan baik. Takut masih pusing atau merasakan sakit, Aisyah meminta simbok untuk be

mbalan di setiap sisinya. Hanya saja, ketika Maimunah sudah memakainya, ia

itu memejamkan mata. Tidak bisa tidur sebab batuk masih terus menyerang Maimunah dan Aisyah sangat

bok mau tidur dulu. Setelah ini pasti sudah sembuh,”

guk dengan hat

nyakit Simbok, sembuh

*

lumnya. Matanya pun terpejam dengan Aisyah yang terus berjaga di sampingnya, khaw

panggil

ap. Meski mencoba memejamkan mata, sama sekali tidak bisa. Wajah sang istri terci

jawaban. Tak sabar, Ridwan pun akhirnya bangkit

rpaksa ia melepaskan pelukan dari simbok, merapikan kain jarit yang digunakan sebagai selimut itu

asa untuk menarik perhatian. Ia yang tak bisa melihat itu me

nya Aisyah seray

nyakan keberadaan istrinya. “Di mana

kan simbok beristirahat. Apakah Mbah lapar? Biar Aisyah yang ambilkan,

aknya bayi yang menunggu sang ibu

ng kembali ke masa kanak-kanak kembali. Ingatannya yang sering lupa, emosinya yang sering tidak stabi

akan kasih sayang yang selama ini tidak pernah diberikan oleh siapa pun, termasuk abahnya. Aisyah

uk, sedih, ingin, penuh harap, bahkan merasa sangat kasihan

hagiakan mereka!’ tek

di rak, ia berjalan menuju bhernyik, tempat

tapi ada tutupnya. Dari luar terlihat seperti brangkas. Ukurannya cukup b

ah dan Mbah Kakung serta Simboknya itu memang jauh dari kesan rumah mod

n makanan. Kendi dari tanah untuk menyimpan air. Tungku untuk memasak dan Sobluk

h kendi berukuran mini. Sayur labu siam yang tadi pagi Maimunah petik Aisyah petik di pekarangan rupanya sudah t

embuatnya sedikit bosan. Ia pun penasaran d

Aisyah seg

lan menuju lincak tempat M

a, Mbah?” tany

dari

kerutan di wajahnya dengan rasa penuh cinta. Ia julurkan tangannya, sendok berisi nas

syah tersenyum sembari terus

kan minuman. Ketika itu pula, Ridwan merasak

t, Mbah pasti tidak akan mere

meratapi nasibnya. Yang jelas Aisyah sangat

encoba mengalihk

hut Ridw

ngan Simbok dulu. Usia kalian, kan, sudah tidak lagi muda,

tersenyum. Angannya terbang ke masa mudanya. S

embeli cobek. Kebetulan, Mbah meman

ng seni, ya? Kaligrafi Allah dan Mu

lemari, ettok, rak, dan semua perlatan di

li. Bagus!” pu

nya putihnya yang terlihat sebab hit

ung tangan sang kakek yang b

ya Ridwan seolah mengerti dengan sika

enggorokan saja. Ia menarik napas dalam, lalu membayangkan

ar saling mencintai? Apakah kehadiran dirinya memang diinginkan? Atau mungkin, apakah pria yang b

ginan dirinya untuk

Aisyah r

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Setelah Lulus Mau Sekolah di Mana 2 Bab 2 Ketakutan yang Teramat Sangat3 Bab 3 Rindu yang Membelenggu4 Bab 4 Ketulusan Hati5 Bab 5 Di Ambang Dilema6 Bab 6 Mencoba Bertemu7 Bab 7 Perlakuan yang Berbeda8 Bab 8 Meminta Pertanggung Jawaban9 Bab 9 Dua Pilihan yang Sulit10 Bab 10 Sindiran yang Menyakitkan11 Bab 11 Aisyah Azzahra12 Bab 12 Foto Usang di Sepanjang Kenangan13 Bab 13 Kehangatan Keluarga14 Bab 14 Dua Sisi Dua Kubu15 Bab 15 Kejadian yang Hampir Mengancam Nyawa16 Bab 16 Kondisi yang Menghawatirkan17 Bab 17 Biang Mala Petaka18 Bab 18 Ada Benci Ada Peduli19 Bab 19 Tamu yang Ditunggu-Tunggu20 Bab 20 Suara Hati Simbah21 Bab 21 Keputusan Seorang Abah22 Bab 22 Bernostalgia dengan Masa Lalu23 Bab 23 Risiko Dari Mengambil Keputusan24 Bab 24 Perdebatan Sengit25 Bab 25 Ada Benci Ada Sayang26 Bab 26 Apa Maksudnya 27 Bab 27 Hal yang Tidak Biasa28 Bab 28 Jangan Seperti Itu29 Bab 29 Tak Kuasa Melepas30 Bab 30 Kembali Pulang31 Bab 31 Hal yang Paling Ditakutkan32 Bab 32 Semangat, Aisyah!33 Bab 33 Tawa Ejekan34 Bab 34 Hari Pertama35 Bab 35 Larangan Berjualan36 Bab 36 Anak dan Menantu Durhaka37 Bab 37 Ide Licik si Tamak38 Bab 38 Lidah Manis Hasutan Dendam39 Bab 39 Dewasa Sebelum Waktunya40 Bab 40 Dilarikan ke Rumah Sakit41 Bab 41 Tetap Tenangkan Dia42 Bab 42 Hanya Berjanji, Sulit Ditepati43 Bab 43 Surat Cinta Ummi44 Bab 44 Jangan Tinggalkan Aisyah, Mbok!45 Bab 45 Pesan Mbah Kakung46 Bab 46 Kehilangan Keduanya47 Bab 47 Rumah untuk Pulang48 Bab 48 Jatah untuk Aisyah49 Bab 49 Aksi Nekat Demi Tidak Terlambat50 Bab 50 Maukah Kau Jadi Temanku 51 Bab 51 Perlakuan yang Berbeda52 Bab 52 Diskriminasi Itu Menyakitkan53 Bab 53 Fakta Apa Lagi Ini 54 Bab 54 Benar-benar Jahat55 Bab 55 Kejadian Janggal56 Bab 56 Mimpi Buruk57 Bab 57 Antara Sadar dan Tak Sadar58 Bab 58 Kekasih Simpanan59 Bab 59 Misteri yang Disembunyikan60 Bab 60 Ancaman Ekonomi61 Bab 61 Pengaruh Jahat62 Bab 62 Mau Menjual Tanah63 Bab 63 Semakin Ngelunjak64 Bab 64 Dalam Pengaruh Sihir65 Bab 65 Awal yang Baru66 Bab 66 Nasihat Kebaikan67 Bab 67 Apa Cita-citamu 68 Bab 68 Masa Remaja Memang Penuh Warna69 Bab 69 Hadiah untuk Aisyah dan Ahmad70 Bab 70 Asrama71 Bab 71 Ungkapan Hati72 Bab 72 Pertemuan Kembali73 Bab 73 Kehangatan Keluarga74 Bab 74 Luka Itu Masih Ada75 Bab 75 Bertemu Si Pengkhianat76 Bab 76 Malam Keberangkatan77 Bab 77 Dunia yang Penuh Sandiwara78 Bab 78 Cemburu79 Bab 79 Sepertinya Ada yang Suka80 Bab 80 Calon Imam81 Bab 81 Sakit Karena Rindu82 Bab 82 kedekatan dengan Abah83 Bab 83 Pembelajaran Berharga84 Bab 84 Pertemuan Setelah Cukup Lama Terpisah85 Bab 85 Tidak Sadarkan Diri86 Bab 86 Penyesalan Terdalam87 Bab 87 Jatuh Sakit88 Bab 88 Pulang Karena Sakit89 Bab 89 Pengakuan Mengejutkan90 Bab 90 Kembalilah Padaku91 Bab 91 Pernikahan ke Dua92 Bab 92 Khitbah Langsung Nikah93 Bab 93 Bagaimana, Aisyah 94 Bab 94 Surat Rahasia95 Bab 95 Dear Aisyah96 Bab 96 Percaya Kemampuan Diri97 Bab 97 Kepanikan di Hari Bahagia98 Bab 98 Pesaing Cinta99 Bab 99 Apa Opname 100 Bab 100 Di Antara Dua Pilihan